Kampanye Menjijikkan Partai Gerindra yang Menunggangi Konser BLACKPINK

Kampanye Menjijikkan Partai Gerindra yang Menunggangi Konser BLACKPINK

Kampanye Menjijikkan Partai Gerindra yang Menunggangi Konser BLACKPINK (Pixabay.com)

Cara Partai Gerindra menunggangi konser BLACKPINK ini amat menjijikkan.

“Sok kenal boleh, tapi jangan sok asyik.” Kalimat ini sering sekali terdengar di berbagai macam tongkrongan. Ini seperti sebuah petuah, sebuah landasan tentang bagaimana kita bersikap kepada sesama manusia, baik yang sudah kenal atau yang belum/baru kenal. Kita boleh saja sok kenal dengan orang lain, tapi jangan sampai kita sok asyik. Percayalah, bahwa perilaku sok asyik itu benar-benar menjijikkan.

Partai Gerindra mungkin belum pernah mendengar hal ini. Sebagai sebuah partai politik, Gerindra itu sebenarnya partai yang interaksinya tidak cukup maksimal di media sosial. Apalagi jika kita lihat kiprah partai itu sejak 2014 hingga 2019. Gerindra terkesan keras, terkesan kolot, seperti orang tua yang merasa dirinya harus dihormati. Sulit relevan, apalagi dengan anak-anak muda.

Namun, dalam beberapa tahun terakhir, Gerindra seperti mengubah haluannya dalam berinteraksi di media sosial. Gerindra seperti berubah menjadi partai yang suka sekali berinteraksi dengan warganet, khususnya di Twitter. Gerindra menjadi sangat aktif di Twitter. Partai ini, dengan gaya agak sok asyik, seperti ingin membuang kekolotan yang selama ini melekat dalam diri mereka.

Gerindra yang cringe

Gerindra suka membalas cuitan/komentar warganet dengan balasan-balasan lucu (walau kadang cringe), dan beberapa kali membagikan hadiah ke warganet. Agak sok asyik memang. Tapi apakah usaha mereka berhasil? Cukup berhasil. Setidaknya jika melihat bagaimana respons beberapa warganet yang cukup “terhibur” dengan aktivitas Gerindra di Twitter. Walau sepertinya tak banyak berpengaruh ke elektabilitas dan perolehan suara mereka di pemilu mendatang.

Sekarang, gaya sok asyik mereka akhirnya mendapat “balasan” setimpal. Kemarin, Gerindra melalui akun Twitternya membuat semacam giveaway yang kalau kata admin akun Gerindra “dalam rangka iseng-iseng aja”. Hadiah dari giveaway tersebut adalah tiket konser grup Kpop kenamaan, BLACKPINK. Seperti diketahui, BLACKPINK akan menggelar konser di Jakarta pada 11 dan 12 Maret 2023.

Seperti layaknya sebuah giveaway, tentu Gerindra memberikan syarat dan ketentuan. Dan inilah yang menjijikan. Gerindra mengharuskan siapa saja yang ingin ikut giveaway harus berfoto dengan mengenakan atribut BLACKPINK di baliho atau billboard Pak Prabowo. Iya, Pak Prabowo Subianto. Foto tersebut harus diunggah di Twitter dengan tagar #GRDXBP dan harus follow+tag akun twitter Gerindra (@gerindra) dan Prabowo (@prabowo).

“Penunggangan” Gerindra terhadap BLACKPINK ini mendapat respons yang beragam. Ada cukup banyak warganet (yang mungkin adalah fans BLACKPINK) ikutan giveaway ini. Coba saja cek tagar #GRDXBP, pasti akan keluar banyak foto-foto orang beratribut BLACKPINK yang berfoto dengan baliho atau billboard Pak Prabowo. Sepertinya, banyak juga yang mengharapkan tiket gratis konser BLACKPINK.

Bumerang kampanye

Namun, tidak sedikit juga yang menghujat. Mereka yang menghujat berdalih bahwa apa yang dilakukan Gerindra ini adalah kampanye yang menjijikkan. “Menunggangi” BLACKPINK dengan tujuan eksistensi partai agar tetap terjaga tentu bukan cara yang elegan. Belum lagi ada beberapa fanbase yang mengatakan bahwa tidak ada kerja sama antara Gerindra dan BLACKPINK dalam giveaway yang dilakukan oleh Gerindra ini.

