Fix! Valid! No debat. Jok penumpang motor Ninja adalah jok paling aneh yang pernah saya temui dan rasakan.
Saya hobi sekali naik motor. Entah itu dibonceng atau membonceng. Kalau disuruh milih saya lebih senang naik motor ketimbang mobil. Naik motor lebih asyik menurut saya, lebih bisa merasakan angin sepoi-sepoi. Apalagi kalau perjalanan jauh.
Saya sudah pernah merasakan naik motor dari yang gigi sampai matic. Namun, jujur sampai saat ini saya hanya berani mengendarai motor matic. Ya, karena lebih mudah dikendarainya. Tinggal gas rem gas rem saja. Nggak ribet. Kalau motor gigi, saya nggak berani. Saya masih bingung cara pindah giginya bagaimana. Ditambah saya pernah nyungsep waktu belajar naik motor gigi dulu.
Sejauh ini, motor yang paling nyaman buat saya adalah motor matic. Kalau untuk membonceng dan dibonceng, motor matic memang jagonya. Namun, nggak jarang saya juga dibonceng pakai motor gigi. Ya, pokoknya dibonceng pakai motor apa pun saya senang. Kecuali dengan motor satu ini.
Jika waktu itu ada tulisan tentang seblak yang dianggap sebagai makanan paling aneh, di dunia permotoran ini buat saya motor Ninja adalah yang paling aneh. Apalagi jok motor penumpangnya. Duh. Banyak yang bilang perempuan suka laki-laki yang punya motor Ninja. Ah! Kalau saya sih tidak. Big no! Saya akan utamakan mereka yang punya motor Mio atau Vario, deh.
Banyak orang bilang body motor Ninja itu keren. Ya, bolehlah kalau soal bodynya. Meskipun bagi saya juga sedikit aneh. Banyak yang bilang kalau laki-laki punya motor ini sudah pasti keren. Hah? Pernyataan paling aneh yang pernah saya dengar. Tetangga saya punya motor ini kok nggak keren, ya? Malah badungnya bukan main. Hmmm. Mungkin itu yang dimaksud bad boy.
Lantas, kenapa saya mempermasalahkan jok penumpang motor Ninja? Alasannya karena joknya nggak manusiawi. Kalau jok pemboncengnya sih masih oke. Masih bisa saya tolerir. Namun, saya kadang mbatin, apa nggak capek ya kalau nyetir badannya harus sampai bungkuk begitu? Soalnya jarak stang motor dengan tubuh cukup jauh.
Ah, lupakan stang motornya. Kembali fokus ke jok penumpangnya. Bagi saya, jok penumpang motor Ninja itu aneh sekali. Terlalu tinggi. Bahkan kalau buat saya tinggi sekali. Saya sering lihat perempuan yang dibonceng pakai motor ini sambil meluk pacarnya itu posisi duduknya nggak enak banget, deh. Asli. Kesannya malah kaya lagi nungging di motor. Ih, aneh banget lah pokoknya.
Saya ini bukan tipe perempuan yang kalau dibonceng pacar hobinya pelak-peluk. Saya lebih fokus lihat jalanan biasanya. Nggak pernah sekalipun saya peluk pacar kalau sedang dibonceng. Ketika saya lihat perempuan di jalan yang naik motor Ninja lalu duduk manis sambil memeluk sang pacar, ditambah pose nungging-nungging yang aneh banget tadi itu, saya makin nggak mau peluk pacar apalagi kalau naik motor Ninja.
Memangnya perempuan yang dibonceng motor Ninja dengan model jok begitu nggak malu, ya? Toh, ternyata pose duduk sambil meluk pacar itu aneh banget. Apa mungkin selama ini mereka nggak sadar kalau seperti itu? Ah, tapi masa nggak sadar? Pasti ada rasa nggak nyaman, kan, kalau posisi duduknya nungging-nungging?
Selama 22 tahun saya hidup, saya hanya pernah naik motor Ninja dua kali. Pasalnya, setelah naik yang kedua kalinya, saya memutuskan nggak mau naik motor ini lagi. Bahkan saya pernah bilang ke mantan pacar saya dulu mending dia beli motor Mio atau Supra X saja, lah, ketimbang saya harus naik motor Ninja-nya. Hahaha.
Selain terkesan nungging-nungging kalau dibonceng, jok penumpang motor ini sangking tingginya saya selalu jadi pusat perhatian pengguna jalan lainnya. Jok yang tinggi itu malah membuat saya terasa lebih tinggi dibanding pengendara motor lainnya seperti Mio dan Vario.
Saya kadang malu deh kalau dilihatin dari bawah. Maksud saya, kadang ada saja mbak-mbak atau mas-mas yang kepalanya naik turun lihatin saya duduk di motor Ninja. Apalagi kalau sedang di lampu merah. Hadeh. Memang membuat tidak nyaman ya motor Ninja ini.
Belum cukup sampai di situ. Tingginya jok penumpang motor Ninja membuat saya selalu was-was kalau tiba-tiba jatuh. Ini dia yang paling saya takuti. Saking tingginya, saya takut ketika melewati polisi tidur saya akan terbang entah ke mana. Seram sekali memang. Apalagi kalau sudah dibawa ngebut. Haduh. Kapok saya.
Setiap kali saya melihat motor Ninja, pasti saya langsung terpikir jok penumpangnya yang aneh bin ajaib itu. Kadang saya berpikir ini saya wajar atau memang selera saya yang rendah, ya? Saya lebih senang lihat laki-laki pakai motor gigi atau matic. Ah! Selera saya bukan rendahan. Memang selera orang kan beda-beda.
Sejauh ini, setiap motor Ninja yang saya lihat, jok penumpangnya nggak santai banget. Ada nggak sih yang jok motornya biasa-biasa saja gitu? Sepertinya semua motor Ninja bentuk jok penumpangnya sama deh. Dibonceng motor Ninja buat saya malah bikin mangkel. Nggak lagi-lagi deh saya naik motor Ninja!
BACA JUGA Yamaha Vixion: Motor yang Mudah Dicintai dan Bikin Nyaman Pengendaranya atau tulisan Ayu Octavi Anjani lainnya.