Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Gaya Hidup

Kebiasaan di Hajatan Pedesaan yang Nggak Masuk Akal

Riski Fidiana oleh Riski Fidiana
23 Maret 2024
A A
Kebiasaan di Hajatan Pedesaan yang Nggak Masuk Akal kondangan jawa tengah

Kebiasaan di Hajatan Pedesaan yang Nggak Masuk Akal (Shutterstock.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Kalau kalian mendengar kata hajatan, kira-kira apa sih yang terbayang di pikiran sobat semua? Rame? Ngabisin duit? Seneng? Atau hal lainnya?

Kali ini saya ingin berbagi keresahan saya mengenai tradisi hajatan, entah itu pernikahan, khitan, lahiran, atau hajatan yang diada-adain sama tuan rumahnya. Hajatan yang bikin saya resah di sini khususnya adalah hajatan yang berkembang di pedesaan.

Sebelum lebih jauh membahas, saya mau bikin dua disclaimer. Pertama, tradisi yang saya “kritisi” ini tradisi di sekitar saya. Kedua, saya nggak bermaksud menjelek-jelekkan sebuah tradisi yang berkembang di masyarakat lhoo.

Oke, daripada berpanjang-panjang kata, kira-kira inilah beberapa kebiasaan hajatan di pedesaan yang menurut saya nggak make sense.

Penentuan hari untuk hajatan yang njelimet

Tidak hanya menentukan hari pernikahan saja yang harus menghitung weton, tapi menentukan ’hari baik’ untuk hajatan itu juga cukup rumit dan harus dilakukan oleh sesepuh. Pencarian hari itu disebut nggolek dina (mencari hari baik). Biasanya sih untuk hajatan itu menghindari di bulan Sura, menghindari hari meninggalnya kakek/nenek/saudara, menghitung weton, dan beberapa ketentuan lainnya.

Sangkrib

Sebelum mengadakan hajatan, wajib dilakukan ritual yang namanya sangkrib. Sangkrib itu semacam ritual supaya hajatan yang akan dilakukan bisa berjalan tanpa ada halangan apa pun. Konon katanya kalau nggak diadain sangkrib hajatannya bakal banyak halangan. Kayak nasinya nggak mateng, hujan deras, atau makanan yang disajikan cepet membusuk.

Nggak tau juga sih ini berpengaruh apa enggak. Tapi intinya sih berdoa supaya acaranya bisa lancar.

Durasi hajatan yang kelewat lama

Hajatan di pedesaan nggak cukup dilakukan selama satu hari, tapi tiga hari berturut-turut. Itu acaranya intinya saja ya, belum termasuk persiapan-persiapan lainnya. Nah, tiga hari tersebut masing-masing punya nama sendiri-sendiri. Hari pertama namanya manggulan, hari kedua namanya mbedhudhuk, dan hari ketiga namanya jemuk.

Baca Juga:

Realitas Pahit di Balik Hajatan: Meriah di Depan, Menumpuk Utang dan Derita di Belakang

Derita 3 Tahun Bertetangga dengan Pemilik Sound Horeg, Rasanya seperti Ada Hajatan Tiap Hari

Selama tiga hari itu tamu atau dhayoh biasanya datang berduyun-duyun, dari pagi sampe malem. Gimana, unik kan? Yok lanjut ke poin selanjutnya.

Kalau mau hajatan yang gede, wajib banget menyembelih sapi

Iya sapi yang gede itu. Kalau warga biasa sih biasanya satu sapi doang. Tapi kalau tokoh masyarakat bisa nyembelih sampai dua sapi. Kenapa nggak beli daging aja? Nahh itu pernah saya tanyakan sama ibuk, katanya sih jatuhnya lebih mahal. Kenapa nggak pake daging ayam aja? Hmm siap-siap jadi omongan tetangga selama tujuh turunan.

