Keputusan Mihoyo tentang Anniversary Genshin Impact Memang Ra Mashok, Jadi Nggak Usah Dibela!

Mihoyo Genshin Impact

Mihoyo Genshin Impact

Pada artikel saya sebelumnya tentang PB ESI, saya sempat menyinggung soal betapa lemahnya daya kritis gamer Indonesia ketika berhadapan dengan kelakuan berengsek perusahaan gim. Saya sangat mengkhawatirkan hal ini sebab ini merupakan celah eksploitasi bagi para bajingan yang isi otaknya hanya duit dan duit tok. Imbasnya, industri ini gak berkembang, mandeg, dan gim-gim yang tersedia cuma itu-itu saja.

Kali ini, kejadian yang membagongkan datang dari gim dengan pendapatan sebesar Rp14 triliun sehari, Genshin Impact. Saya akan menceritakan sedikit seputar apa yang terjadi.

Pada tanggal 28 September kemarin, gim bikinan Mihoyo ini seharusnya tengah berbahagia bersama dengan fans di hari jadinya yang pertama. Namun, entah atas dasar apa, Mihoyo memutuskan untuk tidak merayakannya sama sekali.

Sesuai prediksi, internet terbakar dengan cepat. Gelombang protes menggulung forum-forum online seperti Reddit, Discord, Bilibili (khusus server China), HoyoLab, YouTube, dan Twitter. Rating Genshin Impact turun dari 4.6 hingga menyentuh angka 1.8 saja karena dibombardir oleh komunitas. Tidak cukup sampai di situ, para konten kreator Genshin Impact dengan jumlah subscriber besar, seperti Mtashed, Zy0x, Braxophone, dan TenHa juga menyuarakan kekesalannya secara terbuka. Bahkan salah satu dari mereka, Tectone, menyatakan rehat dari Genshin Impact karena sakit hati dan merasa Mihoyo tidak menghargai komunitas dan para konten kreator.

Menurut saya, Mihoyo hanya tinggal memberi klarifikasi atau surat pernyataan terbuka untuk meredam gejolak online tersebut. Namun brengseknya mereka justru ambil opsi yang paling menjijikkan. Forum-forum dibredel, sensor terjadi dimana-mana, dan beberapa konten kreator mengaku jika ditendang keluar dari Discord. Saya juga sempat mendapatkan info dari seorang teman di Jepang bahwa Mihoyo mengaku pada Google bahwa gim mereka terkena serangan bot dari perusahaan rival dan bukan karena gelombang amarah fans.

Sebenarnya, saya tidak peduli dengan event atau besar hadiah anniversary dari Mihoyo. Yang membuat kekesalan saya naik ke puncak ubun-ubun adalah reaksi mereka yang tidak berkelas sama sekali. Persis kayak pejabat dan publik figur Indonesia yang dikit-dikit pakai UU ITE dan pencemaran nama baik, seolah menambah bensin ke api yang kadung besar.

Para pembela Mihoyo

Berkaitan dengan paragraf pertama yang saya tulis, menarik untuk melihat bagaimana mayoritas gamer Indonesia merespon “peperangan” ini. Saya akan meringkas, mayoritas pendapat yang muncul dari pemain Genshin Impact di Indonesia.

Pendapat pertama, “Harusnya kalian bersyukur udah dapet gim gratis yang bagus kayak Genshin Impact.

Pendapat inilah yang paling banyak digunakan oleh pemain Indonesia. Ya, kebanyakan dari kita memilih untuk berdiri sebagai pembela perusahan yang membredel wadah komunitas untuk memberikan kritik. Dan pendapat seperti inilah yang paling bikin geleng-geleng kepala.

Apakah saya tidak boleh komplain atas pelayanan BPJS hanya karena BPJS itu gratis? Apakah saya harus bersyukur atas ribetnya mengurus perpanjangan SIM hanya karena sekarang tidak perlu lagi mengantri di kantor polisi pagi-pagi? Bagi kalian yang masih berpendapat seperti itu, silakan dipikir dulu baik-baik. Jalan untuk bertobat masih terbuka lebar kok.

Pendapat kedua,Sabar. Mungkin Mihoyo nyiapin banyak kejutan di patch selanjutnya.

Yap, betul sekali. Sekarang masih terlalu dini untuk menyimpulkan segala sesuatunya. Antisipasi komunitas terhadap anniversary itu, berdasarkan penelusuran saya lewat Google Trends. Sudah tinggi sejak tiga minggu yang lalu. Sayangnya, antisipasi ini tidak dibarengi dengan manajemen yang baik dari Mihoyo. Seharusnya, jika hype lebih tinggi dari apa yang sanggup disediakan oleh perusahaan, mereka bisa meredam dengan memberikan pernyataan resmi. Kemana Mihoyo ketika hype semakin tidak terbendung lagi?

Pendapat ketiga, “Heran deh sama yang pada protes. Kan mereka yang butuh Genshin Impact bukan Genshin Impact yang butuh mereka.

Ini adalah salah satu pendapat yang bikin saya bingung: apakah hari ini saya mau ketawa, menangis, atau ngamuk. Ya nggak gitu to, Bambank. Hubungan antara developer gim dan komunitas itu merupakan hubungan yang terjalin dua arah. Kalau developer nggak butuh komunitas, terus yang mau main gimnya siapa?

Sudah sewajarnya developer menghargai keberadaan komunitasnya dengan baik. Memang caranya nggak melulu harus dengan memberikan hadiah primogem atau mengadakan event gede-gedean. Kalian bisa lihat trailer-nya Battlefield 2042 yang isinya meme komunitas semua. Lewat trailer itu DICE, pengembang Battlefield, mengirim surat cinta ke komunitas yang bertahun-tahun setia sama seri ini.

Menurut saya, langkah Mihoyo dengan bredel sana bredel sini, coret sana coret sini, justru merupakan langkah kontraproduktif dalam membangun relasi yang apik dengan para fans. Kenapa mereka tidak memberi pernyataan terbuka lewat live-stream misalnya? Kenapa mereka diam saja ketika bola panas makin besar?

Pendapat keempat, “Terserah Mihoyo dong. Mereka kan bebas mau menanggapi komplain atau tidak.”

Dengan kata lain, kalau internet di rumah saya mati, Indihome berhak untuk tidak merespon komplain konsumennya? Ya ndasmu!

Ini bukanlah kali pertama komunitas Indonesia justru, entah mereka sadar atau tidak, berdiri di sisi perusahaan. Tidak jarang mereka juga bertindak apatis dan, yang bikin kesal, kadang mereka tidak sensitif juga.

Saya masih ingat waktu para pemain League of Legends: Wild Rift dicoret dari organisasi esports karena kontrak eksklusif MPL. Justru banyak orang yang membela keputusan Mobile Legends. Saya juga pernah membaca komentar-komentar di kanal YouTube The Lazy Monday yang membahas isu pelecehan seksual yang terjadi di kantor Activision Blizzard. Seperti yang sudah bisa ditebak masih ada oknum kita yang ngomong, “Wah enak dong kerja di sana. Bisa esek-esek tiap hari.”

Dulu sekali, anak rekan kerja bapak pernah sambat waktu main Call of Duty dengan saya.

“Aku hanya bisa seperti ini di Indonesia.”

“Lah kenapa?”

“Di Amerika, aku harus sekolah dulu baru main game.”

Mungkin di Indonesia, yang terjadi adalah sebaliknya.

Sumber gambar: YouTube Genshin Impact

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Exit mobile version