Silo adalah salah satu kecamatan yang terletak di ujung timur Kabupaten Jember. Kecamatan ini berbatasan langsung dengan Kabupaten Banyuwangi. Meski tak lahir di Silo, saya mengerti apa saja keunikan wilayah ini karena pernah bermukim sebulan lebih di sini.
Selain menjadi kawasan yang menghasilkan kopi robusta berkualitas tinggi, Silo juga pernah masuk dalam daftar kawasan tambang emas yang diincar investor. Tapi beberapa waktu lalu izin usaha dan pertambangan (WIUP) di Silo dicabut oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Memang izin tersebut harus dicabut karena bikin rusak. Lagi pula warga Silo lebih sayang dengan keasrian alam mereka.
Daftar Isi
Silo Jember, sumber mata air berlimpah
Meski jumlah sumber mata air di Silo Jember tak sebanyak Klaten yang mendapat julukan 1001 mata air, Silo punya Sendang Tirto Gumitir. Selain dijadikan objek wisata, sendang ini juga merupakan sumber kehidupan warga setempat. Ada mitos unik di sini. Konon, siapa saja yang pernah membasuh muka di sendang ini akan menemukan jodohnya.
Sendang Tirto Gumitir diyakini sudah ada sejak zaman Kerajaan Majapahit. Menurut pitutur warga setempat, sendang ini adalah tempat pertemuan Layang Seto dengan Layang Gumitir untuk mencegat kepulangan Damarwulan setelah berhasil menumbangkan Kerajaan Blambangan.
Kelebihan lain sendang ini adalah airnya yang tak pernah kering. Bahkan saat musim kemarau panjang, mata air ini tetap mengalir, memberikan kehidupan bagi warga setempat.
Terkenal dengan biji kopinya
Kabupaten Jember memang bisa diandalkan soal pertanian dan perkebunan. Berdasarkan penelusuran saya, Silo Jember menjadi penyumbang biji kopi robusta yang sudah lama diekspor ke mancanegara. Biji kopi robusta kecamatan ini diketahui memiliki cita rasa yang khas. Hal ini juga yang menjadi salah satu daya tarik dari Kecamatan Silo.
Lantaran masuk dalam kawasan dataran tinggi, Silo memiliki wilayah perkebunan yang luas. Tapi ada satu catatan yang perlu diperhatikan pihak pemkab. Kiranya Silo tak hanya dijadikan bahan promosi ke sana kemari atau gimik politik di Kabupaten Jember. Kehidupan para petani di sini juga seharusnya bisa diperhatikan secara berkelanjutan.
Ada pecel legendaris Bu Ida di sini
Terakhir, kelebihan dari Kecamatan Silo Jember yang tak boleh luput dari bahasan adalah kehadiran pecel legendaris di sini. Jadi, tak hanya Kediri yang punya pecel pincuk, Garahan Silo juga punya pecel pincuk.
Saya teringat waktu kecil dulu, kala naik kereta api jurusan Jember-Banyuwangi. Biasanya ketika sampai di Stasiun Garahan Jember, para penumpang turun dan berburu pecel yang letaknya persis di depan stasiun. Rasa pecel khas Jawa Timur yang pedas gurih jadi incaran para penumpang kereta ini. Yang menarik adalah alas makannya masih menggunakan daun pisang, sungguh membuat rasa pecel bertambah jadi maknyus.
Akan tetapi semakin ke sini, karena kereta api tak berhenti di Stasiun Garahan Jember sejak tahun 2014, saya kesulitan mencicipi lezatnya pecel legendaris tersebut. Akhirnya jika kangen ingin makan pecel, saya pergi ke sana dengan kendaraan pribadi. Kalau kalian penasaran dengan pecel yang saya maksud, kalian bisa cari di Google Maps “warung pecel pincuk Bu Ida depan Stasiun Garahan”.
Itulah beberapa keistimewaan Kecamatan Silo Jember. Sebuah kecamatan yang menjadi aset terbaik Kabupaten Jember.
Penulis: Muhammad Haqiqi
Editor: Intan Ekapratiwi
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.