Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Kamus Dialek Tuban: Mengenal Imbuhan Nem, Seruan Leh, dan Kosakata Khas Tuban

Ahmad Rizky Wahyudi oleh Ahmad Rizky Wahyudi
5 Oktober 2021
A A
Kamus dialek Tuban mojok

Kamus dialek Tuban mojok

Share on FacebookShare on Twitter

Setiap daerah  pasti memiliki ciri khas dalam berbahasa yang menjadi identitas dan kebanggaan lokal. Adanya perbedaan bahasa akan terasa lebih harmonis. Apalagi jika kita kumpul-kumpul sama teman dari daerah yang berbeda dan ngobrol gunain gaya bahasa masing-masing. Hal semacam ini saya rasakan pertama kali saat berada di bangku perkuliahan dan kebetulan saya satu kos sama temen dari Tuban.

Saya yang berasal dari Jember sewaktu-waktu merasa plonga-plongo saat ngobrol sama dia. Gimana nggak, beberapa kosakata yang kerap ia ucapin terdengar asing dan sukses bikin kepala saya mumet. Memang saat ngobrol, kita sama-sama gunain bahasa Jawa. Namun, terdapat beberapa perbedaan dari segi kosakata, imbuhan, dan ungkapan-ungkapan yang sama sekali nggak saya pahami.

Berawal dari kebingungan yang kerap melanda saya saat ngobrol dengan dia, akhirnya timbul rasa penasaran. Saya mengulik beberapa informasi tentang tata bahasa Jawa dialek Tuban. Beberapa di antaranya seperti di bawah ini:

#1 Menggunakan Imbuhan “-nêm” dan “-êm”

Dalam percakapan sehari-hari, imbuhan “-êm” dan “-nêm” digunakan masyarakat Tuban untuk menyatakan kepemilikan orang kedua tunggal. Kalau dalam bahasa Indonesia, imbuhan ini sama seperti kata ganti kepemilikan “-mu”.  Penggunaan kedua imbuhan tersebut didasarkan pada huruf akhir kata yang diimbuhi tersebut berupa huruf vokal atau konsonan.

Misal, nih, jika kita ingin mengimbuhkan kata ganti kepemilikan pada kata yang berakhiran huruf vokal seperti “kopi”, imbuhan yang berlaku adalah “-nêm”, sehingga menjadi kopinêm (kopimu). Lalu, jika kita ingin mengimbuhkan kata ganti kepemilikan pada kata yang berakhiran huruf konsonan, seperti “kipas”, imbuhan yang berlaku adalah “-êm”, sehingga menjadi kipasêm (kipasmu). Simpel, bukan?

#2 Menggunakan seruan “lèh”

Seruan “lèh” digunakan sebagai penegasan pada akhiran kalimat perintah, kalimat berita, maupun kalimat tanya. Jadi, kalau dalam bahasa Indonesia, seruan “lèh” sama halnya seperti seruan “dong” untuk akhiran kalimat perintah. Sama seperti seruan “lho” untuk akhiran kalimat berita, dan serupa dengan seruan “kan” untuk kalimat tanya. Baik, biar nggak pusing-pusing memahaminya, mari kita simak contoh di bawah ini!

Ayo budhal nyang pasar, lèh! = Ayo pergi ke pasar, dong!

Iya, lèh, aku percaya saiki. = Iya, lho, aku percaya sekarang.

Baca Juga:

Rest Area Terbaik di Pantura Jatuh kepada Indomaret T3BG RE Martadinata. Ini Alasannya!

3 Hal yang Membuat Lamongan Semakin Payah Dibanding Tuban, padahal Dahulu Setara

Bapak saiki dhahar, lèh? = Ayah sekarang makan, kan?

#3 Menggunakan vokal “E” miring dan “O” miring

Menurut gramatika bahasa Jawa, jika kita membaca kata yang bertuliskan “mulih” (pulang), pelafalan huruf “i” pada kata tersebut akan terbaca miring (mulíh). Namun, hal ini tidak terlalu berlaku pada masyarakat Tuban. Mereka terbiasa mengucapkan setiap kata yang berakhiran “íh” menjadi “èh”, sehingga kata yang diucapkan menjadi “mulèh”.

Begitu juga kata dalam bahasa Jawa baku lainnya. Seperti “imbuh” yang mana, huruf u seharusnya terbaca miring (ú), malah terbaca o miring (ó), sehingga menjadi imbòh.

