Kayaknya cuma orang-orang tangguh yang bisa bertahan tinggal di Kabupaten Semarang.
Buat yang pengetahuan spasialnya buruk, mungkin tiap kali mendengar nama “Semarang” langsung merujuk pada ibu kota Provinsi Jawa Tengah. Ya, wilayah yang dimaksud adalah Kota Semarang yang letaknya di pesisir utara Pulau Jawa. Wilayah ini cukup strategis dan berada di jalur penting penghubung Jakarta dan Surabaya.
Semarang juga termasuk kawasan Joglosemar (Jogja, Solo, Semarang) yang potensial. Akan tetapi, sebagian orang yang nggak tinggal di Jawa Tengah mungkin akan asing begitu mendengar nama Kabupaten Semarang. Bahkan tak sedikit orang yang mengira kalau wilayah ini masih satu kotamadya dengan Kota Semarang.
Walaupun saya bukan warga Kabupaten Semarang, saya paham betul daerah ini karena saya sering berkunjung ke rumah sanak saudara yang tinggal di sana, tepatnya di Kecamatan Tengaran. Saya jadi tahu realitas yang terjadi di kabupaten tersebut beserta penderitaan yang dialami oleh saudara saya.
Daftar Isi
#1 Ibu kota kabupaten letaknya di tapal batas Kota Semarang
Mungkin nggak banyak orang yang tahu kalau Ungaran adalah ibu kota dari Kabupaten Semarang. Banyak yang berpikiran kalau Ungaran masih satu wilayah dengan Kota Semarang, padahal ya nggak. Entah kenapa pusat pemerintahan Kabupaten Semarang ini lokasinya malah berada di pinggiran utara kabupaten.
Lantaran pusat pemerintahan kabupaten ini berada di utara, warga yang tinggal di selatan kabupaten harus bermuram durja ketika hendak mengurus sesuatu di pusat kabupaten. Misalnya, warga yang berada di Kecamatan Kaliwungu, kecamatan paling selatan dari Kabupaten Semarang, harus menempuh perjalanan ke Ungaran hingga dua jam!
Akan tetapi warga kabupaten yang tinggal di wilayah selatan kini bisa bernapas lega. Saya sempat mendengar wacana pemindahan ibu kota kabupaten ini jadi ke Kecamatan Bawen. Mungkin Bawen dipilih karena lokasinya pas berada di tengah-tengah kabupaten tersebut, ya.
#2 Banyak jalur tengkorak
Karena letaknya berada di tengah-tengah antara Solo, Semarang, dan Magelang, Kabupaten Semarang dilewati oleh dua jalan nasional, yakni Jalan Solo-Semarang dan Magelang-Semarang, serta jalan tol Trans Jawa. Selain itu, kabupaten ini dilewati beberapa jalan provinsi yang banyak dilalui oleh orang dari luar daerah sebagai jalan alternatif. Hal ini menyisakan permasalahan sendiri akibat ramainya lalu-lalang kendaraan di jalanan kabupaten.
Ada beberapa jalan yang berisiko untuk dilalui. Sebut saja sepanjang jalan nasional dari Bawen ke Semarang. Jalanan ini dilalui banyak kendaraan berat, sehingga pengendara perlu ekstra waspada. Selain itu, jalanan yang berada di wilayah selatan seperti Jalan Provinsi Salatiga-Gemolong juga banyak dilewati bus AKAP.
Baca halaman selanjutnya: Penutur dialek khas Semarangan sulit ditemui…
#3 Dialek Semarangan nggak ditemukan di wilayah selatan kabupaten
Dialek khas Semarangan sulit ditemukan penuturnya jika kita berada di wilayah selatan Kabupaten Semarang. Wilayah selatan ini bisa dikatakan lebih condong ke kultur budaya Solo, jadi warganya kebanyakan medok banget.
#4 Warga kabupaten lebih mengandalkan Salatiga dan Boyolali sebagai pusat keramaian daripada harus jauh-jauh ke Kota Semarang
Letak Kota Salatiga yang nyempil di tengah-tengah Kabupaten Semarang membuatnya menjadi pusat segala kebutuhan warga kabupaten. Semua kebutuhan hidup warga kabupaten seperti tempat nongkrong, pusat perbelanjaan, dan bahkan pendidikan bisa dipenuhi di Salatiga. Apalagi kota mungil ini luasnya mirip dengan luas kecamatan yang ada di Kabupaten Semarang.
Sementara itu, warga yang tinggal di wilayah selatan juga banyak yang mengandalkan Kota Boyolali karena jaraknya sangat dekat. Misalnya Kecamatan Kaliwungu yang wilayahnya berbatasan langsung dengan Boyolali.
Kalau fasilitas publik yang ada di Kota Salatiga dan Boyolali dirasa masih kurang, warga kabupaten bagian selatan biasanya akan mengandalkan Kota Solo dibanding harus pergi ke Semarang. Jarak ke Solo justru lebih mudah diakses daripada harus pergi jauh ke Kota Semarang.
Saran
Berdasarkan pengamatan saya, jika ditanya soal tempat tinggal, warga kabupaten lebih memilih menyebut mereka orang Salatiga, Ambarawa, Kopeng, atau Ungaran yang namanya lebih dikenal daripada menyebutkan nama Kabupaten Semarang itu sendiri. Hal ini biasanya mereka lakukan agar nggak terjadi perdebatan panjang dengan orang lain yang nggak bisa membedakan geografis Kota Semarang dan Kabupaten Semarang.
Makanya mungkin akan lebih baik kalau nama Kabupaten Semarang diganti agar nggak membuat warga repot ketika harus menjelaskan tempat tinggal mereka. Hal ini juga bisa menjadi pembeda dengan Kota Semarang.
Begitulah penderitaan yang dirasakan warga Kabupaten Semarang berdasarkan cerita saudara saya. Saya harus bilang bahwa kabupaten ini memang merupakan tempat untuk orang-orang tangguh yang sabar menghadapi hal-hal yang saya tuliskan di atas. Salut deh dengan warganya yang tetap tabah tinggal di sini meski nggak mudah.
Penulis: Fajar Novianto Alfitroh
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA Kecamatan Sumowono, Kenikmatan Kabupaten Semarang yang Membuat Orang Demak Iri.