Kelebihan dan Kekurangan Investasi Perak yang Perlu Kamu Ketahui

Kelebihan dan Kekurangan Investasi Perak yang Perlu Kamu Ketahui

Kelebihan dan Kekurangan Investasi Perak yang Perlu Kamu Ketahui (unsplash.com)

Perak merupakan salah satu logam mulia yang punya nilai investasi seperti halnya emas. Bedanya, logam mulia satu ini memang kurang populer di tengah masyarakat. Alasannya karena volatilitasnya cenderung lebih tinggi daripada emas. Terlebih lagi, inovasi dalam bentuk investasinya masih sangat terbatas, tidak seperti emas yang punya banyak tawaran skema investasi misalnya tabungan atau cicilan emas. Padahal secara harga, nilai perak ini lebih murah ketimbang emas. Dan dalam penggunaannya di sektor industri, perak kerap digunakan sehingga permintaannya sangat tinggi.

Akan tetapi dalam beberapa pandangan tokoh, perak punya keunikan tersendiri. Saya kasih dua pandangan investor kawakan tentang investasi di bidang perak ini. Pertama Warren Buffett, dalam sebuah wawancara, dengan tegas lebih memilih perak ketimbang emas. Karena menurutnya, perak memiliki kegunaan industri yang lebih luas, seperti dalam bidang medis dan elektronik. Hal itu menjadi nilai intrinsik yang lebih jelas.

Sebaliknya, Buffett malah mengkritik emas karena dianggap tidak produktif dan tidak menghasilkan apa pun. Pada tahun 1997, dia membeli sekitar 3.500 ton perak sebagai bukti keyakinannya terhadap logam ini sebagai aset investasi.

Kedua ada Jim Rogers, seorang investor ulung dari Amerika Serikat, juga memberikan pandangan yang selaras. Dia menyarankan mempertimbangkan perak sebagai instrumen investasi terlebih ketika harganya lebih rendah dibanding emas. Rogers melihat perak memiliki potensi investasi yang menarik. Pendapatnya ini didasarkan pada fenomena permintaan perak yang tinggi dari negara-negara dengan aktivitas ekonomi besar seperti Cina dan India.

Pendapat kedua tokoh ini sedikit menunjukan bahwa perak dapat menjadi pilihan investasi yang menarik, terutama bagi mereka yang mencari alternatif selain emas dan tertarik pada komoditas dengan aplikasi industri yang luas. Nah, sekarang coba kita beda kelebihan dan kekurangan dari instrumen investasi ini.

Keunggulan investasi perak

#1 Harga Lebih Terjangkau

Keunggulan pertama perak adalah harganya yang jauh lebih terjangkau dari emas. Dilansir dari beberapa situs keuangan, misalnya di https://harga-emas.org/perak/ atau https://id.bullion-rates.com/, harga perak terbagi menjadi tiga golongan tergantung jenisnya.

Pertama, perak murni (Fine 999 Silver) yang per gramnya seharga berkisar antara Rp20 ribu hingga Rp26 ribu. Kedua, perak 925 (Sterling Silver) harga per gramnya sekitar Rp12 ribu hingga Rp13 ribu. Terakhir harga perak di Pasar Spot, menurut data terbaru, harga per gramnya adalah sekitar Rp15.649.

Jika kita asumsikan harganya Rp15 ribu per gram, sementara kamu punya dana sebesar Rp1,5 juta, kamu sudah bisa membeli 100 gram perak. Sementara untuk emas (misalnya Rp1 juta/gram), dana tersebut hanya cukup untuk 1,5 gram.

Harganya yang terjangkau sangat cocok bagi siapa pun yang ingin belajar berinvestasi. Setidaknya bisa buat melatih mental jadi investor melalui instrumen satu ini.

#2 Permintaan tinggi di sektor industri

Sebagaimana yang dikatakan oleh Warren Buffett, perak jadi salah satu logam mulia yang kegunaannya sangat banyak di sektor industri. Ia bisa dibilang jadi logam mulia yang serba guna. Misalnya di bidang elektronik sebagai bahan baku solder, kontak listrik, dan papan sirkuit cetak. Komponen untuk mendukung energi terbarukan seperti pembuatan panel surya. Kemudian bahan dasar pembuatan alat-alat medis.

Tingginya permintaan perak di sektor industri menjadi dasar yang kuat untuk melihat bagaimana berharganya perak sebagai sebuah instrumen investasi.

#3 Termasuk instrumen investasi “safe haven”

Sama halnya dengan emas, perak juga termasuk sebagai instrumen safe haven. Terutama ketika terjadi ketidakstabilan ekonomi global, terlebih yang diakibatkan oleh kondisi moneter dunia.

