Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Kenapa Orang Meninggal Harus Diazani?

Rahmat Ailul Pradana oleh Rahmat Ailul Pradana
9 September 2020
A A
muazin kenapa orang meninggal harus diazani mojok.co

kenapa orang meninggal harus diazani mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Di desa saya jika bulan Ramadan, sehabis tadarus biasanya orang masih duduk-duduk di emperan masjid. Masih suka ngobrol ngalur-ngidul terlebih dahulu sebelum menunggu datangnya waktu sahur. Di saat seperti itu, mereka akan bergurau sampai bisa dibilang, sudah nggak ada akhlak. Bercanda dan mengejek orang hingga yang diejek berkeringat.

Pada suatu waktu, di kumpulan itu bergabung seorang teman saya yang baru kelar nyantri di satu ponpes ternama di daerah Bangkalan, Madura. Kepada dia, seorang teman yang lain bertanya.

“Kenapa orang mati harus diazani? Bukannya azan orientasinya sebagai tanda masuknya waktu salat?”

Ekspresi Ahmad, nama teman alumni ponpes itu, langsung terlihat gugup. Wajahnya seperti menjerit memikirkan jawaban. Saya ikutan latah memikirkan jawabannya. Saya pandangi wajah Ahmad seperti mengeluarkan cahaya lampu di atas kepalanya dengan ekspresi gugupnya. Sama seperti yang di iklan TV, saat kepala sudah mengeluarkan lampu begitu, artinya sudah menemukan ide, solusi, jawaban, apa aja lah.

Dengan mantapnya Ahmad menjawab, “Kan manusia ketika baru dilahirkan diazani, begitu pun ketika sudah meninggal.”

Berbinar wajahnya seakan-akan jawaban itu akan bisa memenangkan “adu mulut” kali ini. Ahmad menyimpulkan bahwa kalau awalnya, waktu pertama lahir, harus diazani; ketika meninggal harus diazani juga. Awal dan akhir harus sama.

Namun, Setya, nama orang yang memberikan pertanyaan, ternyata memberi pukulan balik yang cukup membuat Ahmad babak belur.

“Lah, kalau awal dan akhir disamakan kayak orang salat, seharusnya ketika ingin mengakhiri salat bukannya mengucapkan assalamualaikum, tapi allahuakbar. Kan awalnya ‘begitu’ mengakhirinya harus ‘begitu’ juga,” dengan nada meledek dan ekspresi sedikit nyengir Setya melayangkan uppercut.

Baca Juga:

UIN Adalah Universitas Paling Nanggung: Menjadi Sumber Rasa Malu, Serba Salah, dan Tidak Pernah Dipahami

Kuliah S2 Tidak Ada Pertanyaan Receh dan Bodoh, Semuanya Berbobot!

Menurut saya, mungkin Setya sudah mengalkulasikan jawaban sepeti itu. Makanya ia merasa di atas angin. Saking terhanyutnya dalam suasana saling melemparkan jawaban pertanyaan itu, waktu pun berlalu tanpa kami sadari. Menjelang waktu sahur kami pun mengakhiri obrolan tersebut.

Keesokan harinya Ahmad bertandang di rumah saya. Pertanyaan tadi malam ternyata tidak berakhir di masjid; masih menjadi pembahasan kami berdua di beranda rumah. Kebetulan abah saya (suami dari adik Bapak) sedang berada kursi tamu depan rumahnya. Saya menyarankan Ahmad menanyakan soal itu kepada Abah. Ahmad mengiyakan.

“Bah, kenapa orang mati harus diazani?” Dalam hati kami berharap mendapatkan jawaban secara mantik, bahkan satu paket dengan dalil-dalilnya. Agar kelak kami bisa menjawab dengan sahih bila menemukan pertanyaan semacam itu kembali.

Namun jawaban Abah di luar ekspektasi kami. Dengan tanggap dan santainya beliau menjawab, “Ya, karena tidak bisa azan sendiri.”