Kotak sumbangan hajatan banyak banget

Dalam satu hajatan, biasanya tuan rumah akan menyediakan tiga kotak untuk sumbangan. Kotak pertama sumbangan untuk Bapak, kotak kedua untuk Ibu, dan kotak ketiga untuk pengantin (kalau acara pernikahan) atau untuk anak yang dikhitan. Nah, mereka yang nyumbang itu biasanya duitnya ditaruh di dalam amplop trus dikasih nama dan alamat. Iya nama dan alamat si penyumbang, misal nih ’Tukijo Mrayan’, gitu. Kenapa kok gitu?

Jadi, kalau nyumbang ke orang yang punya hajatan, nanti sumbangan kita itu dicatat di buku catatan yang telah disediakan. Seriusan dicatat? Iya dicatat sobat, ada petugas yang emang khusus nyatet sumbangan juga. Model buku catatannya itu ada kolom Nomor, Nama, Alamat, Uang/Barang. Jadi pas tamu naruh amplop ke meja pencatatan, itu amplopnya langsung dibuka trus dicatat deh.

Tujuannya, semisal si tamu punya hajatan, kita bisa balikin sumbangannya ke kita dulu gitu. Sistemnya kayak kita punya utang kepada si tamu.

Gawan hajatan

Ketika datang ke hajatan tetangga atau saudara, orang-orang biasanya akan menyumbang berupa barang dan uang. Barang yang dibawa disebut gawan, biasanya sih kayak beras, mie, gula, minyak, dan roti gitu. Ini khusus untuk ibu-ibu ya, kalau untuk bapak-bapak biasanya cukup uang aja sih.

Nah, karena si ibu-ibu ini bawa gawan, jadi nanti dapet berkat. Biasanya berkatnya sih nasi, oseng-oseng mie atau tempe, trus jeroan sapi yang dimasak. Kalau anak muda sih biasanya bawa kado buat di pengantin, nanti dapet berkat roti gitu. Tapi kalau sekarang sih udah mulai ada yang ngasih suvenir.

Sound system yang menggelegar

Kalau ngadain hajatan, harus banget menggunakan sound system segede gaban. Yes, sound system yang suaranya bisa didengar dari jarak berkilo-kilometer, biasanya kaca-kaca rumah sampe geter saking kencengnya. Itu pun musiknya diputer dari pagi sampe malem lho. Kalo pagi muter musik yang slow, kalau siang gendhing-gendhing Jawa, kalau sore muter lagu religi, kalau malem muter lagu yang slow lagi. Kalau kamu hidup di desa, dilarang protes karena ada polusi suara selama tetanggamu hajatan ya hehe.

Meskipun begitu, hajatan di desa tuh asik lho. Tetangga-tetangga bakal berduyun-duyun untuk membantu hajatan, makanan tumpah ruah karena masak sendiri (nggak pake katering), bisa menjalin silaturahmi juga, sekalian transfer informasi hahaha. Pokoknya bagaimana pun itu, namanya tradisi tetap tradisi, kita harus tetep saling menghargai ya kan?

Jadi gimana, tertarik nikah sama orang desa, biar hajatannya tiga hari tiga malam?

Penulis: Riski Fidiana
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Tidak Ada Hajatan yang Menguntungkan

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 23 Maret 2024 oleh

Tags: Hajatankebiasaantradisi
Riski Fidiana

Riski Fidiana

Mahasiswi Pendidikan Bahasa Jawa, Universitas Sebelas Maret. Pencinta sambal.

ArtikelTerkait

Menampik Stigma Masyarakat Madura yang Selalu Dibilang Keras dan Beringas terminal mojok.co

Menampik Stigma Masyarakat Madura yang Selalu Dibilang Keras dan Beringas

6 Desember 2020
Tidak Ada Hajatan yang Menguntungkan Terminal Mojok

Nyumbang Lagu di Hajatan: Kalau Nggak Bisa Nyanyi Mending Turu, Ra Risiko!

