Kamus Bahasa Korea: 5 Kata Bahasa Korea yang Mirip dengan Bahasa Indonesia

Kamus Bahasa Korea_ 5 Kata Bahasa Korea yang Mirip dengan Bahasa Indonesia terminal mojok

Dalam kamus bahasa Korea, 5 kata berikut memiliki pelafalan yang mirip dengan kata dalam bahasa Indonesia.

Industri K-Pop semakin membentangkan sayapnya. Seluruh dunia terhipnotis dengan segala hal mengenai Negeri Gingseng Korea Selatan. Mulai dari musik, serial drama, hingga budaya dan bahasanya digandrungi banyak orang. Boleh dibilang beberapa tahun belakangan ini merupakan era kejayaan untuk industri K-Pop.

Ketika saya mendengarkan musik maupun menonton drama Korea, ada kalanya beberapa kata yang mereka ucapkan terasa tidak asing di telinga. Namun yang pasti artinya tidak sesuai dengan yang saya bayangkan. Kali ini saya akan membahas homofon bahasa Korea dan Indonesia. Menurut Mbah Google, homofon adalah kata yang ketika diucapkan sama dengan kata lain, namun berbeda dari segi arti. Berikut 5 homofon bahasa Korea dan Indonesia:

#1 Chaebol (재벌)

Pencinta K-Pop pasti sudah tidak asing dengan kata “chaebol”. Entah kalian sadari atau tidak, bahasa Korea yang satu ini memiliki pengucapan yang terdengar mirip dengan bahasa Indonesia, “cebol”.

Dalam bahasa Indonesia, cebol berarti orang yang bertubuh kecil, pendek. Bukan bermaksud body shaming, ya, kata “cebol” sendiri terkesan kurang pantas untuk diucapkan apalagi jika ditujukan untuk merendahkan orang lain. Sementara di Korea, chaebol memiliki arti keluarga kaya/konglomerat. Mulai sekarang kalau ada yang ngomongin kita “chaebol”, kita aminin saja. Siapa tahu beneran jadi orang kaya. Ehehehe, canda.

#2 Gohyang (고향)

Kata selanjutnya yang tak kalah beda artinya adalah “gohyang”. Kata ini terdengar mirip dengan bahasa Indonesia “goyang”. Goyang atau bahasa lainnya joget, pasti bukanlah suatu aktivitas yang asing terutama saat ada acara nikahan di kampung. Seperti rutinitas wajib, rasanya kalau nggak goyang di acara orang, kurang afdal, selain bawa amplop dan makan-makanan kondangan tentunya.

Dalam kamus bahasa Korea, “gohyang” memiliki arti “kampung halaman”. Nah lho, artinya beda banget sama bahasa Indonesia, ya.

#3 Bujang (부장)

“Bujang” dalam bahasa Korea juga memiliki pengucapan yang mirip dengan bahasa Indonesia “bujang”. Namun, tentu saja artinya berbeda, ya. “Bujang” dalam bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai pria yang belum memiliki pasangan atau istri. Sementara di Korea, “bujang” berarti manajer atau sebutan untuk atasan di tempat kerja. Selain “bujang”, Korea juga punya panggilan lain untuk memanggil atasan di tempat kerja sesuai dengan jabatannya, salah satunya “hoejang” yang mungkin sering kalian dengar juga di drama Korea kesayangan.

#4 Nabi (나비)

Kata selanjutnya yang punya arti berbeda namun pengucapannya sama dalam bahasa Indonesia adalah “nabi”. Dalam bahasa Indonesia, kita tentu sudah familier dengan kata “nabi”. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, “nabi” berarti orang yang menjadi pilihan Allah untuk menerima wahyu-Nya. Sementara dalam kamus bahasa Korea, “nabi” berarti kupu-kupu. Sementara untuk nabi yang punya makna sama dengan bahasa Indonesia, orang Korea menyebutnya “yeeonja”.

#5 Naga (나가)

Kata terakhir yang nggak kalah membagongkan adalah “naga”. Dalam bahasa Korea, “naga” dapat diartikan keluar. Jadi, sering kita lihat di drama-drama Korea, kalau ada dua orang dalam satu scene dan yang seorang meminta orang lain keluar dari rumah biasanya dia akan berteriak, “Naga!” sambil menunjuk ke luar. Kata ini bukan bentuk formal, sih. Biasanya juga diucapkan saat adegan marah gitu. Sementara dalam bahasa Indonesia, “naga” adalah penyebutan untuk makhluk mitologi naga yang digambarkan sebagai golongan reptil dengan tubuh raksasa. Hiiiy, sereeem.

Itulah 5 kata dalam bahasa Korea yang mirip dengan bahasa Indonesia namun memiliki arti yang jauh berbeda. Tulisan ini nggak bermaksud menjelekkan atau membandingkan satu bahasa dengan lainnya. Keunikan tiap bahasa di dunia membuat hidup jadi lebih menarik. Mengetahui bahasa, budaya, dan kebiasaan orang-orang di belahan dunia lainnya akan membuat kita sadar bahwa ilmu pengetahuan yang kita miliki saat ini belum ada apa-apanya, karena di atas langit masih ada langit.

Sumber Gambar: Pixabay

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Exit mobile version