Dalam hati saya mengumpat sekeras-kerasnya. Sebab, jawaban Abah sama ngawurnya dengan pertanyaannya. Saya menoleh kepada Ahmad, “Kenapa kita tidak kepikiran untuk menjawab seperti itu ya kepada Setya”

“Iya, ya. Coba aku jawab seperti itu, pasti aku bisa menguasai keadaan tadi malam,” timpalnya keheranan pada diri sendiri. Ekspresinya seakan-akan mengatakan, “Kok bisa Abah menjawab seperti itu?”

Sejak peristiwa itu saya menyimpulkan, yang namanya pertanyaan ngawur harus dijawab dengan ngawur pula. Ya, walaupun sampai detik ini saya masih penasaran apa jawaban serius dari pertanyaan Setya itu. Sialnya, karena saya pelupa, ketika bertemu orang yang boleh dibilang mumpuni, saya selalu luput bertanya perihal ini.

BACA JUGA Kenapa Babi Haram? 

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 8 September 2020 oleh

Tags: azanislammeninggalpertanyaan
Rahmat Ailul Pradana

Rahmat Ailul Pradana

Anak pertama dari 3 bersaudara. Lulusan SMK yang masih serabutan.

ArtikelTerkait

Apa Itu Film Semi dan Bagaimana Menjelaskannya Jika Ada Anak-anak yang Bertanya

Apa Itu Film Semi dan Bagaimana Menjelaskannya Jika Ada Anak-anak yang Bertanya

27 Juni 2023
Untuk Orang-orang yang Kalah di Hari Kemenangan, Bertahanlah, Dunia Ini Mengasyikkan

Untuk Orang-orang yang Kalah di Hari Kemenangan, Bertahanlah, Dunia Ini Mengasyikkan

21 April 2023
kejawen islam sufistik sufisme abangan kiai MOJOK.CO

Perkara yang Membuat Sebagian Orang Abangan Nggak Respek Sama Kiai (2)

11 Juli 2020
Lebaran Sebentar Lagi, Berdamailah dengan Pertanyaan Kapan Menikah

Lebaran Sebentar Lagi, Berdamailah dengan Pertanyaan Kapan Menikah

13 April 2023
Trik Bertanya Ke Dosen biar Nggak Dikira Caper

Trik Bertanya Ke Dosen biar Nggak Dikira Caper

19 Oktober 2023
Tidak Turunnya UKT Adalah Misi Membuat Kampus Kaya, Mahasiswa Sengsara terminal mojok.co

Belajar Kesalehan Sosial dari Naruto

2 Mei 2020
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Madiun, Kota Kecil yang Banyak Berbenah kecuali Transportasi Publiknya Mojok.co

Madiun, Kota Kecil yang Sudah Banyak Berbenah kecuali Transportasi Publiknya

2 Desember 2025
Logika Aneh di Balik Es Teh Solo yang Bikin Kaget (Unsplash)

Logika Ekonomi yang Aneh di Balik Es Teh Solo, Membuat Pendatang dari Klaten Heran Sekaligus Bahagia

30 November 2025
Bengawan Solo: Sungai Legendaris yang Kini Jadi Tempat Pembuangan Sampah

Bengawan Solo: Sungai Legendaris yang Kini Jadi Tempat Pembuangan Sampah

2 Desember 2025
Nggak Ada Gunanya Dosen Ngasih Tugas Artikel Akademik dan Wajib Terbit, Cuma Bikin Mahasiswa Stres!

Dosen yang Minta Mahasiswa untuk Kuliah Mandiri Lebih Pemalas dari Mahasiswa Itu Sendiri

5 Desember 2025
7 Fakta Surabaya yang Bikin Kota Lain Cuma Bisa Gigit Jari

7 Fakta Surabaya yang Bikin Kota Lain Cuma Bisa Gigit Jari

30 November 2025
Angka Pengangguran di Karawang Tinggi dan Menjadi ironi Industri (Unsplash) Malang

Ketika Malang Sudah Menghadirkan TransJatim, Karawang Masih Santai-santai Saja, padahal Transum Adalah Hak Warga!

29 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.