Skala prioritas Karawang yang ampun banget
Ketimbang merias kota kenapa tidak membantu petani untuk mempermudah jalur distribusi penjualan produk beras. Apalagi kalau difasilitasi membuat merek sendiri sehingga bisa menambah nilai jual dari produk beras Karawang. Masa Karawang yang dikenal sebagai daerah lumbung padi, merek berasnya masih kalah tenar dengan daerah lain.
Belum lagi masalah jukir liar yang hampir ada di setiap sudut jalan, yang bikin risih bukan hanya pendatang, tapi warga Karawang sendiri. Selain itu membuat citra warga Karawang buruk, melihat pemudanya masih segar bugar, bukannya bekerja malah menjadi jukir liar di tanah kelahirannya sendiri.
Masalah transportasi yang tidak terintegrasi dengan baik juga menjadi masalah tersendiri. Masak kota industri masih sulit kalau mau ke mana-mana? Apalagi daerah Karawang terbilang cukup luas. Masak untuk menjangkau dari satu titik ke titik lain, masih bergantung pada moda transportasi yang sedikit dan usang?
Seharusnya Pemda Karawang membuka mata akan masalah mendasar yang membelit warga. Agar ketika merumuskan kebijakan bisa tepat sasaran. Bukannya sibuk bersolek sedangkan kebutuhan dasar yang mendesak malah diabaikan.
Harus dipahami warga Karawang bukan anti pembangunan, tapi warga mempertanyakan skala prioritas kebijakan yang diambil oleh pemangku kebijakan. Videotron bukan musuh. Tapi mendirikan videotron di atas kebutuhan dasar adalah bentuk pengabaian terhadap kenyataan yang ada.
Pembangunan tidak harus glamor untuk jadi berarti. Justru yang paling bermakna adalah pembangunan yang menyentuh hal-hal mendasar.
Penulis: Diaz Robigo
Editor: Rizky Prasetya
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.




















