Bapak kesayangan kita semua, sedang sibuk dan tengah menghadapi banyak permasalahan negara. Pasti lelah secara fisik dan pikiran, tapi sepertinya nggak kalau soal batiniah. Pasalnya, banyaknya kritik yang hadir, sepertinya tak berimbas pada performa blio dan jajarannya. Lempeng aja. Sebuah bukti yang valid, jika blio memang kuat dan rajin kerja, kerja, kerja. Sehingga ia tak menggubris kritik lembut hingga pedas dari rakyat. Wong, terlalu sibuk kerja. Namun, ada sedikit rasa rindu yang tak bisa tergambarkan lagi. Rindu ini sudah rindu serindu rindunya. Saya rindu menonton film yang mengangkat cerita kehidupan dari Pak Jokowi.
#1 Jokowi (2013)
Pada 2013, ada sebuah film yang berjudul Jokowi. Dibintangi oleh Teuku Rifnu Wikana sebagai Pak Jokowi dan Prisia Nasution sebagai Ibu Iriana. Meski ada yang aneh, terutama Teuku Rifnu Wikana yang harus memerankan Jokowi muda sekaligus Jokowi versi tua saat sudah bikin pabrik mebel. Agak wagu, Jokowi tua sama muda, mukanya sama-sama tua. Apalagi wig yang dipakai mirip ijuk. Akan tetapi, saya yang saat itu masih lebih muda dan seperti ABG sedikit naif kebanyakan, begitu menikmati film ini. Menurut saya, glorifikasi dari wong cilik yang jadi wong gedhe digarap dengan lumayan bagus. Saya jadi ikut-ikutan trenyuh. Bahkan berpikiran jika pemimpin seperti inilah yang saya idam-idamkan.
#2 Jokowi Adalah kita (2014)
Lalu, muncul film lagi pada 2014 berjudul Jokowi Adalah Kita. Film ini menceritakan perjuangan Pak Jokowi hingga sampai ke panggung politik kancah nasional. Ben Joshua yang didapuk memerankan bapak kita tercinta. Meski sempat ditunda penayangannya (padahal sudah tayang satu hari), film ini akhirnya bisa dinikmati banyak orang. Saat itu harga BBM tengah naik sehingga film harus ditarik sementara. Ya, mungkin biar nanti ada yang nonton, lah. Kalau saat itu dipaksakan, takutnya rugi nggak ada penonton. Perjuangan blio tergambar baik, keren, jos gandos, dan kalau kata Pak Mahfud, mengharukan. Sungguh, saya menyukai kisah perjuangan blio. Membuat saya makin yakin, bliolah orangnya.
Kini saat blio sibuk kerja, kerja, kerja, saya makin rindu menonton film itu. Pasalnya, di film biografi blio itulah, saya menemukan sosok pemimpin idaman yang bekerja keras dan sangat merakyat. Apalagi blio dikenal sebagai presiden wong cilik dan bersahaja. Di film-film itu, pemimpin impian saya terlihat ngedap-edapi dan bikin diri ini bangga. Jadi, biar saya bisa menemukan sosok semacam itu lagi, mbok ada yang bikin film soal Pak Jokowi lagi. Sungguh, saya pengin banget melihat lagi seorang pemimpin yang jos gandos.
Ayo, siapa yang mau bikin? Hanung, Joko Anwar, atau Mira Lesmana mungkin? Kalau boleh, saya usul sedikit. Ya, urun rembuk jalan cerita dari sisi seorang mas-mas pengagum JKWCU. Mungkin, nantinya bisa bikin cerita soal bahagianya warga negara yang terbebas pandemi di bulan Juni 2020. Atau bisa bikin keberhasilan pemerintahan Jokowi dan keseriusan mereka menangani pandemi, tanpa ada banyolan soal Covid. Sampai-sampai seluruh dunia berdecak kagum. Pemerintah juga dapat kepercayaan publik dan dunia secara utuh. Negara kita jadi negara percontohan. Lalu nggak ada yang namanya Omnibus Law, justru buruh makin sejahtera dan sangat diperhatikan negara. KPK makin kuat dan koruptor menangis saat mengenakan rompi oranye.
Di film ini, tak ada demo lagi. Yang ada hanya rakyat yang berjalan mengelilingi kota sambil memegang baliho bertuliskan, “Terima Kasih, Pak Jokowi dan Kabinet Kerja”. Swasembada pangan terlaksana dan nggak ada eksploitasi alam yang ngawur. Hutan, sawah, lautan, gunung, semua lestari. Rakyat Indonesia bahagia dan pemerintah menjadi idola. Nggak ada poster BTS, Slipknot, atau Christiano Ronaldo di kamar pemuda dan pemudi. Yang ada hanya poster dari Kabinet Kerja dan terpampang foto Pak Jokowi beserta wakilnya di setiap ruang tamu di seantero negeri.
Begitulah film tentang Pak Jokowi yang saya inginkan dan rindukan. Dijamin menggugah keharuan. Yah, namanya film, nggak harus kejadian di dunia nyata. Bahkan kenyataan sendiri bisa ditutup-tutupi di dunia nyata. Tinggal menyangkal atau tak mengakui keadaan, kemudian berharap orang-orang menganggap kinerjanya baik. Sungguh-sungguh menyebalkan!
Sumber Gambar: YouTube BeritaSatu
BACA JUGA Menanti Crossover DMCU (Deddy Mizwar Cinematic Universe) atau tulisan Bayu Kharisma Putra lainnya.