Kehilangan kucing merupakan hal menyedihkan yang dialami oleh babu kucing. Sebab, kucing dianggap sebagai bagian dari keluarga sendiri. Kegalauannya pun bisa melebihi rasa kehilangan pacar. Jadi, kucing > pacar.
Tetapi, kucing hilang atau tidak pulang dari rumah ini pun ada beberapa kemungkinan. Misalnya kucing jantan yang sedang berahi. Kalau sudah masa berahi, kucing jantan bisa berhari-hari tidak pulang. Tiga hari, seminggu, bahkan lebih. Saya juga pernah baca bisa jadi kucing yang mau meninggal juga meninggalkan rumah, karena tidak mau diketahui si empunya. Bisa jadi karena dia kesakitan dan tidak punya tenaga untuk pulang. Atau kucingnya diambil orang. Hmmm.
Sebenarnya ada tindakan preventif yang setidaknya bisa mengurangi risiko kucing hilang. Yang pertama adalah memasangkan kucing kalung yang berisi nama dan nomor HP yang bisa dihubungi. Jadi kalau kucingnya tersesat dan bertemu dengan orang baik, yang mau mengembalikan, orang tersebut akan mudah menghubungi kita. Yang kedua adalah memasang CCTV. Jadi tahu sedikit ke mana arah kucing pergi. Kalau diambil orang kan kelihatan juga. Tapi, ya berat di ongkos sih. Hehe.
Di tulisan ini, saya akan berbagi tips mencari kucing hilang.
Bertanya kepada tetangga
Hal ini pernah saya lakukan sewaktu kehilangan kucing yang baru saya adopsi. Oleh karena jadwal saya menginap di rumah orang tua saya dan tidak memungkinkan kucingnya dibawa, akhirnya semalaman saya kandang kucing tersebut. Ndilalah, saat suami saya pulang ke rumah, ia memberitahu saya kalau kucingnya hilang dari kandang.
Kata emak, atau mertua saya, kucing tersebut mendekam di kali depan rumah. Sewaktu emak memanggilnya, dia justru berlari. Mungkin emak juga tidak punya tenaga untuk mengejar kucing yang larinya gesit itu.
Suami saya pun akhirnya bertanya-tanya ke tetangga kanan-kiri apakah menemukan kucing belang-belang hitam. Hari itu suami saya belum menemukan titik terang keberadaan kucing tersebut.
Hingga dua hari kemudian, salah seorang tetangga datang ke rumah dengan membawa kucing saya! Beliau menemukannya di kandang bebek kepunyaannya. Hmmm. Alhamdulillah, saya senang sekali.
Saya pun percaya bahwa jika kucing tidak diambil orang, mungkin kucing tersebut masih berada di sekitaran rumah kita kalau masih sehari dua hari. Tidak akan jauh-jauh. Beda lagi kalau kucingnya diambil tetangga dan dikurung.
Unggah ke media sosial
Jika dulu mencari kucing hilang dengan menempelkan poster, pamflet, ataupun selebaran yang ditempel di dinding-dinding mana pun sampai tiang-tiang di tempat umum. Sekarang nggak perlu deh. Sudah ada media sosial, kita bisa menyebar foto kucing kita di dinding online.
Kita tinggal upload pemberitahuan bahwa kucing kita hilang di grup-grup WhatsApp RT, RW, Desa, karang taruna, kecamatan, dan sebagainya. Juga upload di story WhatsApp, Instagram, dan Facebook. Ah iya, di grup-grup facebook yang ada sangkut pautnya dengan kucing juga bisa.
Sebab, media sosial menjangkau banyak orang dan menurut saya sangat efektif. Akan banyak orang yang melihat. Barangkali ada orang yang melihat kucing kita, maka akan mudah menghubunginya.
Memberi pesan pada kucing lain
Cara ini perlu dicoba, meski terlihat mustahil. Saya baru tahu cara ini sewaktu membaca tulisan Mbak Kartika yang berjudul Aku dan Kucing di dalam buku Cerita Cinta Para Bucing. Ia punya kucing yang bernama Putih karena warna bulunya putih. Suatu hari Putih menghilang. Atas saran temannya, ia memberi pesan kepada kucing lain untuk meminta Putih pulang. Sebulan kemudian Putih pulang dengan keadaan sangat kurus dan lemas. Entah ia pulang karena Mbak Kartika menitip pesan ke kucing lain atau emang Putih sudah lelah berkelana. Kata dokter yang menangani Putih, ia mengalami dehidrasi dan bantal kakinya luka-luka karena perjalanan yang sangat jauh. Hmmm.
Bagi yang kehilangan kucing dan sudah melakukan hal-hal di atas dan tak berhasil, saya hanya akan bilang sudah ikhlaskan saja. Dan didoakan semoga jika dia diambil orang, semoga orang tersebut merawatnya sama sepertimu dan bisa lebih. Dan kamu mendapat yang lebih baik lagi.