Meskipun saya sudah terbiasa nyetir mobil bersegmen LMPV, rasanya kurang puas jika belum mencoba nyetir minibus dengan kapasitas penumpang di atas 10 orang, laiknya Isuzu Elf. Pengalaman pertama saya nyetir mobil ini, berawal dari saya dan keenam teman saya yang tidak ikut program kampus KKL ke Bali. Lantaran tidak ikut dalam program tersebut, akhirnya kami diharuskan untuk melaksanakannya secara mandiri selang beberapa bulan kemudian.
Dengan pertimbangan jumlah penumpang dan barang bawaan, kami memutuskan untuk menyewa Isuzu Elf Short. Kebetulan, ada teman saya yang sudah mahir menyetir mobil sejenis ini. Saya pun memintanya untuk menyetir mobil ini sekaligus saya minta tolong untuk diberi kesempatan belajar nyetir Isuzu Elf nanti.
Singkat cerita, saya pun berada di samping kursi sopir dalam perjalanan dari Salatiga ke Sleman. Selain menemani teman saya, saya juga sedikit-sedikit ngintip caranya ketika mengendarai Isuzu Elf. Lantas, ketika pulang kembali ke Salatiga, giliran saya yang menyetir. Teman saya duduk di samping saya sambil sesekali memberikan instruksi.
Meskipun ini bukanlah pencapaian besar, tapi belajar nyetir Isuzu Elf patut saya tularkan pada Anda yang ingin mencobanya. Ada dua hal mendasar yang membedakan antara menyetir mobil kecil dengan Isuzu Elf.
#1 Kaca spion dalam jadi tidak multifungsi
Lantaran mobil ini memiliki body yang panjang sesuai dengan kapasitas penumpangnya, ini membuat kaca spion dalam jadi tidak multifungsi. Jadi, pada mobil kecil, kaca spion dalam umumnya untuk melihat penumpang dan kendaraan yang berada di belakangnya. Namun, pada mobil Elf, ia hanya berfungsi untuk melihat penumpang. Sedangkan untuk melihat kendaraan di belakangnya, Isuzu Elf mengandalkan kaca spion kanan dan kiri yang gagang spionnya cukup panjang.
Oleh karena itu, Anda jangan heran kalau melihat sopir yang terbiasa menyetir Isuzu Elf atau Mitsubishi Center, lalu menyetir mobil kecil, biasanya kaca spion dalamnya malah ditekuk ke atas. Alias, ia tidak difungsikan karena mereka tidak terbiasa melihat kendaraan di belakangnya menggunakan kaca spion dalam.
#2 Isuzu Elf bermesin diesel
Mobil Elf ini bermesin diesel. Lantaran bermesin diesel, dalam mengendarainya untuk angkatan pertama saat berjalan, ia dimasukkan di gigi dua bukan gigi satu layaknya mobil kecil. Kecuali, jika dalam keadaan penumpang penuh dan jalanan sangat menanjak, baru dipasang gigi satu.
Selain karena itu, lebih dianjurkan untuk menggunakan gigi dua. Sebab kalau menggunakan gigi satu, tenaga yang dihasilkan akan terlalu besar sehinga getaran mobil akan sangat terasa. Atau biasanya di kalangan sopir diistilahkan dengan “nggereng”.
Dari pengalaman saya, hanya ada dua perbedaan tersebut yang membedakan antara nyetir mobil kecil dengan nyetir Isuzu Elf. Pelajaran dasar ini saya rasa tidak akan Anda dapatkan di LPK setir mobil mana pun. Sebab pada umumnya, LPK setir mobil hanya mengajarkan setir mobil dengan menggunakan mobil kecil saja.
Namun pesan saya, apa pun mobilnya, awali menyetir mobil dengan berdoa dan tetap waspada sepanjang perjalanan.
Sumber Gambar: Logo Isuzu via Wikimedia Commons