Sewaktu masih kuliah, istri saya sudah mulai bekerja sebagai guru les privat. Selain itu, istri saya juga pernah kerja part time sebagai pramusaji catering. Tugas pramusaji catering adalah menjaga makanan catering. Misalnya di acara resepsi pernikahan. Gambaran sederhananya, pramusaji catering itu orang yang menyiapkan semangkuk bakso dan membantu menyiramkan kuahnya saat kamu ingin mencicipi menu tersebut.
Mendengarkan cerita istri, saya merasa kerja part time menjadi pramusaji catering itu paling cocok untuk mayoritas mahasiswa. Berikut alasannya.
Daftar Isi
Kerja part time ini nyaris tidak mengganggu kuliah
Meski namanya kerja part time, sedikit banyak kerjaan tersebut dapat mengganggu perkuliahan mahasiswa. Contohnya ketika menjadi guru les privat. Kadang waktu mengajarnya siang atau sore hari di weekdays yang bertepatan dengan jadwal kuliah.
Kalau part time pramusaji catering jadwal kerjanya agak beda. Umumnya, mereka bekerja saat akhir pekan. Waktu di mana kebanyakan mahasiswa sedang tak ada kelas. Sehingga nggak mengganggu perkuliahan sama sekali.
Bisa bekerja sesuai mood
Kerja part time sebagai pramusaji catering itu tidak terlalu terikat. Mahasiswa dapat mempertimbangkan tawaran pekerjaan menjadi pramusaji sesuai keinginan hati. Bila sedang kurang mood bekerja, mahasiswa bisa menolak secara halus.
Beda dengan guru les privat atau penjaga warung makan yang mood atau tidak, tetap wajib datang. Mereka sudah memiliki kesepakatan sebelumnya dengan pemberi kerja. Perihal jadwal kerja dan ketentuan lainnya, yang pasti tak boleh diingkari begitu saja.
Gajinya lumayan
Gaji part time pramusaji di catering sebuah pesta atau acara itu lumayan. Pada 2015 atau 2016, gaji sehari kerja part time pramusaji di Semarang sekitar Rp50 ribuan. Mungkin di kota lain gajinya bisa jadi lebih tinggi. Dan saya rasa, di 2023 ini, gaji menjadi pramusaji catering sudah sudah naik.
Jika setiap akhir pekan dalam satu bulan selalu kerja part time pramusaji catering, setidaknya minimal bisa mengumpulkan Rp400 ribu. Nominal yang cukup lumayan. Terlebih mahasiswa di Semarang yang biaya hidupnya lebih rendah ketimbang Jakarta.
Dapat jatah makan 2 kali
Kerja di catering nggak perlu takut lapar. Sebelum mulai kerja, seluruh pekerjanya mendapat sarapan.
Nggak hanya sampai di situ saja. Setelah selesai kerja, semua pekerjanya masih mendapat makan siang. Meski hanya sekadar nasi bungkus saja, itu sudah sangat cukup bagi mahasiswa. Artinya, mahasiswa yang kerja part time pramusaji catering sudah bisa hemat uang sarapan dan makan siang sekitar Rp15-20 ribu.
Kerja part time boleh membawa pulang makanan
Perkara ini nggak semua catering mengizinkan pekerjanya membawa pulang sisa makanan. Tapi itu memang tergantung kebijakan pemilik. Namun, umumnya, pekerja catering termasuk mahasiswa part time pramusaji boleh membungkus makanan sisa acara.
Buat mahasiswa yang tinggal di kos, bungkusan makanan tersebut bisa mengamankan biaya makan sampai 2-3 hari. Mahasiswa bisa memanaskan kembali untuk makan. Sedangkan bagi mahasiswa yang tinggal di rumah kontrakan, hasil “rampasan perang” itu bisa dimakan bersama teman satu kontrakan.
Saya yakin semua teman kontrakan yang mengkonsumsi bungkusan makanan dari catering langsung bisa perbaikan gizi. Pasalnya, seluruh makanan dari catering nilai gizinya jauh lebih baik daripada mie instan, dong.
Risiko pekerjaan yang rendah
Risiko kerja part time pramusaji catering di acara itu rendah. Paling tidak lebih rendah ketimbang jadi ojol, yang punya risiko kecelakaan.
Paling mentok risiko part time pramusaji itu kesiram kuah bakso. Itu pun kalau pas kebagian jaga bakso. Misal kebagian jaga makanan lain kayak sate, saya rasa bakal lebih aman dan terhindar dari marabahaya.
Begitu sekiranya alasan mengapa sebaiknya mahasiswa kerja part time sebagai pramusaji catering. Di sini saya nggak bilang bahwa kerja part time jadi pramusaji itu nggak capek ya. Menurut penuturan istri saya, kerja jadi pramusaji catering cukup melelahkan, tergantung kebugaran, kesehatan, dan kekuatan. Tapi, di mana-mana juga yang namanya kerja itu capek, kan.
Penulis: Ahmad Arief Widodo
Editor: Yamadipati Seno
BACA JUGA Sebelum Memutuskan Kerja Part Time, Mahasiswa Harus Kritis Perkara Durasi Kerja