Baru saja saya membaca artikel di terminal tentang kebiasaan buruk penumpang kereta api. Tulisan tersebut langsung mengingatkan saya pada kebiasaan buruk penumpang pesawat yang pernah saya jumpai. Betul-betul menjengkelkan kalau teringat kembali.
Saya pernah mengira, penumpang pesawat akan berbeda dengan penumpang transportasi lain. Harga tiket yang cenderung lebih mahal ditambah kesan eksklusif pesawat nyatanya juga tidak terhindar dari penumpang-penumpang berkebiasaan buruk. Kondisi ekonomi yang lebih baik nyatanya tidak menjamin tingkah laku yang lebih baik pula.
Daftar Isi
#1 Minta tukar kursi
Di Indonesia, beberapa maskapai akan memberi tarif tambahan saat kita memilih kursi penumpang yang diinginkan. Kalau sedang bepergian dengan rute pendek seperti Surabaya-Jakarta, saya tidak pernah memilih kursi yang berbayar, saya memilih kursi yang gratis saat check-in online. Namun, ketika harus melakukan perjalanan jauh, misalnya dari Surabaya-Ternate, saya bisanya mengeluarkan uang tambahan untuk memilih kursi yang paling nyaman meskipun saya duduk di kursi penumpang kelas ekonomi.
Nah, pernah suatu hari ada satu keluarga yang duduk satu baris dengan saya. Keluarga tersebut membawa anak yang sudah cukup besar, mungkin sudah SD. Ibu itu meminta saya bertukar kursi supaya mereka bisa duduk satu baris, selain itu anaknya ingin duduk di dekat jendela. Masalahnya, tempat duduk yang ditukar dengan saya posisinya di tengah. Kursi tengah adalah posisi yang paling saya benci saat di pesawat.
Saya menolak bertukar kursi dengan keluarga tersebut. Saya menyampaikan penolakan dengan bahasa paling sopan yang bisa keluar dari mulut orang Surabaya. Ibu itu malah marah dan sepanjang perjalanan dia ngedumel pakai bahasa Ternate. Mungkin dia beranggapan saya tidak paham dengan ucapannya lantaran saya orang Jawa. Padahal saya mengerti semua yang ibu itu bicarakan.
Rasanya jengkel sekali, ibu tersebut mengatakan saya tidak punya jiwa sosial karena tidak mau mengalah dengan anak-anak. Padahal dia dan anaknya yang egois, kenapa jadi saya yang salah? Lagipula anak usia SD sudah waktunya diberi pengertian kalau tidak semua yang dia inginkan bisa dipenuhi, apalagi yang dengan fasilitas umum.
#2 Berdiri ketika pesawat baru saja mendarat
Penumpang berdiri di lorong kabin ketika pesawat baru saja mendarat bukanlah pemandangan yang asing. Sepertinya siapapun yang pernah naik pesawat pernah melihat hal ini atau jangan-jangan malah kalian sendiri yang melakukannya? Jangan sampai sekali-kali bertindak norak seperti itu ya.
Berdiri di lorong kabin sebelum waktunya itu mengganggu dan menyebalkan. Penumpang lain akan kesulitan mengambil koper di kabin dan berjalan ke luar pesawat. Berdiri sebelum waktunya juga berbahaya, kalau pesawatnya masih bergerak, bisa-bisa kalian nyungsep.
#3 Menguasai travelator atau moving walkway
Kebiasaan penumpang pesawat yang buruk juga terjadi ketika mereka masih berada di bandara, salah satunya menguasai travelator atau moving walkway. Saya paham, kalian mungkin capek berjalan sambil menyeret koper, tapi tidak harus berdiri diam saja di travelator dan menaruh koper tepat di samping kalian, dong. Kalau memang ingin diam di travelator, berdirilah di sisi kiri bersama koper agar sisi kanan bisa digunakan pengguna lainnya untuk lewat.
Di Indonesia masih banyak yang salah paham dengan fungsi travelator. Banyak yang beranggapan alat tersebut tercipta untuk mereka yang malas berjalan dan kelelahan. Padahal fungsi aslinya tidak seperti itu, travelator untuk mempercepat langkah bagi penumpang yang terburu-buru menuju gate.
#4 Penumpang pesawat dengan tangan ngelitis
Saya pernah berpikir, penumpang pesawat itu seharusnya memiliki wawasan dan perilaku yang cukup baik. Setidaknya untuk hal-hal dasar seperti apa saja yang boleh dan tidak boleh dilakukan di kabin pesawat. Informasi ini juga bisa dibaca dan diberitahukan ketika pesawat akan lepas landas. Ternyata kenyataannya tidak demikian, ternyata banyak penumpang pesawat yang tolol juga.
Beberapa hari yang lalu ada penumpang pesawat tujuan Batam-Surabaya merokok di pesawat. Selain itu ada juga penumpang pesawat Jakarta-Blora yang tiba-tiba membuka pintu darurat. Nggak hanya itu, ada juga tipe penumpang pesawat yang tangannya ngelitis, lalu membuka lapisan mika di jendela pesawat yang menyebabkan penerbangan harus ditunda.
Benar-benar sial kalau sepenerbangan dengan orang-orang aneh seperti itu. Apa mereka tidak berpikir perilaku mereka merugikan dan membahayakan nyawa satu pesawat ya?!
#5 Penumpang pesawat yang mepet waktu keberangkatan
Sebenarnya penumpang pesawat yang kerap datang mepet waktu keberangkatan bukan sikap yang aneh sih, hanya saja perilakunya merepotkan banyak orang. Selain membuat penumpang lain menunggu, mereka kerap menyerobot antrian dengan alasan sedang terburu-buru. Pernah tuh, saya naik pesawat dari Jakarta-Surabaya dan mayoritas penumpang sudah masuk kabin. Hanya saja pramugarinya tidak segera menutup pintu karena menunggu satu penumpang yang lari tergopoh-gopoh menuju pesawat.
Sesibuk apapun kalian, biasakanlah datang ke bandara setidaknya satu jam sebelum pesawat take-off agar tidak menyusahkan orang lain. Nanti giliran ditinggal, nyalahin maskapai dan posisi gate-nya yang jauh.
Itu tadi lima kebiasaan penumpang pesawat yang menjengkelkan, semoga pembaca Mojok tidak menjadi bagian dari mereka. Kalau kalian salah satu dari jenis penumpang pesawat yang menyebalkan itu, segeralah bertobat!
Penulis: Tiara Uci
Editor: Kenia Intan
BACA JUGA Karaoke di Pesawat, Bentuk Hiburan yang Mengganggu dan Berlebihan
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.