10 Agustus 2022
Hidup di Desa Nggak Selamanya Murah, Social Cost di Desa Bisa Lebih Mahal daripada Biaya Hidup Sehari-hari karena Orang Desa Gemar Bikin Hajatan

Hidup di Desa Nggak Selamanya Murah, Social Cost di Desa Bisa Lebih Mahal daripada Biaya Hidup Sehari-hari karena Orang Desa Gemar Bikin Hajatan

13 Juli 2024
Disumbang Duit Gede Pas Hajatan Itu Nggak Selamanya Menyenangkan terminal mojok.co

Disumbang Duit Gede Pas Hajatan Itu Nggak Selamanya Menyenangkan

2 November 2021
Gimik Bentak-Bentakan Saat Ospek, Ketololan yang Diulang-ulang, Lebih Baik Dibuang ke Tong Sampah!

Gimik Bentak-Bentakan Saat Ospek, Ketololan yang Diulang-ulang, Lebih Baik Dibuang ke Tong Sampah!

11 April 2025

4 Bulan Menurut Primbon yang Nggak Baik untuk Pesta Pernikahan

22 Januari 2022
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Siluman Dapodik, Sebuah Upaya Curang agar Bisa Lolos PPG Guru Tertentu yang Muncul karena Sistem Pengawasan Lemah

Siluman Dapodik, Sebuah Upaya Curang agar Bisa Lolos PPG Guru Tertentu yang Muncul karena Sistem Pengawasan Lemah

16 Desember 2025
3 Alasan Kenapa Kampus Tidak Boleh Pelit Memberikan Jatah Absen ke Mahasiswa

3 Alasan Kenapa Kampus Tidak Boleh Pelit Memberikan Jatah Absen ke Mahasiswa

16 Desember 2025
Motor Honda Win 100, Motor Klasik yang Cocok Digunakan Pemuda Jompo motor honda adv 160 honda supra x 125 honda blade 110

Jika Diibaratkan, Honda Win 100 adalah Anak Kedua Berzodiak Capricorn: Awalnya Diremehkan, tapi Kemudian jadi Andalan

20 Desember 2025
Setup Makaroni Kuliner Khas Solo, tapi Orang Solo Nggak Tahu

Setup Makaroni: Kuliner Khas Solo tapi Banyak Orang Solo Malah Nggak Tahu

19 Desember 2025
Keluh Kesah Mobil Warna Hitam. Si Cakep yang Ternyata Ribet

Keluh Kesah Mobil Warna Hitam. Si Cakep yang Ternyata Ribet

19 Desember 2025
Jujur, Saya sebagai Mahasiswa Kaget Lihat Biaya Publikasi Jurnal Bisa Tembus 500 Ribu, Ditanggung Sendiri Lagi

Jujur, Saya sebagai Mahasiswa Kaget Lihat Biaya Publikasi Jurnal Bisa Tembus 500 Ribu, Ditanggung Sendiri Lagi

16 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Upaya “Mengadopsi” Sarang-Sarang Sang Garuda di Hutan Pulau Jawa
  • Menguatkan Pembinaan Pencak Silat di Semarang, Karena Olahraga Ini Bisa Harumkan Indonesia di Kancah Internasional
  • Dianggap Aib Keluarga karena Jadi Sarjana Nganggur Selama 5 Tahun di Desa, padahal Sibuk Jadi Penulis
  • Terpaksa Jadi Maling-Mendekam di Penjara karena Lelah Punya Orang Tua Miskin, Sejak Kecil Hanya Bisa Ngiler ke Hidup Enak Teman Sebaya
  • Membandingkan Warteg di Singapura, Negara Tersehat di Dunia, dengan Indonesia: Perbedaan Kualitasnya Bagai Langit dan Bumi
  • Slipknot hingga Metallica Menemani Latihan Memanah hingga Menyabet Medali Emas Panahan

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.