Saat krisis keuangan, perak dan emas menjadi komoditas yang punya daya tahan harga yang stabil sehingga sering dijadikan sebagai instrumen investasi jangka panjang. Misalnya pasar saham anjlok akibat krisis ekonomi, investor cenderung beralih ke logam mulia, termasuk perak, sehingga meningkatkan permintaan dan harganya.

#4 Likuiditas yang tinggi

Perak juga lebih mudah diperjualbelikan di pasar global karena permintaannya tinggi. Kembali lagi, banyak sektor yang membutuhkan komoditas ini menjadikan investor tidak perlu bingung ketika ingin menjualnya.

Perak fisik seperti batangan atau koin dapat dijual langsung ke toko logam mulia atau marketplace. Alternatifnya, investasi perak digital dapat dijual melalui aplikasi atau platform online sudah banyak menawarkan fasilitas jual-beli perak.

Kelemahan investasi perak

#1 Volatilitas investasi perak tinggi

Seperti yang saya sebutkan di paragraf awal, volatilitas dari perak ini lebih tinggi daripada emas. Harganya cenderung lebih fluktuatif. Alasan utamanya karena pasar perak punya ceruk yang lebih kecil sehingga perubahan kecil dalam permintaan dan penawarannya langsung berdampak signifikan terhadap pergerakan harganya.

Selain itu, statusnya yang tidak hanya sebagai instrumen investasi tapi juga memiliki kegunaan di sektor industri membuat fluktuasinya cukup terasa. Jika permintaan industri turun akibat perlambatan ekonomi khususnya bidang teknologi dan sektor industri terkait, bisa langsung berpengaruh pada harga perak. Fluktuasi ini sering membuat perak menjadi aset yang berisiko tinggi, terutama untuk investor yang tidak tahan terhadap pergerakan harga yang tajam dalam waktu singkat.

#2 Ketergantungan pada industri

Kelemahan kedua ini berkaitan erat dengan kelemahan yang pertama. Perak sendiri merupakan logam mulia yang sangat bergantung dengan sektor industri, khususnya elektronik, otomotif, dan lain-lain. Kalau suatu waktu sektor industri menemukan pengganti komoditas yang lebih murah ketimbang perak, boleh jadi harga perak akan menurun drastis karena permintaan terhadap komoditas ini menurun di sektor industri.

#3 Biaya transaksi tinggi

Dalam konteks investasi perak dalam bentuk fisik, investor harus siap menanggung biaya transaksi yang lebih tinggi dibandingkan emas. Spread harga beli dan jual perak biasanya lebih besar karena biaya produksi, distribusi, dan penyimpanan perak lebih tinggi akibat volumenya yang lebih besar.

Contohnya begini. Kamu membeli perak seharga Rp15 ribu/gram, harga jualnya di pasar mungkin hanya sekitar Rp14 ribu/gram, yang berarti kamu langsung kehilangan 7% dari nilai investasi. Spread yang besar ini membuat investasi perak kurang menguntungkan untuk jangka pendek karena kenaikan harga yang signifikan diperlukan hanya untuk menutup biaya transaksi.

Sebagai bahan pertimbangan, saya akan berikan ilustrasi kasar mengenai investasi perak ini.

Harga perak saat ini: Rp15.000 per gram. Kemudian kamu membeli 1 kg perak (1.000 gram) = Rp15.000.000. Setelah 1 tahun, harga perak naik menjadi Rp13.000 per gram. Nilai investasi kamu: 1.000 gram × Rp13.000 = Rp13.000.000. Keuntungan yang kamu dapatkan adalah Rp13.000.000 – Rp10.000.000 = Rp3.000.000 (30%).

Sebaliknya, jika harga turun menjadi Rp9.000 per gram, maka nilai investasi kamu adalah 1.000 gram × Rp9.000 = Rp9.000.000. kondisi tersebut artinya kamu mengalami kerugian Rp10.000,000 – Rp9.000.000 = Rp1.000.000 (10%).

Ilustrasi di atas adalah gambaran besarnya dengan mengesampingkan situasi ekonomi misal inflasi dan kenaikan suku bunga.

Nah, kurang lebih itulah garis besar tentang investasi perak. Yang paling penting adalah kenali profil keuanganmu, profil risiko, dan pastikan kebutuhanmu sudah terpenuhi terlebih dahulu, baru mulai berinvestasi.

Penulis: Muhamad Iqbal Haqiqi
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA 6 Aplikasi Investasi Emas bagi Pemula, Mudah dan Aman!

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version