Kecamatan Kaliwungu Semarang adalah kecamatan paling selatan di Kabupaten Semarang. Oleh sebab itu, warga di kecamatan ini “kurang akrab” dengan kabupatennya sendiri. Maklum, untuk sampai Ungaran, warga masih harus menempuh jarak 41,9 kilometer.
Kondisi ini membuat Kecamatan Kaliwungu Semarang justru “lebih akrab” dengan Boyolali ketimbang kabupatennya sendiri. Maklum, kedua wilayah ini memang berbatasan langsung.
Melihat kenyataan itu, Kecamatan Kaliwungu Semarang rasanya jadi seperti “anak tiri”. Ia jauh dan mudah dilupakan.
#1 Kecamatan Kaliwungu Semarang berbatasan langsung dengan Boyolali
Letaknya yang berada di paling selatan, menjadikan Kecamatan Kaliwungu Semarang berbatasan langsung dengan Boyolali. Jadi, Kaliwungu itu memang cukup luas mencakup 11 desa/kelurahan. Sebagian besar lebih dekat ke Boyolali.
Oleh sebab itu, untuk beraktivitas, warga di sini lebih dekat sering ke Boyolali daripada ke Kabupaten atau Kota Semarang. Kebiasaan untuk belanja kebutuhan sehari-hari, rekreasi, hingga bersosialisasi ke Boyolali membuat warga Kaliwungu terasa jauh dari pusat pemerintahan.
#2 Dilema saat mengurus surat-surat penting
Salah satu “keharusan” bagi warga Kecamatan Kaliwungu Semarang adalah ketika harus mengurus surat penting. Keharusan ini, mau tidak mau, memaksa warga menempuh jarak jauh untuk pergi ke Ungaran, ibu kota kabupaten.
Ada satu hal yang “agak lucu” di sini. Jadi, kalau mau ke Ungaran, warga Kecamatan Kaliwungu Semarang harus menempuh jarak 41,9 kilometer. Nah, kalau mau ke pusatnya pusat di Kota Semarang, jarak tempuhnya malah hanya 22,6 kilometer. Sialnya, untuk mengurus surat penting, ya ke Ungaran.
Namun, meski pusatnya pusat lebih dekat secara jarak, waktu tempuh ke sana tepat saja lebih dari 1 jam. Boyolali yang “terasa jauh” justru lebih cepat dan dekat untuk ditempuh. Lucu sekali, tapi itulah kenyataannya.
#3 Tidak akrab dengan pembangunan dari kabupaten sendiri
Jadi, warga di Kecamatan Kaliwungu Semarang itu justru lebih bisa merasakan dampak kemajuan dan pembangunan dari Kabupaten Boyolali. Warga di sini malah jarang merasakan dampak pembangunan yang konkret dari pihak kabupaten sendiri.
Misalnya dalam hal wisata. Boyolali banyak membuat gebrakan baru dalam dunia wisatanya. Misalnya, Boyolali kini punya ke kebun raya bernama Indrokilo. Sementara itu, Semarang nggak punya kebun raya atau yang sejenisnya.
Mau bermain air dan ciblon, bisa ke Tlatar. Di sana, kamu bisa berenang sekaligus makan bareng keluarga. Atau, bisa juga ke Selo untuk menikmati gagahnya Gunung Merapi atau bisa bermain ke Cepogo Cheese Park yang semakin kondang. Di Semarang, untuk menikmati wisata harus menempuh perjalanan jauh dan tentunya bikin dompet jebol.
#4 Kecamatan Kaliwungu Semarang malah lebih pantas menjadi bagian dari Kabupaten Boyolali
Menjadi daerah paling selatan, seolah seperti menjadi anak tirinya Kabupaten Semarang. Untuk keseharian, malah mirip dengan warga Kabupaten Boyolali. Misal, ada banyak warga Kaliwungu yang memelihara sapi perah untuk diambil susunya oleh peternak dari Boyolali.
Oleh karena itu, banyak warga Kaliwungu yang sering ngaku orang Boyolali ketimbang. Ya karena memang sedekat dan seakrab itu.
Jadi, karena kultur Boyolali sudah melekat di keseharian Kecamatan Kaliwungu Semarang, mungkin sebaiknya pindah status saja. Lebih baik jadi bagian dari Boyolali. Lebih dekat, lebih strategis, dan bisa merasakan kemajuan Kabupaten Boyolali dengan mudah.
Penulis: Wulan Maulina
Editor: Yamadipati Seno
BACA JUGA Boyolali Utara, Bagian Boyolali yang Sama Sekali Nggak Mirip Boyolali, Malah Mirip Sragen
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
