Karawang Ada di Peringkat 4 dari Bawah Soal Kemajuan Daerah di Jawa Barat: Sebuah Penghinaan!

Karawang Ada di Peringkat 4 dari Bawah Soal Kemajuan Daerah di Jawa Barat: Sebuah Penghinaan!

Karawang Ada di Peringkat 4 dari Bawah Soal Kemajuan Daerah di Jawa Barat: Sebuah Penghinaan! (unsplash.com)

Jari saya terhenti saat scrolling Instagram karena melihat postingan akun Goodstats.id yang menampilkan survei peringkat kemajuan daerah di Jawa Barat. Tentu saja saya mencari kampung halaman saya terlebih dahulu dan ternyata hasilnya mengecewakan. Karawang menduduki posisi ke-4 dari bawah dari total 27 daerah yang disurvei.

Penilaian ini mengukur produktivitas dan kemajuan daerah  berdasarkan 4 komponen utama, yakni SDM, pasar, ekosistem inovasi, dan lingkungan pendukung. Melihat keempat komponen tersebut, Karawang memiliki semua, tapi kenapa daerah ini hanya mampu bertengger di posisi ke-4 dari bawah? Memangnya apa sih yang nggak dimiliki Karawang?

Karawang punya kawasan industri besar se-Asia Tenggara

Kita mulai dari kawasan industri yang dimiliki daerah ini. Karawang memiliki kawasan industri yang luas, bahkan menjadi salah satu yang terluas se-Asia Tenggara. Para pekerja dari luar daerah berbondong-bondong datang ke sini untuk mengadu peruntungan.

Implikasinya, daerah yang terkenal sebagai lumbung padi ini berubah menjadi lumbung beton. Soalnya begini, di sini sekarang sudah banyak berdiri bangunan beton. Mulai dari perumahan, rumah sakit, mall, dan infrastruktur penunjang lainnya dibangun di sini. Hal ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan orang-orang yang semakin banyak memilih tinggal di sini.

Pesatnya perkembangan daerah ini pada akhirnya membuat saya bertanya-tanya. Kok bisa dibilang belum maju padahal infrastruktur di sini berkembang pesat.

Jangan salah, di sini juga ada fasilitas pendidikan seperti universitas yang mencetak SDM unggulan

Bicara soal SDM, Karawang juga tak mau ketinggalan. Di daerah ini berdiri fasilitas pendidikan yang mencetak SDM unggul. Ada sekolah dan kampus, baik swasta maupun negeri di sini.

Kehadiran fasilitas pendidikan tinggi di sini dimanfaatkan warga yang ingin melanjutkan studi mereka. Tak hanya warga lokal, satu-satunya kampus negeri di Karawang, yakni Universitas Singaperbangsa Karawang (Unsika), juga mendatangkan mahasiswa dari luar daerah.

Daerah yang strategis

Kalau melihat dari letak geografisnya, Karawang bukan termasuk daerah pelosok. Posisinya menurut saya sangat strategis karena menjadi daerah penghubung antara dua kota besar, yakni Bandung dan Jakarta. Secara rasional, seharusnya daerah ini akan selalu ramai. Perputaran ekonomi harusnya berjalan sangat lancar di sini.

Seperti yang saya katakan tadi, daerah ini juga menjadi alternatif tempat tinggal orang-orang yang bekerja di Jakarta karena harga rumah di sini masih terjangkau. Bayangkan kalau orang-orang yang bekerja di Jakarta ini menghabiskan uangnya di Karawang. Tentu akan sangat menguntungkan daerah ini, bukan?

Melihat potensi yang dimiliki Karawang, seharusnya pihak Pemda mendukungnya dengan menyediakan fasilitas yang layak. Jalan yang masih berlubang dan berisiko mencelakakan bisa segera diperbaiki. Transportasi umum yang belum terintegrasi dengan baik bisa diperbaiki.

Saya sempat mendengar kabar bahwa Pak Bupati, Aep Syaepuloh, menjalin kerja sama dengan KAI untuk mempercepat realisasi perpanjangan layanan KRL sampai Karawang. Itu merupakan berita yang bagus. Saya berharap daerah ini bisa segera berbenah sebelum KRL benar-benar diperpanjang sampai ke sini.

Karawang itu ibarat anak dengan segudang potensi dan bakat. Maka yang dibutuhkan adalah dukungan dan bimbingan agar kelak ia tumbuh menjadi juara.

Penulis: Diaz Robigo
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Karawang Memang Kawasan Industri dan Tempat Uang Berkumpul, tapi Tak Nyaman untuk Ditinggali.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version