Joging Sambil Pakai Headset, Pengin Sehat Atau Celaka?

Joging Sambil Pakai Headset, Pengin Sehat Atau Celaka_ terminal mojok

Joging memang menyehatkan, namun bisa bikin celaka kalau sambil dengerin musik pakai headset, lho!

Hari Minggu pagi yang cerah tentu saja akan lebih berfaedah jika kita mengisinya dengan berolahraga. Terlebih lagi di masa pandemi seperti sekarang ini, berolahraga jadi begitu penting untuk kita lakukan agar tubuh nggak gampang terserang penyakit atau virus. Begitulah kira-kira salah satu nasihat yang saat ini sering diucapkan dokter untuk pasiennya.

Belakangan ini saya juga mulai membiasakan diri untuk olahraga. Ya, setiap Minggu pagi, sekira pukul enam, saya akan keluar rumah untuk joging. Kenapa joging? Karena bagi saya joging adalah olahraga yang paling sederhana untuk dilakukan. Olahraga satu ini nggak neko-neko dan nggak berat-berat amat. Sayangnya, kegiatan ini cukup bikin saya resah. Bukan perkara jogingnya, melainkan orang-orang yang melakukan kegiatan tersebut sambil mendengarkan musik menggunakan headset.

Nggak bisa dimungkiri kita memang selalu memerlukan kondisi ternyaman dalam setiap aktivitas yang kita lakukan. Barangkali atas alasan itu pula beberapa orang sangat senang mendengarkan musik melalui headset ketika joging. Apalagi jika musik yang didengarkan bisa membangkitkan semangat. Tentu saja selain mendapatkan kenyamanan dalam beraktivitas, semangat untuk terus berlari jadi semakin membara.

Penampilan pun seolah terlihat lebih ciamik saat ada headset yang terpasang di telinga ketika sedang joging. Terlebih lagi jika yang kita gunakan adalah headset bluetooth. Makin merasa keren dan wow gitu. Padahal ternyata di balik itu semua terdapat efek mudarat yang jauh lebih besar. Mempertahankan kebiasaan yang manfaatnya nggak lebih besar daripada mudaratnya tentu nggak layak untuk dilakukan. Bagi saya, mereka yang memiliki kebiasaan mendengarkan musik pakai headset saat joging rasa-rasanya nggak memikirkan keselamatan jiwa mereka.

Agaknya orang-orang yang melakukan praktik tersebut nggak terbiasa merenung dan bertanya pada diri sendiri sebelum bertindak. “Kalau saya pakai headset, gimana saya bisa tahu ada mobil yang melaju kencang di belakang saya?”, “Kalau saya pakai headset, gimana saya bisa dengar bunyi klakson dari mobil besar yang memberikan kode pada saya untuk menyingkir supaya nggak keserempet?”, dan pertanyaan-pertanyaan lain perkara headset, joging, dan keselamatan. Ah, yang kayak gini sukanya yang enak-enak doang.

Terlebih lagi jika area joging kita di pinggir jalan raya yang selalu ramai akan kendaraan. Tentu saja kita dituntut untuk selalu waspada saat sedang joging, sebab potensi untuk tersenggol badan mobil sangat besar. Lalai sedikit saja bisa-bisa nyawa kita melayang. Tapi, gimana bisa disebut aman kalau ternyata saat joging kita justru fokus mendengarkan musik alih-alih fokus pada suara kendaraan atau bunyi klakson kendaraan di belakang kita?

Saya pribadi yang nggak pernah mendengarkan musik pakai headaset saat joging masih kerap nggak menyadari kalau di belakang ada mobil besar mau lewat. Tahu-tahu mobilnya sudah berada tepat di samping saya. Bahkan tak jarang juga hampir kena senggol. Makanya saya heran jika ada orang yang joging sambil mendengarkan musik. Kok nekat amat, sih? Pengin sehat atau celaka?

Hal ini tentu nggak akan terlalu masalah jika jogingnya di jalur khusus, sebab nggak akan ada kendaraan yang bisa nyerempet kita. Masalahnya, nggak semua daerah punya jalur khusus untuk joging. Di kampung saya misalnya. Kalau mau joging ya mau nggak mau berbaur dengan kendaraan di jalan raya, oleh karenanya sangat berisiko jika sambil mendengarkan musik pakai headset.

Sumber Gambar: Pixabay

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Exit mobile version