Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Featured

Kenapa Masih Ada Orang Tua yang Memberi Bedak di Wajah Anaknya Hingga Cemong?

Seto Wicaksono oleh Seto Wicaksono
11 Februari 2020
A A
Kenapa Masih Ada Orang Tua yang Memberi Bedak di Wajah Anaknya Hingga Cemong?
Share on FacebookShare on Twitter

Sebagian orang bilang, masa anak-anak itu menyenangkan. Alasan yang diutarakan identik, kebanyakan berpendapat anak-anak kerjaannya hanya main, tidur, makan, main lagi. Tidak ada pikiran apa pun yang membebani. Begitu seterusnya hingga dewasa.

Pada poin tersebut, saya tidak bisa membantah. Sebab, saya pun merasakan hal yang sama ada masanya. Waktu di mana hari-hari saya dan sebagian besar anak-anak lain dipenuhi dengan keinginan untuk terus bermain. Jika diminta tidur siang, kemungkinan besar akan menolak. Harus diceramahi ibu lebih dulu, barulah kita merasa harus memejamkan mata agar tidak terus kena omelan.

Namun, jika ditelusuri kembali, ada beberapa hal yang kita alami pada masa anak-anak, lalu ketika diingat pada masa dewasa, bawaannya kok ya bikin mangkel. Nih, saya coba sebut beberapa di antaranya:

Pertama, sering kali dibelikan pakaian dan sepatu yang kebesaran. Entah kenapa, semasa kecil, saya sering dibelikan pakaian yang ukurannya lebih besar dari badan saya. Dari TK hingga SD. Alasannya selalu template, agar bisa dipakai 1-2 tahun ke depan. Biar awet dan menurut kepercayaan beberapa orang tua, badan anak itu cepat besar. Makanya beli pakaian yang ukurannya lebih besar agar masih muat dipakai dalam waktu mendatang.

Hal itu juga saya rasakan saat dibelikan sepatu. Bukannya tidak mau bersyukur, tapi karena mengenakan sepatu yang kebesaran, potensi tersandung lalu terjatuh juga lebih besar. Sehingga lebih membahayakan keselamatan.

Kedua, kenakalan apa pun yang kita lakukan semasa kecil, tegurannya selalu, “Jangan gitu, nanti dimarahin Pak Polisi, lho!” Sampai dengan saat ini, beberapa kali saya masih saja mendengar orang tua yang menegur anaknya dengan kalimat tersebut. Intinya, fungsinya untuk menakut-nakuti kita yang kala itu masih anak-anak.

Ketiga, selain itu, kenangan lain yang masih betul-betul diingat adalah bagaimana saya sewaktu kecil sering dipakaikan bedak secara sembarang oleh ibu hingga cemong. Dan itu tidak hanya dialami oleh saya, tapi juga beberapa teman lainnya. Kejadian serupa juga masih sering saya temui hingga sekarang di lingkungan tempat saya tinggal. Bagaimana anak kecil dipakaikan bedak hingga cemong. Sekilas memang terlihat lucu, tapi lama-lama kok saya malah merasa kasihan?

Padahal kan, bisa saja orang tua memberi bedak sewajarnya pada wajah sang anak. Diratakan, dirapikan. Bukan malah asal templok bedak sampai cemong. Ada yang terlihat terlalu tebal di bagian jidat, sedangkan di pipi kanan masih tidak terkena bedak. Ada yang seluruh wajah penuh dengan bedak tanpa diratakan, dan lain sebagainya. Mohon maaf nih, memang nggak bisa tipis-tipis, ya?

Baca Juga:

Saat Belanja Bersama Anak Kecil, Orang Tua Perlu Perhatikan Aturan Tidak Tertulis Ini

Bedak Marcks, Diam-diam Mampu Usir Bau Badan Kalahkan Deodoran

Pertanyaan saya, kenapa sih sebagian orang tua melakukan hal demikian—bahkan sampai dengan saat ini?

Karena merasa penasaran, saya mencoba untuk mencari tahu secara mandiri, bertanya ke beberapa tetangga, dan menempatkan diri jika ada di posisi mereka—kenapa harus memakaikan bedak kepada anak hingga cemong.

#1: Agar terlihat lucu.

Sebagian orang tua menganggap, ketika anak terlihat cemong, maka akan menghasilkan kelucuan tersendiri. Terlihat gemas. Apalagi jika sudah tertawa sambil menunjukkan giginya yang ompong. Tak jarang hal tersebut juga membuat anak ikut tertawa. Namun, yang perlu digarisbawahi, tidak semua anak mau dipakaikan bedak hingga cemong. Beberapa di antaranya merasa takut atau risih dan akhirnya malah menangis.

