Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Media Sosial

Kalau Split Bill Dianggap Ribet, Pakai Cara Yumi dan Woong di Drakor Yumi’s Cells Aja

Aminah Sri Prabasari oleh Aminah Sri Prabasari
22 Oktober 2021
A A
Kalau Split Bill Dianggap Bikin Ribet, Pakai Cara Yumi dan Woong di Drakor Yumi's Cells Aja terminal mojok
Share on FacebookShare on Twitter

Dahsyat banget dampak perkara split bill yang trending di Twitter ini. Relate bagi banyak orang dari beragam latar belakang, baik yang lihai dalam urusan kencan maupun yang belum pernah kencan sama sekali. Semua orang kepingin ikutan bahas karena masalah ini memang menyangkut hajat hidup orang banyak.

Tapi, bagi Yumi dan Woong di Yumi’s Cells, urusan split bill sudah selesai sejak pertama kali mereka bertemu saat kencan buta. Sudah langsung disepakati mereka ketemu untuk kencan buta, ya. Bukan hangout atau sekadar kopdar anak muda Twitter.

Kejadiannya ada di episode dua dan tiga Yumi’s Cells. Tanpa membawa mobil, tanpa minta dijemput, Yumi dan Woong bertemu di Bonjour Fountain. “Aku pakai tas merah, ya,” kata Yumi di chat. Mereka memang nggak saling tahu akun medsos satu sama lain, Ugi sebagai comblang pun nggak share foto.

Setelah ketemu, Yumi berinisiatif mengajak Woong minum kopi. “Panas banget nggak, sih? Minum kopi, yuk. Ada tempat yang enak di seberang jalan.” Woong yang sedang terpesona cuma ah oh saja.

Saat ngopi, perut Yumi bunyi, Woong cepat tanggap, “Jam enam, nih. Karena kamu sudah mengajakku ngopi di tempat yang asyik, gimana kalau gantian kuajak makan ke restoran enak?”

Setelah selesai makan Yumi ke kasir hendak membayar makanan, namun Woong menghentikan Yumi.

“Kamu kan sudah bayar kopi tadi, makanan ini aku saja yang bayar,” kata Yumi.

“Kan sudah kubilang aku yang traktir,” jawab Woong.

Baca Juga:

6 Drama Korea yang Dirindukan, Bikin Susah Move On!

Layar Hitam di Episode 14 Yumi’s Cells: Pengingat bahwa Komunikasi dalam Hubungan Itu Penting

“Jangan dong, masa kamu yang bayar semuanya?” tolak Yumi. Akhirnya Yumi yang jadi pemenang perdebatan, ia yang bayar makanan.

Woong yang nggak mau kencannya berakhir cepat ngajak minum. Karena Yumi nggak tertarik melanjutkan kencan, ia menolak. Tapi akhirnya mereka datang ke festival kodok dengan membeli tiket couple, Woong yang bayar. Awalnya sih Woong mau beli dua tiket, tapi karena tiket couple ada diskon, Yumi mengaku sebagai pasangan supaya Woong dapat diskon. Selain membayar tiket, Woong juga mentraktir popcorn.

Ada dua hal yang menarik dari kencan pertama Yumi dan Woong. Pertama, maksud pertemuan sudah disepakati sejak awal. Jadi, nggak ada ceritanya pihak A bilang kencan, sementara B (mengaku) berpikir sedang hangout dengan stranger dari Twitter.

Kedua, gestur “ingin membayar” sangat penting dan perlu dihargai plus nggak usah gengsi pakai diskon, Gaes. Yumi dan Woong sukses menampilkan kesan bukan orang matre dan egois, perhatian soal pengeluaran pasangan saat kencan, dan berusaha nggak membebani orang lain. Memang kalau dipikir-pikir kencan buta adalah kesepakatan berdua, wajar jika pengeluaran saat kencan jadi tanggungan berdua.

Menyimak berbagai komentar di Twitter, sepertinya banyak yang berpendapat bahwa laki-laki lah yang seharusnya membayar pengeluaran saat kencan. Gentleman katanya harus begitu. Menurut saya ini soal preferensi saja, sih. Toh kalau maunya split bill pun jika memang tertarik akan ada kencan kedua dan seterusnya. Jika split bill diyakini mewakili attitude, cara berpikir, personality, dan sebagainya kemudian ajakan split bill dianggap “red flag” dan bikin turn off ya terserah saja.

Kultur Korea memang berbeda dengan Indonesia. Di sana sudah terang-terangan soal kencan buta sejak awal. Nggak ada ceritanya salah paham, hangout dalam rangka kopdar (kopi darat atau meet up) disangka first date. Duh, jauh betul kesasarnya.

Namun, soal traktir-mentraktir saat kencan pertama atau sekadar kopdar dengan stranger dari medsos sepertinya juga soal common sense dan berlaku umum, sih. Bahkan beda nilai/norma atau preferensi pun nggak akan jadi masalah asal kita mau mikir dikit.

Kita kan nggak bisa menebak-nebak isi pikiran orang, kenal satu sama lain juga baru (kalau konteksnya kencan pertama dan kopdar). Karena itulah perlu pakai common sense biar nggak salah paham. Kalau sense-nya lelet, bisa pakai cara sederhana, yaitu dikomunikasikan sejak awal.

