Seumur-umur main Twitter, kayaknya baru kali ini ada tokoh anime mati dan jadi trending. Sebelumnya belum pernah kayak begini. Atau saya yang nggak update? Orang-orang yang menonton Attack on Titan pada menangisi kematian Sasha Blouse yang terbunuh di episode 8 Attack on Titan musim terakhir, tapi saya mah biasa aja. Biasa karena memang sudah tahu dari beberapa bulan lalu karena saya membaca manga Attack on Titan.
Selain nggak kaget karena itu, saya juga biasa saja dengan kematian Sasha karena beberapa alasan. Menurut saya sih agak konyol menangisi Sasha Blouse itu. Percayalah, saya juga nggak merasa gimana-gimana saat melihat Sasha mati ketika membaca manganya. Cuma, “Yahhh, ada korban lagi,” dan tetap melanjutkan membaca manga dengan khidmat. Satu-satunya kekesalan saat itu adalah ketika membaca kolom terakhir manga, dan sadar bahwa harus menunggu sebulan lagi.
Oh iya, kembali soal kematian Sasha Blouse yang menurut saya biasa saja. Mungkin saya terlihat seperti orang yang kejam karena menganggap seorang mati (walaupun dia cuman tokoh fiksi) adalah sepele belaka. Kurang ajar sekali kisanak jika beranggapan seperti itu, saya juga masih punya rasa kemanusiaan dan empati. Cuma, untuk kasus yang satu ini saya punya alasan khusus, brooo. Yaudah, ini alasan-alasannya.
#1 Sasha cuma tokoh sampingan, nggak penting-penting amat
Sasha Blouse memang digambarkan menjadi tokoh yang sering tampil dalam survey corps angkatan Eren Jaeger dan kawan-kawan. Namun, ingat bahwasanya tampilnya dia ke grup tersebut disadari bukanlah menjadi tokoh yang memberikan dampak berarti. Dampaknya kayaknya cuma kesedihan tokoh-tokoh di dalam Attack on Titan saja, kira-kira gitu.
#2 Di Attack on Titan kematian adalah hal yang sering dan biasa
Dari episode pertama kita sudah disuguhi bahwa dalam dunia Attack on Titan kematian adalah yang biasa. Maksudnya, kematian akan sering ditampilkan seiring alur cerita berjalan. Pertama, korban yang pertama tewas adalah ibu Eren Jaeger sendiri. Kedua, yang dilawan adalah Titan yang suka makan manusia. Ketiga, korban yang berjatuhan sebelum Sasha udah banyak. Jadi, kenapa harus kaget saat Sasha Blouse mati? Bukankah kisanak sekalian sudah tahu bahwa komik ini menganggap kematian adalah hal yang tidak besar? Lihat saja, tokoh sekaliber Erwin Smith saja dimatikan. Udah hal yang biasa, kan.
#3 Seinen, Brooo. Bukan shounen
Ini bukan komik shonen yang jarang menampilkan kematian. Ini bukan One Piece yang kematian akan membawa dampak pengaruh besar, peristiwa besar, dan penuh dengan drama. Sadar bro sadar. Attack on Titan bukan shounen yang begitu, jadi kenapa harus kagetan, sih? Memang sudah biasa, kagak usah sampai misuh-misuh gitu ahhh.
#4 Risiko perang
Namanya juga lagi perang, risiko kematian akan selalu ada. Tidak ada waktu untuk bersedih lama-lama, tidak ada waktu untuk menangisi saat di medan pertempuran. Jadi, ya, kematian Sasha Blouse juga bukan hal yang harus diratapi lama-lama.
#5 Sudah waktunya
Emang udah waktunya saja. Namanya juga manusia, walaupun dia tokoh fiksi, kematian akan tetap datang bagi siapa pun itu. Nah, kebetulan saat itu memang Sasha yang menjadi korban dan entah kenapa Pak Haji yang memilih kematian Sasha Blouse. Entah ya, mungkin karena kesal makanan dicolong mulu?
Kematian tokoh anime memang menjadi hal yang paling menyebalkan, sih. Memang tetap saya akui seperti itu, cuma mau gimana lagi? Kematian juga diperlukan untuk kesan dramatis bagi alur cerita. Walaupun memang untuk Sasha Blouse kayaknya nggak ada dampak signifikan. Walaupun saya biasa saja, seenggaknya saya respek dengan Sasha yang memberikan alur komedi dalam Attack on Titan.
BACA JUGA Tokoh Protagonis Tidak Selalu Baik dan Hal Abu-abu dari Plot ‘Attack on Titan’ dan artikel Nasrulloh Alif Suherman lainnya.