#2: Sedang terburu-buru dan tidak sempat meratakan bedak pada wajah.

Alasan ini biasa diutarakan ketika sudah terlambat atau mepet dengan kegiatan lain. Misal, telat bangun padahal anak harus berangkat ke sekolah, atau pergi ke suatu acara. Makanya, bedak jadi sembarang ditemplok pada wajah anak sampai tidak sempat diratakan.

Dengan segala alasannya, pemakaian bedak kepada anak hingga cemong masih saya lihat sampai dengan saat ini. Tidak bisa dimungkiri, pemandangan tersebut memang bisa mengundang tawa. Bahkan, hal ini masih sering dilakukan oleh Sule pada salah satu segmen dalam suatu acara di salah satu saluran TV swasta untuk melawak. Cara sekaligus gimmick yang ampuh untuk memecah tawa penonton, ditambah gaya bicara yang disesuaikan dengan anak-anak.

Dari sekian banyak kenangan masa kecil, rasanya hanya satu yang tidak ingin saya ulangi di masa sekarang: menggunakan bedak hingga cemong. Lha gimana, nggak mungkin juga kan saya minum es kopi kekinian di kantor dengan wajah yang cemong. Malu, dong.

BACA JUGA Bersyukurlah Kalian yang Pakai Bedak Viva di Kala Krisis Tetap Ayu atau tulisan Seto Wicaksono lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 11 Februari 2020 oleh

Tags: anak kecilbedakcemong
Seto Wicaksono

Seto Wicaksono

Kelahiran 20 Juli. Fans Liverpool FC. Lulusan Psikologi Universitas Gunadarma. Seorang Suami, Ayah, dan Recruiter di suatu perusahaan.

ArtikelTerkait

Membandingkan Step by Step Makeup dari yang Termudah hingga Tersulit terminal mojok

Membandingkan Step by Step Makeup dari yang Termudah hingga Tersulit

26 Juni 2021
Mitos Masa Kecil yang Dianggap Aneh padahal Bisa Dibuktikan secara Logika terminal mojok

Mitos-mitos Masa Kecil yang Dianggap Aneh padahal Bisa Dibuktikan secara Logis

8 Agustus 2021
higienis

Beruntungnya Menjadi Anak yang Tak Terlalu Higienis

21 Juni 2019
4 Ciri Orang yang Perlu Dihindari dalam Transaksi Utang-Piutang orang yang tidak mengembalikan utang mojok.co

5 Cara Mendapatkan Uang yang Sering Kita Lakukan saat Masih Kecil

1 Juli 2020
6 Hal yang Harus Diperhatikan Sebelum Pakai Bedak MOJOK.CO

6 Hal yang Harus Diperhatikan Sebelum Pakai Bedak

25 Juli 2020
Omong Kosong Inclusive Beauty di Indonesia Terminal Mojok

Omong Kosong Inclusive Beauty di Indonesia

18 November 2022
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Pengalaman Nonton di CGV J-Walk Jogja: Murah tapi Bikin Capek

Pengalaman Nonton di CGV J-Walk Jogja: Murah tapi Bikin Capek

4 Desember 2025
8 Alasan Kebumen Pantas Jadi Kiblat Slow Living di Jawa Tengah (Unsplash)

8 Alasan Kebumen Pantas Jadi Kiblat Slow Living di Jawa Tengah

3 Desember 2025
Desa Ngidam Muncar, Desa Terbaik di Kabupaten Semarang (Unsplash)

Desa Ngidam Muncar, Desa Terbaik di Kabupaten Semarang dengan Pesona yang Membuat Saya Betah

4 Desember 2025
6 Hal Sepele, tapi Menyebalkan Saat Zoom Meeting Mojok

6 Hal Sepele, tapi Menyebalkan Saat Zoom Meeting

30 November 2025
Mahasiswa UIN Nggak Wajib Nyantri, tapi kalau Nggak Nyantri ya Kebangetan

Mahasiswa UIN Nggak Wajib Nyantri, tapi kalau Nggak Nyantri ya Kebangetan

30 November 2025
Feeder Batik Solo Trans, Angkutan yang Bikin Iri Orang Magelang Mojok.co

Feeder Batik Solo Trans, Angkutan yang Bikin Iri Orang Magelang

2 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.