Para penikmat musik di dekade 2000-an hampir pasti tidak asing dengan nama Kangen Band. Grup band asal Lampung ini pertama kali terbit namanya di kancah permusikan nasional pada tahun 2007. Bisa dibilang kehadiran Kangen Band mampu mengubah corak permusikan di Indonesia. Setelah nama mereka mulai berkibar, banyak grup band yang muncul dan kemudian mengusung genre musik yang sama dengannya, yakni pop melayu. Sebut saja ST 12, Wali, hingga D’Bagindas.
Pada awal kemunculan Kangen Band di televisi nasional, tepatnya pada saat tengah menyaksikan acara MTV Ampuh, saya sempat mendengar julukan “band hantu” yang disematkan pada mereka. Julukan ini disematkan bukan karena penampilan personelnya yang seram, melainkan karena mereka dikenal melalui jalur penjualan CD bajakan.
Sebagai orang yang pernah tinggal di daerah Lampung, saya sendiri merasakan secara langsung bagaimana perjalanan karier Kangen Band. Pada tahun 2005 atau dua tahun sebelum mengorbit secara nasional, lagu-lagu dari grup band yang digawangi oleh Abang Andika ini kerap diputar di daerah Kota Bandar Lampung. Termasuk di dalam lingkungan pergaulan saya.
Adapun lagu yang membuat saya pertama kali mengenal Kangen Band adalah lagu berjudul “Penantian yang Tertunda”. Saya sendiri tahu lagu ini dari teman-teman MI, di mana mereka kerap menyanyikannya sewaktu di sekolah. Sebelum tahu judul aslinya, saya kerap menyebut lagu “Penantian yang Tertunda” ini dengan judul “Tabahkanlah Hatimu”. Kalimat tersebut merupakan bagian dari lirik pembuka lagu.
Meskipun sudah terkenal di Kota Tapis Berseri, saya sendiri tak mengetahui di mana tempat untuk membeli kaset atau CD dari Kangen Band yang asli. Saya sendiri selalu menemukan lagu-lagu mereka dari penjual CD yang berada di pinggir jalan. Biasanya, lagu-lagu mereka akan dikompilasi dengan lagu-lagu dari musisi-musisi lainnya.
Pada awal kemunculannya di blantika musik nasional, Kangen Band sempat mendapat sambutan yang kurang menyenangkan di kalangan masyarakat. Selain kerap dibully lantaran penampilan personelnya yang (maaf) terkesan alay, kualitas dari musikalitas mereka juga kerap dipertanyakan dan dikritik.
Meskipun demikian, saya tak ikut-ikutan untuk membenci grup band ini. Alih-alih demikian, saya justru merasa suka dengan beberapa lagu dari Kangen Band. Tapi perlu digarisbawahi kalau saya bukan fans mereka, ya. Hehehe.
Saya sendiri adalah seorang penikmat musik random. Saya tidak begitu fanatik terhadap satu musisi atau aliran musik. Kalau lagunya memang enak di telinga, ya labas saja saya nikmati, termasuk Kangen Band ini.
Tahun 2007-2009 bisa dibilang menjadi puncak dari popularitas Kangen Band. Lagu-lagu mereka kerap diputar di televisi bersama dengan video clip-nya. Sebut saja “Doy”, “Yolanda”, dan lainnya. Sementara di Kota Bandar Lampung, lagu-lagu mereka kerap menjadi teman perjalanan selama saya berada di dalam angkot. Banyak lagu-lagu populer maupun non-populer milik Abang Andika cs yang diputar oleh para sopir angkot. Karena hal tersebut, lama kelamaan saya jadi tahu dan hafal dengan lagu-lagu mereka.
Di samping itu, kepopuleran Kangen Band di kancah nasional bisa dibilang ibarat gerbang bagi grup band asal Lampung lainnya untuk mentas di tingkat nasional. Menjelang akhir tahun 2008, Hijau Daun mulai mengorbit melalui lagu “Suara, Ku Berharap”. Setahun setelahnya, The Potters juga kemudian muncul ke jagat musik nasional melalui lagu andalannya yang berjudul “Keterlaluan”.
Sayangnya, popularitas Kangen Band kemudian mulai meredup ketika memasuki dekade 2010-an. Puncaknya adalah ketika sang vokalis, Andika Mahesa, sempat memutuskan keluar. Setelah hengkangnya Abang Andika, saya tak lagi mengikuti kabar atau mendengar lagu-lagu terbaru dari mereka. Yang saya tahu hanya soal nama vokalis penggantinya yang terdengar persis, namun beda penulisan dengan nama teman kuliah saya, yakni Reyhan.
Demikian sedikit nostalgia saya dengan Kangen Band. Pada akhirnya, saya mengucapkan terima kasih kepada mereka yang telah menghiasi masa-masa remaja saya dengan dawai-dawai cintanya.
Sumber Gambar: YouTube Warner Music Indonesia
BACA JUGA Ternyata Juminten-nya Kangen Band Adalah Mbak-mbak Pekok yang Gemar Hedon dan tulisan Muhammad Fariz Kurniawan lainnya.