Sejak saya kecil hingga sekarang, masalah-masalah di Kelurahan Silaberanti Palembang seolah nggak ada habisnya. Kelurahan yang terletak di Kecamatan Jakabaring ini selalu bikin resah. Terutama buat saya yang sudah lama tinggal di Kelurahan Silaberanti.
Kalau ngomongin soal lokasi, kelurahan ini sebenarnya berada di wilayah strategis. Di sekeliling kelurahan berdiri kampus-kampus swasta ternama. Di kelurahan ini juga ada Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang yang sibuk setiap hari. Belum lagi sekolah-sekolah yang jumlah siswanya ribuan.
Akan tetapi terlepas dari lokasi strategis Kelurahan Silaberanti Palembang, tetap saja ada masalah yang tak kunjung beres setiap tahunnya. Mulai dari masalah macet di jalan utama sampai rusaknya jalan-jalan membuat kelurahan ini semakin bikin resah.
Kelurahan Silaberanti Palembang paling sering banjir
Sampai tulisan ini saya buat, rumah saya masih terendam banjir setinggi lutut. Tapi, saya masih beruntung karena bisa pindah ke lantai dua rumah. Masalahnya, gimana nasib tetangga-tetangga saya yang rumahnya hanya satu lantai? Jelas rumah mereka tenggelam oleh banjir.
Fyi, Kelurahan Silaberanti dikenal sebagai kelurahan rawan banjir di Palembang. Kalau sedang musim hujan seperti sekarang ini, tiap lorong di kelurahan ini pasti nggak luput dari serangan banjir. Airnya kadang tinggi sekali sampai menyentuh paha orang dewasa.
Sebenarnya di sini banyak selokan yang harusnya menyalurkan air ke satu tempat biar nggak banjir. Masalahnya, selokan-selokan air itu kurang berfungsi karena ditutupi sampah rumahan. Jadi, ketika ada kiriman banjir atau tumpahan air hujan, airnya nggak keluar dari area ini lewat selokan, melainkan mengendap dan luber ke jalan-jalan di Kelurahan Silaberanti.
Jadi, begitulah kisah tempat tinggal saya. Banjir dan Silaberanti nggak akan berpisah sampai kapan pun. Banjir akan selalu abadi di kelurahan ini.
Baca halaman selanjutnya: Jalan utamanya makin sempit…