Kebiasaan Mandi dan Gosok Gigi Unik Orang Korea

Kebiasaan Mandi dan Gosok Gigi yang Unik Orang Korea Terminal Mojok

Kebiasaan Mandi dan Gosok Gigi yang Unik Orang Korea (Pixabay.com)

Anggapan saya dulu tentang kereta Metro Seoul pagi hari saat musim dingin yang aromanya nggak asyik itu ternyata memang benar adanya. Saya pikir, mungkin hidung saya yang terlalu sensitif saat itu atau belum cocok dengan aroma itu saja. Ingatan soal aroma pagi hari saat musim dingin di Metro Seoul kembali menyeruak gara-gara saya nonton drama Forecasting Love and Weather beberapa waktu lalu.

Saat itu ada adegan Jin Ha Kyung yang bangun kesiangan. Ia langsung sat-set-sat-set makeup, terus berangkat ke kantor. Eh, kapan mandinya? Saya jadi penasaran dengan bagaimana orang Korea mandi. Setelah berusaha mencari info sana-sini, saya malah menemukan beberapa kebiasaan mandi dan gosok gigi yang unik orang Korea. Kalau dibandingkan dengan kebiasaan orang Indonesia sih bisa bikin culture shock yang merantau ke sana.

#1 Jarang mandi

“Ih, belum mandi, ya?” Guyonan itu mungkin terlalu biasa kalau di Indonesia. Namun, jangan sekali-kali memakai sapaan itu di Korea. Bisa bikin berantem.

Mandi di Korea itu bukanlah sesuatu yang urgen dan seolah-olah diwajibkan. Beda dengan orang Indonesia yang umumnya sehari mandi dua kali, di Korea mandi sehari sekali itu sudah terhitung rajin. Saya pikir waktu itu karena musim dingin saja, makanya maklum juga kalau jarang mandi. Akan tetapi, ternyata hampir di semua musim mereka juga mandi hanya sekali sehari.

Kebanyakan orang Korea memilih mandi di malam hari (Pixabay.com)

Sebenarnya urusan mandi ini bukanlah hal yang perlu diributkan juga, sih. Lagi pula kalau mandi terlalu sering juga diyakini bakal bikin kulit kering. Juga menyebabkan penyakit eczema sehingga menyebabkan kulit pecah-pecah dan gatal. Tujuan mandi itu kan untuk menghilangkan bau dan keringat. Banyak juga orang Korea meyakini kalau mereka memiliki gen yang membuat badan nggak mudah berkeringat dan bau, lho. Kalau yakin nggak bau dan nggak banyak berkeringat juga, ngapain juga mandi? Eh.

Kalau saya sih, selain menghilangkan bau dan keringat, mandi juga merupakan obat pede alias percaya diri~

#2 Handuk dicuci setiap hari

Berbeda dengan orang Indonesia, orang Korea kalau mandi pakai handuk kecil dan setelahnya wajib dicuci. Handuk yang mereka pakai itu kecil, nggak sebesar handuk kita, makanya mudah juga mencucinya. Mungkin salah satu alasannya supaya pas dijemur cepat kering juga lantaran sinar matahari terbatas di negara empat musim.

Kalau di Indonesia, mandinya sehari sampai dua kali, eh handuknya dicuci dua minggu sekali. Ya nggak? Hehehe. Belum lagi ada yang lupa menjemurnya dan ditaruh begitu saja di atas tempat tidur. Hayo, ngaku, siapa yang kayak gitu?

#3 Mandi nggak selalu keramas

Kebiasaan lainnya dari orang Korea adalah nggak selalu keramas saat mandi. Kalau ini sih hampir sama dengan orang Indonesia. Di Korea, istilah mandi hanya dengan menyiram badan itu namanya shower, sementara mandi sampai keramas itu namanya mokyong. Lagi pula, keramas nggak perlu dilakukan tiap hari karena katanya kalau keseringan malah bikin rambut jadi rusak dan kering.

#4 Gosok daki (ttaemiri)

Di Korea ada kebiasaan menggosok daki (ttaemiri). Hah, gosok daki? Iya, kalau kita biasanya pakai sponge scrub atau ada juga yang pakai batu kali, orang Korea menggunakan handuk khusus atau handuk ttaemiri. Di sana bahkan ada tempat khusus yang menawarkan jasa ttaemiri ini. Juru gosoknya saja harus berlisensi. Jadi, mereka paham betul bagaimana cara menggosok badan yang benar sehingga nggak menimbulkan luka.

Ttaemiri ini termasuk populer di kalangan orang Korea. Layanan ini biasa dijumpai di pemandian umum seperti mokyotang dan jjimjilbang. Biayanya nggak murah, sekitar 30.000 won atau sekitar 360.000 rupiah. Ttaemiri ini pernah muncul dalam drama The Penthouse dan The Hungry and The Hairy juga.

#5 Pemandian umum

Kalau kalian penikmat setia drama Korea, pasti sudah nggak asing dengan kemunculan pemandian umum di sana. Pemandian umum di Korea ada dua, yakni mokyotang (tempat pemandian umum, konsepnya mirip yang di Jepang) dan jjimjilbang (tempat sauna).

Salah satu ruangan sauna (Pixabay.com)

Jjimjilbang atau tempat sauna ini sangat populer di Korea. Ada tempat sauna campuran, ada juga yang dibedakan menurut jenis kelaminnya. Kalau kalian sedang jalan-jalan di Korea dan nggak punya tempat menginap, ada beberapa orang yang menyarankan untuk bermalam di jjimjilbang ini. Tarif masuknya sekitar 5.000–10.000 won (sekitar 120.000 rupiah) saja. Setelah membayar tiket, kalian akan mendapat baju ganti dan handuk.

#6 Aturan gosok gigi orang Korea 3-3-3

Budaya gosok gigi di Korea juga terbilang cukup unik. Kalau orang Indonesia biasanya hanya gosok gigi setelah bangun dan sebelum tidur, orang Korea setidaknya gosok gigi tiga kali sehari. Aturan 3-3-3 ini sudah dibiasakan ke anak sejak kecil. Gosok gigi sehari 3 kali setelah makan, dilakukan 3 menit setelah makan, dan selama 3 menit. Aturan ini cukup populer di Korea, tetapi ya nggak semua orang melakukannya juga.

Orang Korea suka menyikat giginya (Pixabay.com)

Makanya jangan heran kalau saat makan siang bersama orang Korea, mungkin ada yang izin ke kamar mandi untuk menggosok gigi. Umumnya masakan Korea kan memakai bubuk cabai dan bumbu yang cukup menyengat, mungkin kalau nggak gosok gigi setelah makan bikin nggak pede, ya. Boleh dibilang, orang Korea cukup memperhatikan masalah kesehatan gigi dan mulut ini.

Itulah enam kebiasaan unik orang Korea untuk urusan mandi dan gosok gigi. Untuk pasta gigi dan sabun mandi, mereka juga nggak terbiasa dengan yang berbusa banyak. Kalau orang Indonesia justru sebaliknya, anggapan semakin berbusa semakin bersih justru laku di sini, kan? Untuk urusan mandi, selain iklim yang berbeda, mungkin faktor kultur agama juga mempengaruhi, termasuk kebiasaan “adus” pagi hari bagi yang sudah menikah. Sekali lagi, mandilah jika itu diperlukan. Jika merasa nggak perlu, ya sudah.

Penulis: Primasari N Dewi
Editor: Intan Ekapratiwi

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.
Exit mobile version