Meski negara sedang tidak baik-baik saja, warga Wonogiri sedikit merasakan angin segar di tengah panasnya situasi. Kereta Batara Kresna, (kalau tidak salah) satu-satunya kereta yang beroperasi di Wonogiri, menambah kecepatan perjalanan dan bisa jadi andalan para perantau.
Januari kemarin, uji coba penambahan kecepatan kereta Batara Kresna berjalan sukses dan berhasil memangkas perjalanan Wonogiri-Solo yang awalnya 1.5 jam menjadi satu jam. Meski yah, mengorbankan beberapa kambing yang main-main di sekitar rel dan bikin lalu lintas Solo agak terganggu, tapi kereta ini berhasil dalam uji cobanya.
Tentu ini jadi kabar yang amat baik buat para perantau asal Wonogiri. Perlu diketahui, pilihan transportasi umum di Wonogiri masih begitu terbatas dulunya. Sebenarnya, Batara Kresna beroperasi sejak lama. Tapi waktu tempuh yang begitu lama, serta kesediaan yang terbatas bikin kereta ini hanya rame saat hype di awal. Setelah itu, mati dalam sunyi.
Bus memang banyak, tapi kalau kalian perantau asal Wonogiri dari Jakarta misal, yang menggunakan kereta api, rasanya kok lebih enak berpindah kereta ketimbang harus ke terminal dulu.
Kereta Batara Kresna jadi solusi
Nah, bagi orang yang merantau tapi jaraknya nanggung kayak saya, Batara Kresna ini menjawab kegundahan. Memang, merantau ke Jogja dari Wonogiri itu nggak jauh. Motoran saja cuman butuh 2 jam. Kalau nggak macet sih, 1 jam keknya bisa. rekor saya sejam. Jangan tanya seberapa ngebut.
Tapi, misal katakanlah saya ingin ke Jogja sekeluarga, tapi nggak ada mobil, gimana? Di sinilah kereta Batara Kresna masuk jadi solusi.
Istri dan anak saya tinggal berangkat pagi dari Stasiun Wonogiri, menuju Solo, lalu naik KRL ke Jogja. Kelar. Dulu boro-boro, kepikiran saja nggak. Sebenarnya bisa saja naik bus, tapi anak saya nggak bisa diem di bus. Kalau kereta mah masih bisa liat pemandangan ya, jadi anteng.
BTW, pemandangan sepanjang jalur kereta Batara Kresna itu indah banget.
Andai waktu beroperasinya bisa lebih lama, saya yakin kereta ini makin jadi andalan. Para pejuang PJKA (Pulang Jumat Kembali Ahad) bisa makin banyak di Wonogiri. Dan jelas, para perantau selalu pulang bawa uang. Perputaran uang di Kota Gaplek bisa makin kencang.
Baca halaman selanjutnya
Potensi diserbu perantau luar kota begitu besar
Siap diserbu perantau
Beberapa hari lalu, saya mendengar kabar dari tetangga bahwa dia masih belum bisa mencoba kereta Batara Kresna karena selalu penuh. Artinya, kesadaran warga kabupaten untuk menggunakan transum sudah begitu tinggi.
Saya harap, hal tersebut bisa direspons pemkab atau KAI sekalian agar jadwalnya ditambah. Siapa tahu Lebaran nanti malah bisa sampai malam, mengakomodir para perantau yang pulang.
Dilansir dari Detiknews, pada 2019, ada 260 ribu warga Wonogiri merantau. Data terbaru yang didapat oleh tim Liputan Mojok dari Pemkab, ada 350 ribu perantau. Katakanlah 50 ribu saja yang pulang menggunakan kereta, pastilah Stasiun Wonogiri jadi rame. Jika masih pakai jadwal yang sekarang, saya kurang yakin bisa terakomodir.
Saya sendiri mengapresiasi pihak mana pun yang mengupayakan kereta Batara Kresna jadi lebih cepat dalam hal perjalanan. Kabupaten sekecil Wonogiri, yang kerap dianggap sepele oleh orang kota, nyatanya tetap diperhatikan. Terlebih dengan animo masyarakat yang besar terhadap kereta ini, jadi contoh bahwa orang kabupaten saja peduli dengan transum dan dengan senang hati menggunakan transum.
Lalu, Pemerintah Pusat nunggu apa lagi, kenapa nggak fokus transum untuk rakyat? Oh iya lupa, efisiensi.
Penulis: Rizky Prasetya
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA Menyusuri Jalur Kereta 100 Tahun Solo-Wonogiri Bersama KA Batara Kresna yang Membelah Bengawan Solo
