Jembatan Comal Pemalang: Jembatan Penghubung Pemalang-Pekalongan yang Penuh Misteri

Jembatan Comal Pemalang: Jembatan Penghubung Pemalang-Pekalongan yang Penuh Misteri

Jembatan Comal Pemalang: Jembatan Penghubung Pemalang-Pekalongan yang Penuh Misteri (Pixabay.com)

Bagi kalian yang sering melewati jalan Pantura pasti nggak asing dengan daerah satu ini. Yaps, Kabupaten Pemalang. Sebelumnya, Saya telah membahas mengenai misteri suku pedalaman Purbalingga atau yang lebih dikenal dengan Wong Alas Carang di daerah perbatasan antara Purbalingga dan Pemalang. Kali ini, Saya akan membahas mengenai salah satu jembatan yang ada di Kabupaten Pemalang. Jembatan ini disebut dengan nama Jembatan Comal.

Jembatan satu ini dinamai sesuai dengan nama sungainya, yaitu, Sungai Comal. Jembatan Comal terletak di Kecamatan Comal, Kabupaten Pemalang. Keberadaannya sangat vital, karena jembatan ini menjadi satu-satunya penghubung antara Kabupaten Pemalang dan Pekalongan. Jembatan ini memiliki panjang sekitar 25 meter. Selain itu, Jembatan Comal menjadi jembatan wajib yang dilewati setiap pengendara yang melalui jalur Pantura. Sehingga, Jembatan penghubung Pemalang-Pekalongan ini tidak pernah sepi oleh lalu-lalang kendaraan. Baik kendaraan roda dua, roda empat, bahkan truk dan bus-bus besar.

Meskipun demikian, jembatan satu ini tidak lepas dari kisah mistis yang menyelimutinya. Jembatan ini sempat viral akhir-akhir ini. Hal ini karena ada sebuah video yang menunjukkan robohnya Jembatan Comal karena banjir. Namun, berita itu hanya hoax semata. Meski ya, jembatan yang terletak di jalur Pantura ini pernah roboh sebanyak tiga kali. Tepatnya pada tahun 1923, 1989, dan terakhir pada 2014. Pada 2014, Jembatan Comal mengalami banjir sehingga membuat struktur bangunannya miring. Namun, setelah mengalami sedikit perbaikan oleh Bina Marga, jembatan ini sudah bisa dilalui kendaraan.

Robohnya jembatan ini pun dikaitkan dengan peristiwa gaib yang menyelimutinya. Warga menyatakan bahwa Jembatan Comal merupakan tempat bersemayamnya tiga kerajaan gaib.

Kerajaan pertama ada di pintu pertama bantaran sungai. Konon, Jembatan Comal dihuni oleh sosok ular dan buaya putih. Hal ini yang membuat warga sekitar beranggapan, robohnya jembatan ini karena penghuni kerajaan ular dan buaya putih. Bahkan, beberapa kali warga sempat memberikan kepala kerbau sebagai juru selamat untuk mencegah sosok tersebut mengamuk.

Kerajaan kedua ada di atas jembatan. Sosok yang menghuni tempat ini ada para wanita berpakaian serba putih. Sosok ini sering kali kita sebut dengan nama kuntilanak. Ngeri nggak, tuh?

Kerajaan ketiga ada di dekat makam yang ada di bawah jembatan. Makam tua yang sudah tidak terawat lagi. Beberapa warga juga pernah melihat sosok makhluk gaib di sana. Penghuni tempat ini adalah sosok laki-laki yang menggunakan pakaian serba hitam.

Selain itu, sering terjadi kecelakaan tunggal yang tidak diketahui dengan pasti sebabnya. Bahkan, jembatan yang memiliki panjang 25 meter ini, sering menelan korban jiwa. Namun, sebelum kecelakaan terjadi selalu ada pertanda yang sama. Para calon korban kecelakaan mendengar suara tangisan bayi. Bahkan, ada yang melihat sesosok anak kecil yang tiba-tiba melintas jembatan. Inilah yang membuat konsentrasi pengendara buyar dan mengakibatkan kecelakaan. Sehingga banyak yang mengaitkan kejadian ini dengan tiga kerajaan gaib yang ada di Jembatan Comal tersebut.

Berdasarkan penuturan pekerja yang merenovasi jembatan pada 2014, blio sempat melihat sosok siluman ular. Hal mengejutkan adalah siluman ular ini berkepala wanita dan bertubuh ular berwarna putih. Meskipun tidak mengganggu, sosok tersebut sering kali mengagetkan para pekerja yang sedang bekerja.

Warga mengimbau kepada para pengendara untuk senantiasa waspada saat melalui jembatan satu ini. Terutama bagi kalian yang sering lalu-lalang melewati Jembatan Comal, waspadalah, karena segala hal bisa terjadi kapan saja. Jangan lupa untuk berdoa juga, ya, Guys! Agar kalian dapat terlindungi dari makhluk-makhluk jahat. Memang musibah bisa datang dengan tiba-tiba, tapi setidaknya kita berusaha untuk meminimalisirnya. Bahkan, mencegahnya.

Penulis: Yanuar Abdillah Setiadi
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA 4 Makanan Khas Pemalang, biar Taunya Nggak Nanas Melulu

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.
Exit mobile version