Selain itu, perlu banget memahami etiket dasar seperti:
Satu, makanlah di tempat yang bisa kita bayar sendiri harga makanannya alias affordable. Dua, kalau nggak ada pernyataan ditraktir (literally dinyatakan dalam ucapan, ya) sebaiknya bayar sendiri makanan kita. Tiga, meski ada pernyataan ditraktir lebih baik tahan diri untuk nggak memilih menu yang mahal. Jangan aji mumpung. Etiket dasar ini nggak membedakan gender, ya.

Jujur soal keributan di Twitter itu saya nggak habis pikir, sih. Mbaknya bisa salah paham soal nge-date kemudian bete diminta split bill, blio ini princess dari kecamatan mana memangnya? Sepertinya terbiasa dipuja-puji dan diurusi sampai-sampai bayar makanannya sendiri saja nggak sudi.

Terus, masnya bisa bikin rincian detail banget sampai jadi thread panjang. Jari kuat ngetik sebanyak itu buat klarifikasi, tapi nggak cukup kuat buat berkomunikasi dengan terang benderang sama mbaknya sejak awal?

Soal apa pun sudah pasti akan jadi masalah jika kita selalu menganggap bahwa ekspektasi-ekspektasi kita lah yang akan dan seharusnya terjadi. Kemudian berujung sindir-menyindir dan spill di medsos karena ekspektasi tak tercapai. Bersyukur kalau dapat dukungan, kalau malah dirujak netizen lalu kena mental gimana?

Sumber Gambar: Unsplash

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 22 Oktober 2021 oleh

Tags: split the billtrending topic twitterYumi's Cells
Aminah Sri Prabasari

Aminah Sri Prabasari

Perempuan yg merdeka, pegawai swasta yg punya kerja sambilan, pembaca yg sesekali menulis.

ArtikelTerkait

jan ethes

Jan Ethes Pakai Sepatu Gucci dan Kaitannya dengan Kemerdekaan

20 Agustus 2019
Split the Bill Bisa Jadi Cara Bentuk Kesetaraan dalam Hubungan

Split the Bill Bisa Jadi Cara Bentuk Kesetaraan dalam Hubungan

4 Januari 2020
Layar Hitam di Episode 14 Yumi's Cells: Pengingat bahwa Komunikasi dalam Hubungan Itu Penting terminal mojok.co

Layar Hitam di Episode 14 Yumi’s Cells: Pengingat bahwa Komunikasi dalam Hubungan Itu Penting

31 Oktober 2021
6 Drama Korea yang Dirindukan, Bikin Susah Move On!

6 Drama Korea yang Dirindukan, Bikin Susah Move On!

15 Juni 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

5 Rekomendasi Kuliner Babi Surabaya untuk Kalian yang Menghabiskan Cuti Natal di Kota Pahlawan

5 Rekomendasi Kuliner Babi Surabaya untuk Kalian yang Menghabiskan Cuti Natal di Kota Pahlawan

22 Desember 2025
Lumajang Bikin Sinting. Slow Living? Malah Tambah Pusing (Unsplash)

Lumajang Sangat Tidak Cocok Jadi Tempat Slow Living: Niat Ngilangin Pusing dapatnya Malah Sinting

19 Desember 2025
Keluh Kesah Alumni Program Akselerasi 2 tahun di SMA, Kini Ngenes di Perkuliahan

Keluh Kesah Alumni Program Akselerasi 2 tahun di SMA, Kini Ngenes di Perkuliahan

18 Desember 2025
KA Ijen Expres, Kereta Premium Malang-Banyuwangi, Penyelamat Mahasiswa asal Tapal Kuda

KA Ijen Expres, Kereta Premium Malang-Banyuwangi, Penyelamat Mahasiswa asal Tapal Kuda

18 Desember 2025
Bukan Mojokerto, tapi Lumajang yang Layak Menjadi Tempat Slow Living Terbaik di Jawa Timur

Bukan Mojokerto, tapi Lumajang yang Layak Menjadi Tempat Slow Living Terbaik di Jawa Timur

18 Desember 2025
Nggak Punya QRIS, Nenek Dituduh Nggak Mau Bayar Roti (Unsplash)

Rasanya Sangat Sedih ketika Nenek Saya Dituduh Nggak Mau Bayar Roti Terkenal karena Nggak Bisa Pakai QRIS

21 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Pantai Bama Baluran Situbondo: Indah tapi Waswas Gangguan Monyet Nakal, Itu karena Ulah Wisatawan Sendiri
  • Talent Connect Dibimbing.id: Saat Networking Tidak Lagi Sekadar Basa-basi Karier
  • Ironi Perayaan Hari Ibu di Tengah Bencana Aceh dan Sumatra, Perempuan Makin Terabaikan dan Tak Berdaya
  • Kisah Kelam Pasar Beringharjo Jogja di Masa Lalu yang Tak Banyak Orang Tahu
  • Melacak Gerak Sayap Predator Terlangka di Jawa Lewat Genggaman Ponsel
  • Regenerasi Atlet Panahan Terancam Mandek di Ajang Internasional, Legenda “3 Srikandi” Yakin Masih Ada Harapan

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.