Jangan Pernah Mempercantik Rumah Kontrakan, Buang-buang Uang, yang Untung Malah yang Punya Kontrakan!

Jangan Pernah Mempercantik Rumah Kontrakan, Buang-buang Uang, yang Untung Malah yang Punya Kontrakan!

Tumbuh besar dan hidup di Jakarta selama puluhan tahun, selama itu pula keluarga saya hidup sebagai orang yang mengontrak rumah. Rumah milik sendiri sih ada, tapi tidak di Jakarta, karena orang tua saya sepertinya punya pemikiran untuk menghabiskan masa tuanya tidak di Jakarta.

Mengontrak menjadi opsi yang dipilih oleh orang tua saya. Sebagai anak, ya, saya ikut saja. Sampai akhirnya kami berpisah rumah karena kini saya telah berkeluarga. Namun, hidup di rumah kontrakan selama puluhan tahun dan beberapa kali pindah memberikan saya satu “ilmu” baru. Jangan pernah mencoba untuk merenovasi atau mempercantik rumah kontrakan yang kita tempati. Mempercantik rumah kontrakan hanya membuat kita sakit hati saja.

Meninggalkan memori yang agak mengganggu

Mempercantik rumah kontrakan hanya membuat memori tidak penting yang amat mengganggu. Kita hanya tinggal di rumah kontrakan, tapi dengan mempercantik tempat itu, seakan-akan kita memiliki tempat itu. Kita jadi selalu bangga dan takjub melihatnya. Padahal, sejak awal, kita tak pernah memilikinya.

Hal itu yang membuat saya selalu memikirkan rumah kontrakan yang ditempati keluarga saya sebelumnya, karena selalu ada memori “indah” di dalamnya. Bagaimana kami mempercantik satu sudut dalam rumah, bagaimana saya menghiasi ruangan, bagaimana leganya kami saat sudah selesai mempercantik satu ruangan.

Walaupun hanya rumah kontrakan kecil, perlakuan kami yang mencoba mempercantik rumah itu membuatnya menjadi memori yang menyakiti hati saya. Saya selalu sedih melihat rumah lama, dan sadar kalau saya tidak akan pernah tinggal di sana lagi. Karena memori ini, saya jadi selalu merasa melankolis ketika melihat sesuatu yang berkaitan dengan rumah.

Rumah kontrakan hanya tempat tinggal sementara, nggak perlu buang-buang uang

Akhirnya saya mengerti dan sadar, kalau rumah kontrakan pada akhirnya hanyalah rumah singgah sejenak. Sesuai namanya, rumah kontrakan, kami tinggal di rumah itu sesuai dengan kontrak. Jika kontraknya habis, sebagai penghuni harus pindah. Mau tidak mau. Mempercantik rumah sementara jadi terlihat bodoh, karena itu kegiatan buang-buang uang.

Kalau dari awal semua fungsi di dalam rumah bisa digunakan dengan baik, harusnya pakai saja yang sudah tersedia. Tidak perlu lah dipercantik dan diganti dengan yang lebih canggih. Kalau genteng bocor, ganti saja dengan genteng merek yang sama. Sumber air hanya dari sumur, pakai saja yang ada. Nggak usah ngide pakai mesin air. Kalau tembok berlubang, tinggal tambal saja, tidak usah direnovasi segala. Kalau kita malah mempercantik rumah, nanti malah ada yang cepat-cepat mau ambil kesempatan di tengah kesenangan kita.

Mempercantik rumah kontrakan hanya bikin pemilik rumah untung, bahkan gelap mata

Saya bukan bermaksud suuzan, hanya saja dengan mempercantik rumah kontrakan, akan ada satu pihak yang diuntungkan dan akan mengambil keuntungan dari kegiatan kita. Pihak tersebut adalah pemilik rumah kontrakan. Bukannya apa-apa, nih. Kita mempercantik rumah, nggak semuanya bisa kita bawa pergi, kan. Apalagi yang berhubungan dengan renovasi. Coba rumah kontrakan yang awalnya satu lantai terus diubah jadi dua lantai oleh yang ngontrak, gimana mau bawa pergi?

Terus, dulu orang tua saya pernah mempercantik rumah dengan segala hal. Bahkan, sampai rumahnya dipakaikan mesin air dan meteran listrik lama yang belum token. Tiba-tiba, kami dipaksa pindah. Saat ingin membawa barang-barang tersebut, pemilik kontrakan malah kesal dan memusuhi. Sungguh sangat keren, bukan? Pemilik kontrakan berpikir kami harus meninggalkan yang ada dalam kontrakan, jadi kami pindah hanya bawa barang yang tidak menempel dalam kontrakan.

Jadi, buat kamu yang masih mengontrak rumah, lebih baik secukupnya saja untuk memperbaiki rumah kontrakanmu. Jangan sampai mempercantik dari standar rumah yang ada. Kecuali, kamu ada niat membeli rumah kontrakan itu. Kalau nggak ada, ya, ngapain. Hanya bikin perkara baru di masa depan.

Penulis: Nasrulloh Alif Suherman
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA 5 Alasan Tinggal di Kontrakan Jauh Lebih Enak ketimbang Ngekos di Jogja

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version