Kantin kampus disebut sebagai rumah singgah bagi sebagian mahasiswa. Kenapa demikian? Karena kantin sering kali dijadikan sebagai tempat untuk ngumpul mahasiswa baik sebelum perkuliahan ataupun seusai perkuliahan.
Dari kantin kampus, kita bisa mengenal mahasiswa lain dari lintas program studi maupun lintas fakultas. Hal ini bisa menambah luas khazanah relasi kita sebagai mahasiswa. Kalau beruntung, kita bisa bertemu kakak kelas yang mau sharing tentang pengalaman mereka selama melaksanakan kuliah.
Oh ya, kalian juga bisa menemui bapak atau ibu dosen yang kebetulan sedang jajan di kantin. Sewaktu maba, saya juga seneng nongki di kantin. Hal ini karena saya bisa melihat kepribadian orang dari sudut pandang yang berbeda.
Pernah suatu ketika saya melihat bapak dosen yang terkenal killer dan galak saat ngajar di kelas. Waktu itu blio sedang tertawa ngakak bersama teman dosen lainnya di pojok kantin. Di tempat ini tidak ada tirai yang memisahkan antara dosen dan mahasiswa. Semuanya sama saja di mata kantin.
Tapi entah kenapa setelah sering nongkrong di kantin kampus, saya menemui titik jenuhnya juga. Ini bukan karena saya bosen dengan makanan atau jajanan kantin. Mau bosen gimana? Lah wong menunya aja belum pernah saya coba satu-satu saking banyaknya. Justru alasan saya males buat jajan di kantin adalah karena faktor eksternal. Bahkan, sejak saat itu saya menyebut kantin sebagai tempat yang berbahaya bagi para mahasiswa khususnya mahasiswa baru.
Daftar Isi
Kaderisasi di kantin kampus yang membuat muak
Setiap manusia lahir dalam keadaan suci. Kalimat ini juga masih sangat relevan dengan mahasiswa baru. Di mana para mahasiswa baru diibaratkan sebagai jabang bayi yang masih lugu dan polos dalam menghadapi dunia perkuliahan. Karena keluguan inilah, banyak sekali oknum yang memanfaatkan mereka untuk kepentingan kelompok tertentu.
Ada beberapa mahasiswa yang sering kali menjadikan kantin kampus sebagai tempat promosi untuk menggaet mahasiswa baru agar masuk ke dalam organisasi tertentu. Kaderisasi macem apa ini?
Kalau mau promosiin organisasi dan UKM bukan di kantin, bro! Berlatihlah adil sejak dalam pikiran dengan cara menempatkan segala sesuatu pada tempatnya. Kantin itu tempat makan, Mas/Mba! Emang nggak diajarin berlaku adil waktu di organisasi, ya? Terus apa gunanya ikut organisasi? Buat mbaperin adik tingkat? Nggak banget, deh!
Ngomong asal-asalan dan nggak tau etika di kantin kampus
Katanya kampus itu tempat yang ideal buat para akademisi berkumpul guna memperdalam ilmu pengetahuan. Ternyata nggak semua sudut di kampus mendukung pertukaran ilmu di antara mahasiswa. Saat masuk kantin, semua mahasiswa akan melepas topeng mereka. Saya juga nggak tau kenapa saat masuk kantin pasti banyak binatang yang keluar dari mulut para mahasiswa.
Bagi mahasiswa baru yang polos, lingkungan kantin bisa merusak telinga dan mulut suci mereka. Emang nggak semua kantin di kampus begitu, loh, ya! Tapi itulah yang saya alami.
Tempat cari pacar dan modusin adik kelas
Kantin adalah belantara rimba yang dihuni oleh para mahasiswa dengan semangat pemburu. Kenapa demikian? Karena banyak dari mereka datang ke kantin dengan niat cari pacar dan modus.
Hal ini pernah saya rasakan saat jajan ke kantin bersama dua orang teman cewe saya yang kebetulan berparas cantik. Saat itu banyak mahasiswa muka-muka tua (baca: kaka tingkat) yang modusin mereka berdua dengan cara bersiul ataupun sekedar nanya nama. Sedih sih, masih ada catcalling di kampus, tempat yang harusnya justru bersih dari tindakan tak beradab.
Buat pembaca, plis, jangan pernah catcalling. Jadilah manusia beradab dan bermartabat dengan tidak siul-siul menganggap hal itu gagah goreng.
Sok akrab demi sebatang rokok
Pernahkah kalian dirangkul tiba-tiba oleh orang yang sebelumnya belum kalian kenal? Itulah yang saya dan teman-teman rasakan. Saat duduk bersama teman-teman seangkatan, saya didekati oleh kaka tingkat dengan basi-basi yang cukup panjang.
Setelah ngalor ngidul nggak jelas, teman saya yang saat itu membawa rokok dua bungkus dirangkul orang tersebut (baca: kating) sambil dibisikin “bagi satu, dong!”. Setelah orang itu pergi, ternyata tidak salah seorang pun diantara kami mengenalnya. Kejadian seperti ini nggak sekali dua kali, loh!
Makanya buat kalian mahasiswa baru yang masih polos dan sungkan untuk bilang “nggak”, mending jangan nongkrong di kantin kampus. Kalo dipaksa, bisa jadi sebungkus rokok kalian akan ludes disikat sama komodo, alias kodal montol doang.
Dari semua keluh kesah tersebut, terkadang yang membuat saya kangen dengan kantin adalah harga makanannya yang murah meriah. Selain itu, saya juga kangen sama ibu kantinnya. Bukan, bukan karena saya naksir, edan po kulon. Saya merasa kalau ibu kantin sebagai ibu kedua saya saat berada di kampus. Lah wong baiknya minta ampun. Blio juga menganggap saya sudah kaya anaknya sendiri.
Gimana? Masih mau jajan ke kantin? Oh, ya, kalau kalian lebih suka jajan di kantin kampus atau nongki di luar?
Penulis: Yanuar Abdillah Setiadi
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA Diingat oleh Penjaga Kantin, Sebenar-benarnya Kebanggaan Seorang Alumnus