Beberapa tulisan di Mojok membahas seputar jurusan kuliah. Tidak terkecuali jurusan bahasa Mandarin yang katanya punya peluang kerja menjanjikan. Sebagai seseorang yang kuliah di jurusan itu, jelas saya ingin menimpali banyak hal. Namun, sebelumnya, izinkan saya bercerita asal mula bisa masuk ke jurusan itu.
Setelah lulus SMA, saya tidak pernah menyangka akan melanjutkan kuliah di jurusan Bahasa Mandarin dan Kebudayaan Tiongkok di UNS. Jurusan ini memang bukan pilihan pertama, melainkan pilihan ke dua. Namun, setelah menjalaninya beberapa waktu, tidak ada sedikitpun penyesalan terbesit. Mungkin karena keluarga saya yang begitu mendukung.
Saat ini saya sudah kurang lebih satu tahun atau 2 semester belajar Bahasa Mandarin dan Kebudayaan Tiongkok. Saya berkenalan dengan banyak sekali mata kuliah inti seperti komprehensif, membaca, menulis, mendengar, berbicara dan kebudayaan. Pengalaman yang benar-benar baru.
Daftar Isi
Sulitnya jurusan Bahasa Mandarin dan Kebudayaan Tiongkok
Kalau boleh mendefinisikan jurusan ini dengan satu kata, saya akan memilih kata sulit. Bisa jadi karena saya memang belum terbiasa. Namun, menurut berbagai sumber, bahasa Mandarin memang salah satu bahasa tersulit di dunia. Wajar saja kalau saya merasa capek.
Saya spill sedikit pengalaman awal-awal belajar bahasa ini ya. Pada saat itu, tiap mahasiswa diberi buku. Buku itu terdiri atas beberapa bab. Nah, setiap babnya ada sekitar 11-16 kosakata baru. Jumlah itu berlaku pada semester 1. Nah, di semester 2, jumlah kosakata baru dalam tiap bab meningkat jadi 27-30 kata.
Tidak hanya kosakata yang ditambah, seiring bertambah semester, Hanzi atau aksara China semakin panjang. Biasanya, mahasiswa diberi tugas untuk menyalin 5 kali semua kosakata itu dan membuat kalimat. Di awal semester tenaga para mahasiswa masih penuh, tapi lama kelamaan kok capek juga ya.
Perlu punya ingatan yang kuat
Hanzi dalam bahasa Mandarin memang ada banyak. Mahasiswa harus menghafalnya ditambah dengan pinyin (拼音) sebagai alfabet Latin. Kalau hafal hanzi otomatis hafal pinyin tetapi tidak dengan shengdiao (声调) yang gunanya sebagai nada atau intonasi. Jangan sepelekan intonasi, sebab beda intonasi bisa beda arti.
Bayangkan jika kita sudah bicara panjang lebar, tapi arti yang ditangkap bisa jadi beda karena nadanya salah. Asal tahu saja, pengucapan Bahasa mandarin ada tekniknya tetapi itu hanya digunakan dalam beberapa kata seperti “c”, “ch”, “z”, “zh”, “r”, “sh”, dan lain-lain, ini semua bermain napas, mulut, dan lidah, terlihatnya gampang tetapi nyatanya susahhhh. Walaupun begitu harus tetap belajar biar jam terbangnya tinggi.
Rumit bukan bahasa ini? Memang perlu ingatan yang kuat dan ketekunan untuk bisa menguasainya. Walau rumit, tapi itu semua memungkinkan dipelajari kok. Tenang saja.
Rumit, tapi saya menikmatinya
Saya tahu jurusan ini cukup rumit, tapi entah mengapa saya menyukainya. Kesenangan ini berlanjut ketika saya berhasil membaca tulisan-tulisan di berbagai produk bikinan China yang masuk Indonesia. Terdengar sepele memang, tapi entah mengapa terasa begitu membahagiakan. Mungkin karena benar-benar bisa melihat hasil dari proses belajar selama ini.
Selain itu kita juga diajarkan dan diperkenalkan kebudayaan tiongkok yang sangat begitu beragam. Asyiknya lagi ada beberapa budaya yang terasa begitu dekat kehidupan sehari-hari. Jurusan ini terasa semakin seru karena UNS menghadirkan dosen yang berasal dari China langsung.
Semoga ini menjadi bahan pertimbangan buat kalian yang ingin masuk ke jurusan Bahasa mandarin, kalian harus siap tugas banyak dan siap untuk mau belajar. Walaupun jurusan ini banyak dukanya, tapi saya tidak menyesal masuk ke sana. Banyak sukanya selain itu bahasa Mandarin sedang sangat dibutuhkan pada saat ini dalam dunia kerja.
Penulis: Imanuel Joseph Phanata
Editor: Kenia Intan
BACA JUGA 4 Tipe Orang yang Sebaiknya Nggak Usah Kuliah S2, Cuma Buang-buang Waktu dan Duit
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.