Lalu pertanyaan muncul. Kok bisa mereka ini dapat tiket banyak yang dibagi-bagikan secara gratis ke warganet,engingat banyak orang yang masih rebutan tiket BLACKPINK, dan banyak juga yang ketipu tiket BLACKPINK hingga sekarang. Tiketnya sih memang masih tersedia, tapi kok bisa ada partai dapat tiket banyak. Pemenang giveaway-nya pasti tidak hanya satu, kan? TIketnya tidak murah, lho, kisaran 1-3 juta rupiah.

Apakah Gerindra pakai uang/kas partai untuk membeli banyak tiket yang dibagikan gratis? Kalau iya, apakah etis jika memakai uang partai untuk hal-hal semacam ini? Kalau iya, mending jangan dipakai untuk giveaway tiket konser BLACKPINK, lah. Mending dipakai untuk bantu Komnas HAM, Amnesty Indonesia, atau KontraS untuk menyelesaikan kasus-kasus 98 dan sekitarnya. Gimana?

Atau jangan-jangan ini adalah bagian dari kampanye partai jelang pemilu 2024? Tapi kan masa kampanye belum dimulai, harusnya partai belum boleh kampanye dulu, dong?

Sanggahan yang aneh

Admin partai Gerindra memang menyanggahnya. Saat mereka dituding bahwa giveaway ini berbau politis, mereka mengatakan bahwa tidak ada kepentingan politik apa-apa, tidak ada anjuran memilih ini atau itu. Ini jelas aneh dan kontradiktif, lha wong salah satu syaratnya adalah berfoto di baliho atau billboard Pak Prabowo, kok. Giveaway-nya pun diumumkan melalui akun resmi partai, masa iya nggak ada urusan politik? Ada-ada saja, dikira kita semua goblog apa?!

Apalagi Gerindra memakai tagar #GRDXBP, yang seakan menyiratkan ada kerja sama antara piihak Gerindra dan BLACKPINK. Gerindra ini tahu nggak apa arti huruf “X” dalam tataran ini? Iya, kolaborasi atau kerja sama. Padahal, kenyataannya tidak ada kerja sama apa pun. Fanbase BLACKPINK juga sudah menyanggah dan keberatan atas apa yang dilakukan oleh Gerindra. Akun-akun fanbase ini bahkan menyuruh Gerindra untuk takedown postingan terkait giveaway ini.

Partai Gerindra sok asik!

Apa yang dilakukan Gerindra ini jelas sok asyik dan menjijikkan. Sangat sok asyik dan menjijikkan, bahkan. Mereka dengan entengnya menunggangi sebuah event yang melibatkan salah satu grup Kpop terbesar BLACKPINK, yang mempunyai fans-fans militan. Sudah sok asyik dan menjijikkan, lancang pula. Belum pernah ngerasain diserang fans Kpop memang partai ini.

Ini juga merupakan blunder dari Gerindra. Niatnya sih mungkin mau menjaring massa dari anak muda, khususnya fans Kpop, tapi kok ya pakai cara seperti ini. Cara yang terlalu menjijikkan. Alih-alih menjaring massa dari kalangan anak-anak muda, yang ada malah diberi label “red flag” oleh anak-anak muda. Toh yang ikutan giveaway kan nggak peduli sama Gerindra. Mereka pedulinya sama tiket gratisnya aja, kok.

Dan nggak hanya Gerindra sebenarnya yang “menunggangi” konser BLACKPINK di Jakarta. Ada partai lain seperti Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang melakukan hal serupa. Partainya beda, tapi kelakuannya kok ya sama aja. Sama-sama menjijikkan, sama-sama sok asyik. Tapi, bedanya PSI nggak terlalu dihujat karena nggak se-narsistik Gerindra dengan mensyaratkan harus foto di baliho ketua partai.

Tapi ya nggak heran sebenarnya kalau masih banyak yang ikutan giveaway menjijikkan dari Gerindra ini. Lha wong fans Kpop-nya sendiri masih banyak yang ketipu tiket BLACKPINK, kok. Demi tiket konser BLACKPINK, jangankan ketipu, dibuat “mainan” sama partai politik yang sok asyik aja bisa mereka.

Penulis: Iqbal AR
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Guyonan Twitter Partai Gerindra: Usaha Menutupi Luka Hati Prabowo

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Exit mobile version