Beberapa contoh penggunaan kata dalam bahasa Jawa baku yang menggunakan pelafalan khas dialek Tuban lainnya seperti di bawah ini:

Eròh (eruh) = Tahu

Jirèh (jirih) = Penakut

Putèh (putih) = Putih

Buwòh (buwuh) = Kondangan

Winèh (winih) = Bibit

#4 Daftar kosakata sehari-hari

Daftar di bawah ini memuat kosakata yang paling sering digunakan oleh masyarakat Tuban pada aktivitas sehari-hari. Lalu, bagi kalian yang ngobrol dengan orang Tuban, pasti kalian akan menemukan setidaknya salah satu kata yang mereka ucapkan dari daftar di bawah ini. Mari, kita perhatikan!

Ndhêngêr = paham

Nyagók = cocok

Kêmlété = Sombong

Mbaít = lihai

Kólúk = hebat

Ngêmpròs = berbohong

Mêgilan = terkenal (dalam konteks negatif)

Gêjíg = kayu lancip untuk melubangi tanah

Santap = memukul dengan mengepalkan tangan

Béríng = juga

Jêmbêr = jijik

Tlênggêg = tersedia

Nah, jadi, itu tadi beberapa pedoman dialek Jawa Tuban yang sering digunakan dalam percakapan sehari. Mudah, bukan? Jadi, dengan adanya uraian singkat di atas, saya harap bisa menjadi pedoman untuk temen-temen. Barangkali suatu saat kalian nongki di Tuban dan ngobrol langsung sama orang Tuban, supaya nggak bingung dan mumet kayak saya dulu. Piye, leh? Wis padha ndhenger pa rung? Hehehe.

Sumber gambar: Unsplash karya Fauji Shiddiq

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 5 Oktober 2021 oleh

Tags: daerahdialekkosakatalokalanTuban
Ahmad Rizky Wahyudi

Ahmad Rizky Wahyudi

Mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra. Kaum insomnia yang rajin overthinking sama tulisannya sendiri.

ArtikelTerkait

Warga Jual Tanah ke Pertamina terus Beli Banyak Mobil, Bayar Pajaknya Gimana? terminal mojok.co

Warga Jual Tanah ke Pertamina terus Beli Banyak Mobil, Bayar Pajaknya Gimana?

17 Februari 2021
5 Kata yang Sering Diucapkan Orang Cirebon Terminal Mojok

5 Kata yang Sering Diucapkan Orang Cirebon

10 Februari 2022
Lamongan Semakin Suram di Balik Gemerlap Mojokerto dan Tuban

Lamongan Semakin Suram di Balik Gemerlap Mojokerto dan Tuban

13 Maret 2025
50 Kosakata yang Sering Digunakan Suku Osing Banyuwangi dalam Percakapan Sehari-hari Terminal Mojok

50 Kosakata yang Sering Digunakan Suku Osing Banyuwangi dalam Percakapan Sehari-hari

27 Maret 2022
Selamat Tinggal Bekasi, Ternyata Semarang Lebih Indah untuk Ditinggali dialek semarang

5 Contoh Dialek Semarang yang Bisa Kalian Pelajari agar Taunya Nggak Cuma Dialek Jawa Timur Aja

8 September 2023
4 Hal Unik Jadi Santri di Pesantren Langitan terminal mojok.co

4 Hal Unik Jadi Santri di Pesantren Langitan

25 Desember 2021
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Pengalaman Nonton di CGV J-Walk Jogja: Murah tapi Bikin Capek

Pengalaman Nonton di CGV J-Walk Jogja: Murah tapi Bikin Capek

4 Desember 2025
Kuliah Jurusan Ekonomi Pembangunan Bikin Saya Tidak Bisa Enjoy Shopping Lagi

Kuliah Jurusan Ekonomi Pembangunan Bikin Saya Tidak Bisa Enjoy Shopping Lagi

30 November 2025
Brakseng, Wisata Hidden Gem di Kota Batu yang Menawarkan Ketenangan

Brakseng, Wisata Hidden Gem di Kota Batu yang Menawarkan Ketenangan

2 Desember 2025
Malang Nyaman untuk Hidup tapi Bikin Sesak Buat Bertahan Hidup (Unsplash)

Ironi Pembangunan Kota Malang: Sukses Meniru Jakarta dalam Transportasi, tapi Gagal Menghindari Banjir

5 Desember 2025
QRIS Dianggap sebagai Puncak Peradaban Kaum Mager, tapi Sukses Bikin Pedagang Kecil Bingung

Surat untuk Pedagang yang Masih Minta Biaya Admin QRIS, Bertobatlah Kalian, Cari Untung Nggak Gini-gini Amat!

5 Desember 2025
Bukan Hanya Perpustakaan Daerah, Semua Pelayanan Publik Itu Jam Operasionalnya Kacau Semua!

Bukan Hanya Perpustakaan Daerah, Semua Pelayanan Publik Itu Jam Operasionalnya Kacau Semua!

1 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.