Berkembang Pesat Seperti Jabodetabek, Karawang Kalahkan UMK dan Gengsi Pendidikan Kabupaten Bekasi

Karawang Kalahkan UMK dan Pendidikan Kabupaten Bekasi (Unsplash)

Karawang Kalahkan UMK dan Pendidikan Kabupaten Bekasi (Unsplash)

Karawang hari ini bukan hanya tentang goyang dan telah jauh berkembang. Sampai-sampai tempat asal saya, Kabupaten Bekasi, ditinggalkannya jauh terbang. Sialnya, Kabupaten Bekasi belum mampu lagi menyalip hingga hari ini.

Dulu, Kabupaten Bekasi hanya dipecundangi Kota Bekasi dan daerah Jabodetabek saja. Sekarang, Kabupaten Bekasi, pelan tapi pasti, mulai bertekuk lutut di hadapan Karawang. Sebuah kabupaten yang masuk Jabodetabek saja tidak.

Berikut bukti sahih yang sudah saya kumpulkan:

Pariwisata Karawang jauh meninggalkan Kabupaten Bekasi

Sudah sejak lama pariwisata Karawang jauh melampaui Kabupaten Bekasi. Pariwisata di kabupaten itu bukannya tidak ada ya. Tapi, kayaknya seolah dibuat tidak ada. Misalnya dengan pembiaran tempat wisata yang kurang terawat dan promosinya kurang gencar.

Jauh berbeda dengan Karawang. Meski sama-sama kawasan industri, di sana masih ada tempat wisatanya. Contoh, ada Pantai Pakis, Pantai Tanjung, dan Gunung Sanggabuana. Belum lagi berbagai curug juga ada di sana.

Oleh sebab itu, jangan heran kalau orang Kabupaten Bekasi nggak pernah wisata di dalam kota. Lha wong tempat wisatanya saja kalah sama daerah sekitar. Jangankan dibandingkan dengan Jakarta, sama Karawang saja tumbang.

Baca halaman selanjutnya: Kabupaten Bekasi kini gantian perlu belajar dari Karawang.

Anak kabupaten berebut mengenyam pendidikan tinggi di kota lumbung padi

Saat masih berseragam putih abu-abu, saya nggak pernah membayangkan banyak anak Kabupaten Bekasi berbondong-bondong mengenyam pendidikan di Karawang. Apalagi sampai harus bersaing satu sama lain. Persaingannya pun sangat ketat pula.

Pasalnya, dulu, zaman saya masih sekolah, jarang banget anak Kabupaten Bekasi sekolah di Karawang. Kalau sebaliknya, sih, banyak. Terutama pada tingkatan SMA/sederajat.

Sayangnya, roda berputar begitu cepat. Sekarang malah banyak anak Kabupaten Bekasi yang menikmati bangku perkuliahan di Karawang. Semua itu bermula dari alih status Universitas Singaperbangsa Karawang (UNSIKA), dari swasta ke negeri. Setelah itu, peminat kampus negeri dari Cikarang di Karawang hampir tak pernah surut.

Sementara itu, pendidikan tinggi di Kabupaten Bekasi gitu-gitu saja. Meski telah menjamur berbagai kampus swasta di sana, mereka belum punya PTN!

UMK pun sudah ketinggalan

Waktu masih duduk di bangku sekolah dasar, saya masih ingat betul UMK Kabupaten Bekasi masih di atas Karawang. Bahkan, kalau tidak salah, terpaut cukup jauh. Makanya, dulu jarang banget orang kerja di pabrik di Karawang.

Sejak saya SMP, UMK Karawang mulai merangsek naik. Perlahan-lahan, mulai mendekati UMK Kabupaten Bekasi. Dan hari ini, sudah berhasil menyalip. Walaupun bedanya cuma tipis-tipis, tapi tetap saja lebih tinggi.

Hari ini UMK Karawang berada di urutan 2 UMK tertinggi nasional, yaitu Rp5.257.834. Sementara itu, UMK Kabupaten Bekasi masih di Rp5.219.263. Cukup ironis karena daerah yang lebih terkenal sebagai kawasan industri kalah sama lumbung padi Jawa Barat.

Daerah Karawang selalu tertulis dalam buku-buku sejarah

Rengasdengklok, saksi bisu sejarah kemerdekaan bangsa ini. Daerah tersebut menjadi tempat “penculikan” Sukarno dan Hatta, yang didesak mempercepat kemerdekaan Indonesia oleh sejumlah pemuda.

Asal kalian tau, Rengasdengklok itu masuk wilayah administratif Karawang dan merupakan 1 dari 30 kecamatan yang ada di sini. Saat ini, daerah tersebut tak pernah absen masuk buku-buku sejarah kemerdekaan kita. Baik yang dipelajari di sekolah maupun tidak.

Sayangnya, daerah di Kab Bekasi, belum ada yang setenar Rengasdengklok. Apalagi bisa sampai masuk buku-buku sejarah Indonesia. Walaupun saya yakin kalau mau dikulik, ada juga trivia menarik dalam sejarah peradaban manusia di Nusantara.

Saat ini sudah waktunya pemerintah dan masyarakat Kabupaten Bekasi sadar, kita sudah tak bisa lagi berdiam diri. Ketika melihat tetangga kabupaten/kota mulai menyalip perkembangan daerah tercinta. Kecuali kalau pemerintah dan masyarakatnya nyaman dengan keadaan yang stagnan begitu-begitu saja.

Penulis: Ahmad Arief Widodo

Editor: Yamadipati Seno

BACA JUGA Bendungan Walahar Karawang: Penjajahan oleh Belanda Memang Menyakitkan, tapi Bangunan Tinggalan Mereka Memang Luar Biasa

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version