Kecap Sawi, Kecap Legendaris sejak 1935 yang Hanya Bisa Dijumpai di Kediri

Kecap Sawi, Kecap Legendaris sejak 1935 yang Hanya Bisa Dijumpai di Kediri

Kecap Sawi, Kecap Legendaris sejak 1935 yang Hanya Bisa Dijumpai di Kediri (website Kecap Sawi)

Kecap Sawi adalah kecap idola ibu-ibu dan juga pedagang makanan di Kediri. Rasanya manis, ada gurih-gurihnya.

Ketika membaca artikel Terminal Mojok beberapa hari lalu mengenai kecap Lombok Gandaria, ingatan saya terlempar ke masa kecil ketika disuruh ibu membeli kecap ke warung kelontong dekat rumah.

“Nuk, tukokno kecap Sawi. Ojo sing liyane,” begitu kiranya ibu saya memberi wejangan pada saya agar jangan sampai salah dan membeli merek lain. Maklum, anak kecil suka lupa, kan. Hingga remaja, saya menganggap wejangan ibu biasa saja, sebatas untuk memasak. Memang apa bedanya dengan kecap lain, begitu pikir saya.

Akan tetapi sejak kuliah dan mulai aktif bereksperimen dengan bahan-bahan dapur, saya menyadari bahwa kecap Sawi memang istimewa. Entah karena lidah Kediri saya sudah di-training sejak kecil untuk hanya mencecap kecap satu ini atau bagaimana, yang jelas bagi saya kecap Sawi memang cocok untuk segala jenis masakan.

Tak tergerus zaman

Hingga saat ini, kecap asal Kediri ini telah berusia hampir seabad, tepatnya 88 tahun. PT Primarasa Food Industri sebagai perusahaan yang memproduksi kecap Sawi sebenarnya juga memiliki lini bisnis kecap dengan merek lain, yakni kecap Dua Burung. Tapi popularitasnya masih jauh berada di bawah kecap Sawi, khususnya di wilayah Karesidenan Kediri.

Kita bisa melihat bahwa kecap Sawi menempati urutan teratas rak perbumbuan di retail SRC (retail primadona di Kediri, hampir sama menjamurnya seperti Alfamart dan Indomaret) dan tidak pernah telat tersedia di toko kelontong terdekat. Di etalase online shop ibu-ibu di marketplace Facebook pun kecap ini tak luput jadi produk unggulan karena memang demand-nya yang sangat besar, khususnya dari pedagang sate, soto, tongseng, dan olahan masakan lainnya di Kediri.

Harus diakui kecap ini berhasil menancapkan taringnya di Kediri. Saya masih ingat betul ketika mulai booming iklan kecap Bango di TV dengan tagline “Malika kedelai pilihan”, masyarakat desa sempat beralih memasak dengan kecap Bango. Tapi hal itu tak bertahan lama karena pada akhirnya kecap Sawi tetap jadi pilihan utama. Hal serupa juga terjadi ketika kecap Sedaap mulai masuk ke desa saya, tetap saja ujung-ujungnya masyarakat kembali pada kecap Sawi.

Rasa manis dan gurih rempah yang melezatkan masakan

Persoalan selera memang subjektif, namun masakan Kediri yang cenderung manis (walau nggak semanis masakan Jogja), sangatlah cocok dengan racikan khas kecap Sawi.

Secara gamblang memang tertulis “kecap manis” di kemasan berwarna hijau milik kecap Sawi. Namun dibandingkan kecap manis yang lain, ada rasa gurih khas yang ditawarkan oleh kecap asal Kediri ini. Rasa gurih inilah yang semakin melezatkan masakan, khususnya jika dibuat untuk teman cocolan sate. Rasanya… duh, enak sekaliii.

Saya sendiri memang pernah menemukan butiran kristal seperti gula di kemasan kecap Sawi sachet 2 ribuan. Belakangan saya baca, kecap ini memang menggunakan berbagai macam gula termasuk gula kelapa. Sedangkan rasa gurihnya yang melezatkan masakan berasal dari rempah-rempah alami seperti bawang putih, pekak, dan sereh yang juga digunakan dalam proses produksi.

Kalau berkunjung ke Kediri, saran saya, sempatkan lewat pabriknya yang berada di Jalan Mataram No. 178, Karangrejo, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Kediri. Hanya lewat depan pabriknya, kita sudah bisa mencium aroma manis khas kecap Sawi. Siapa tahu bisa dapat kecap gratis, kan. Hehehe.

Kecap Sawi bikin kangen karena hanya bisa dijumpai di Kediri

Saya dulu sempat nggak percaya kalau kecap Sawi hanya bisa dijumpai di Kediri. Pasalnya, gimana mungkin kecap yang amat terkenal di kalangan ibu-ibu dan selalu laris ini nggak memperluas jangkauan bisnisnya? Tapi setelah dewasa dan pernah tinggal di beberapa daerah lain di Jawa Timur selain Kediri, saya membuktikan kalau memang betul kecap satu ini hanya bisa dijumpai di Kediri.

Hal tersebut membuat kecap Sawi berpotensi legit menjadi oleh-oleh khas Kediri bersama dengan tahu takwa dan gethuk pisang. Kakak perempuan saya yang kebetulan berdomisili di Madura pun selalu minta kiriman kecap Sawi alih-alih kiriman tahu takwa. Sebab menurutnya, tahu sama saja, baik di Kediri maupun Madura, sementara kecap bungkus hijau satu ini beda. Dijual di Madura pun nggak.

Bagi kalian yang masih newbie dan sekadar ingin mencicipi, kecap Sawi menyediakan kemasan sachet seribu dan dua ribuan. Jika rasanya cocok dengan lidah, kalian bisa beralih ke kemasan pouch 5 ribu/8 ribu. Biasanya untuk kebutuhan rumah tangga, yang paling laris adalah kecap kemasan botol pet karena nggak mudah tumpah dan nggak khawatir dikerubungi semut. Sementara kalau mamang-mamang penjual, biasanya mereka akan membeli dalam bentuk botol kaca isi ulang.

Tapi jika kalian ingin membeli dalam skala besar, kecap Sawi juga menyediakan ukuran jeriken dengan harga 180ribu-200 ribu rupiah, kok. Kalau saya pribadi lebih suka yang kemasan sachet seribuan karena pas untuk sekali masak. Tapi kalau kalian berbaik hati membelikan yang besar buat saya, saya juga mau, kok. Eh.

Penulis: Finaqurrota
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Kecap Lombok Gandaria, Kecap Asal Karanganyar yang Dipakai Hampir Semua Warung Makan di Solo Raya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version