Akhir-akhir ini banyak tulisan Terminal yang membahas mengenai potensi dan keunggulan suatu kecamatan, dan banyak di antaranya terletak di Sleman. Merasa tergelitik dan nggak mau kalah, saya juga akan mengenalkan kecamatan tempat saya tinggal dan tumbuh besar selama ini. Kecamatan itu bernama Gamping.
Kecamatan Gamping memang tidak seterkenal kecamatan lain di Kabupaten Sleman. Sebuah kecamatan serba medioker ini masih kalah pamor jika dibandingkan dengan Depok, Godean, atau kecamatan lainnya. Secara statistik pun Gamping bukan tier atas kecamatan di Sleman. Dari data BPS, Gamping masih termasuk dalam kecamatan dengan jumlah kepala keluarga miskin (>34%) terbanyak di Sleman.
Cukup sulit untuk mencari keunggulan dan potensi yang bisa digali dari kecamatan ini. Nggak banyak data pendukung yang ada internet soal Gamping. Saya butuh seharian untuk mengupayakan berbagai macam informasi supaya Gamping layak bersaing dengan kecamatan lain.
Setelah mengulik dalam-dalam dengan didukung observasi selama 20 tahun sebagai warga lokal. Saya menyadari bahwa Kecamatan Gamping punya nilai lebih yang bisa ditawarkan.
Daftar Isi
Nilai sejarah dan budaya Kecamatan Gamping tidak kaleng-kaleng
Gamping mengambil bagian penting dalam sejarah Kesultanan Yogyakarta. Dikutip dari laman resmi kecamatan Gamping. Pada 1755-1756 wilayah ini pernah menjadi tempat singgah Sri Sultan Hamengkubuwono I selama Keraton Yogyakarta sedang dalam masa pembangunan. Tempat singgah itu dinamakan Pesanggrahan Ambarketawang.
Pesanggrahan tersebut adalah simbol kesetiaan dan pengabdian. Yang mana setelah Sultan Hijrah ke keraton, tempat ini menjadi pesinggahan bagi para abdi dalem dan prajurit kerajaan. Tempat ini jugalah yang mengilhami lahirnya kisah Kyai Wirasuta dan Nyai Wirasuta yang melegenda. Bahkan sampai saat ini legenda tersebut masih lestari yang diwujudkan dalam budaya Saparan Bekakak.
Jadi kalau ngomongin kecamatan dengan nilai sejarah dan budaya yang kuat, Gamping-lah tempatnya. Nggak bermaksud mendiskreditkan kecamatan lain ya, hehehe.
Kecamatan pendidikan di Kabupaten Sleman (nomor dua setelah Depok)
Dalam ranah pendidikan, Depok tetap nomor satu sebagai kecamatan dengan fasilitas pendidikan terbaik. No debat. Lha gimana? Depok sendiri punya 25 perguruan tinggi termasuk UGM dan UNY di dalamnya. Namun untuk nomor duanya, saya berani menyebut Gamping layak di posisi itu.
Bukan tanpa alasan, Gamping sendiri saat ini memiliki kurang lebih 7 perguruan tinggi yang kelasnya nggak remeh. Di sisi selatan ada UMY sebagai salah satu kampus swasta terbaik di Yogyakarta. Di sisi timur ada sekolah kedinasan STPN. Bahkan untuk urusan pendidikan tenaga kesehatan, Gamping adalah yang nomor satu di Jogja. Ada tiga perguruan tinggi berbasis kesehatan di daerah gamping yaitu Unisa, Poltekkes Yogyakarta, dan Alma Ata.
Sedangkan untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah Gamping saat ini memiliki sekolah berstandar internasional bernama Al Azhar Yogyakarta World School. Walaupun SPP-nya nggak terjangkau untuk warlok Gamping, tapi paling tidak ada sekolah internasional di sini.
Calon kawasan Industri dan wilayah paling strategis di Yogyakarta
Proyek pembangunan Tol Jogja beberapa tahun kedepan mungkin akan membuat Kecamatan Gamping menjadi wilayah paling strategis di Sleman. Apalagi rumornya di Trihanggo akan dibangun off dan on ramp jalan tol. Harapannya sih kawasan industri bisa lebih maju lagi. Apalagi masih banyak lahan kosong di pinggiran Jalan Wates yang siap dibangun pabrik-pabrik besar. Sudah dilewati tol, dilewati ring-road pula, kurang strategis apa coba?
Tapi untuk hal ini, saya agak waswas kalau Gamping malah jadi Radiator Spring kayak di film Cars, yang jadi sepi karena ada pembangunan jalan tol. Semoga saja tidak.
Penulis: Kuncoro Purnama Aji
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA Tugu Gamping, Kembaran Tugu Jogja yang Bernasib Sial