Jarjit dalam serial Upin dan Ipin begitu mudah dikenali. Karakter yang pertama kali muncul pada musim ke-2 episode Tadika itu punya ciri khas gemar berpantun. Hampir setiap komentar yang dilontarkannya didahului dengan pantun terlebih dahulu.
Bocah berusia 5 tahun dengan nama lengkap Jarjit Singh itu sering mengawali pantun dua baris buatannya dengan kata-kata “Dua … Tiga”. Kalau pantunnya sukses besar, dia akan mengatakan “Marvelous! Marvelous!” dengan bangganya. Pantun-pantun Jarjit memang sering mencairkan suasana di kelas Tadika Mesra.
Akan tetapi, karakter jago pantun yang melekat pada Jarjit, bukan berarti pantun-pantun bikinannya selalu sukses. Banyak juga kok pantun yang gagal atau jelek yang dilantunkan oleh Jarjit. Gagal atau jelek dalam artian ini bisa jadi pantun bikinnya tidak sesuai dengan kaidah pantun yang baik dan benar. Bahkan, dia sering lupa melanjutkan hingga pantunnya tidak tuntas.
Nggak percaya? Oke, berikut saya telah membuatkan 8 daftar pantun Jarjit Singh yang jelek dan gagal dalam serial Upin dan Ipin.
Daftar Isi
#1 Pantun Jarjit dalam episode Basikal Baru sangat ngawur
Dua tiga lonceng bunyi
Saya mau beli dua lonceng… kring kring, kring kring
Bagi yang mengaku fans berat Upin & Ipin, kalian masih ingat pantun ini nggak? Kalau masih, saya pastikan berarti kalian bukan fans abal-abal. Sebab, pantun yang dipaparkan oleh Jarjit tersebut muncul pada episode Basikal Baru pada 2009.
Nah, lewat pantun tersebut, saat pertama kali mendengarnya, jujur saya langsung merasa aneh. Ya gimana lagi, pantun dua baris tersebut nggak memenuhi aturan bunyi rima pada umumnya, yakni a-a atau b-b. Jadinya ya lumayan aneh. Sampirannya lonceng bunyi, kok isinya malah beli dua lonceng? Ada kring kringnya lagi. Apaan sih Jarjit, ada-ada saja.
#2 Pantun dalam episode Kisah Dua Malam gagal mencairkan suasana
Pantun ini bermula dari obrolan murid-murid di Tadika Mesra. Awalnya, Upin bercerita tentang tuyul yang di beberapa malam terakhir meneror rumahnya. Namun, setelah lama diselidiki, ternyata tuyul tersebut adalah kembarannya sendiri, Ipin. Sontak hal itu membuat kekecewaan teman-teman kelas. Menanggapi cerita Upin yang mengecewakan, Jarjit melantunkan pantun tiga baris berikut.
Dua tiga tuyul bermain
Semua kepala botak licin
(Hening, Jarjit berpikir keras)
Rupa-rupanya dia Ipin!
Setelah melantunkan pantun nanggung tersebut, teman-temannya nggak ada yang ketawa. Pantun Jarjit gagal memecah suasana. Alhasil, suasana jadi krik-krik meski Jarjit tetap percaya diri melontarkan slogan andalannya, Marvelous! Marvelous!
#3 Jarjit menyembunyikan kesalahannya di balik pantun
Dua tiga ular sawah
Besok la saya bawa
Pantun Jarjit yang gagal dalam episode Kisah Raja Pemburu muncul ketika bocah tersebut tegang di hadapan Abang Saleh. Dia tegang sebab menghilangkan buku yang dipinjam dari Abang Saleh. Saking takutnya dia mengaku hanya lupa membawanya dengan sebuah pantun. Masalahnya, kok pantunnya beda rima? Apa mungkin gara-gara takut dengan rotan Abang Saleh ya?
#4 Pantun nggak niat dalam episode Bila Besar Nanti
Sepandai-pandai tupai melompat
(Hening)
Police lebih pandai lompat
Pantun ini dilantunkan Jarjit ketika presentasi di depan kelas menjadi reporter. Setelah melaporkan berita, dia menutupnya dengan sebuah pantun. Namun, entah mengapa pada saat itu dia loading berpikir lumayan lama. Akhirnya, pantun yang dilontarkan untuk menutup presentasi hari itu terkesan memaksakan. “Police lebih pandai lompat” itu apa maksudnya apa coba?
Baca halaman selanjutnya: #5 Pantun Jarjit untuk …