Jangan Ngaku Anak UIN Jakarta kalau Belum ke Situ Gintung!

Jangan Ngaku Anak UIN Jakarta kalau Belum ke Situ Gintung!

Jangan Ngaku Anak UIN Jakarta kalau Belum ke Situ Gintung! (Wikimedia Commons)

Suatu hari saya pernah ditanya oleh teman sekelas saya, selama saya di Jakarta sudah ke mana saja. Saya hanya menanggapinya dengan senyum-senyum tipis, karena kehidupan saya selama di Jakarta tidak lebihnya hanya berkutat antara kampus dan kos an. Teman saya juga bertanya apakah saya pernah ke Situ Gintung atau tidak, seolah-olah memecahkan suasana yang cukup canggung pada waktu itu. Katanya, belum sah jadi anak UIN Jakarta kalau belum ke Situ Gintung.

Bagi anak Tangerang Selatan terlebih anak UIN Jakarta, Situ Gintung sudah menjadi tempat yang tidak asing lagi. Hampir semua anak UIN pernah ke sana, bahkan sering. Entah itu untuk jogging di waktu weekend atau hanya sekadar jalan-jalan santai sembari menghirup udara bebas di balik jahatanya polusi udara Jakarta.

Situ Gintung, tempat ngedate anak muda

Tempat ini biasanya dijadikan sebagai tempat ngedatenya anak muda. Selain gratis, jogging track Situ Gintung yang memiliki panjang 4,5 kilometer bisa membuat sebuah cengkrama dengan pasangan jadi lebih puas. Sebab, waktu untuk berduaan lebih panjang, sepanjang track jogging. Selain sebagai tempat ngedate, tempat ini juga sangat nyaman untuk dijadikan ajang ngumpul dengan berbagai teman.

Pesona Situ Gintung juga bisa menghilangkan kepenatan dari hiruk pikuk Jakarta. Guguran daun kering di tepi danau, angin segar tak berpolusi, ditambah dengan kerindangan pohon-pohon yang berjejer rapi sepanjang track, vibesnya seolah-olah healing di luar negeri pada musim gugur. Sayangnya, tempat ini kurang pas dinikmati untuk menyendiri kecuali di luar weekend. Tidak bisa berteriak sepuasnya layaknya di pantai.

Tempat nongkrong segala kalangan

Sebenarnya tidak hanya anak muda yang kerap kali menghabiskan waktu weekend-nya ke Situ Gintung. Orang tua dan anak kecil pun juga banyak yang ke sana. Hanya saja, kebanyakan pengunjungnya itu memang mahasiswa UIN Jakarta. Makanya tempat ini selalu disebut sebagai tempat pelariannya anak UIN, sekalipun tempat healing mereka tak melulu ke sana. Namun, dibandingkan dengan warung kopi, coffee, mall, dan tempat-tempat lainnya, Situ Gintung memang menjadi tempat prioritas healing mereka.

Jaraknya yang tidak jauh dengan kampus 1 dan kampus 2 UIN, membuat tempat ini banyak digandrungi mahasiswa UIN. Makanya sampai ada adagium, tidak sah rasanya jadi anak UIN kalau belum pernah ke Situ Gintung. Padahal keabsahan menjadi anak UIN sebenarnya tidak perlu dikaitkan dengan Situ Gintung. Ia hanya sebatas tempat refreshing, bukan tempat belajar yang bisa meningkatkan kualitas pengetahuan mahasiswa UIN.

Tolok ukur keabsahan menjadi mahasiswa UIN memang tidak bisa dilihat dari pernah atau tidaknya ke Situ Gintung atau seberapa seringnya pergi ke sana. Namun, adagium ini dibuat secara tidak sengaja dan diakui oleh kebanyakan kalangan sekalipun kurang masuk akal. Saya tentu saja tidak berhak menolak adagium tersebut dan menyalahkannya begitu saja. Sebab, itu hanya sebatas lelucon belaka.

Keluar kamar, sekarang!

Bagi mahasaiswa baru UIN yang belum pernah ke Situ Gintung, saya sarankan untuk segera list journey dan meluangkan waktu ke sana. Selain karena agar kalian tidak dianggap tidak sah menjadi anak UIN, itung-itung juga agar kalian bisa olahraga dan tidak mengurung diri dalam kosan. Sebab, Situ Gintung akan memberikan kalian udara baru dari kepengapan kamar dan ajang bertemu dan berkenalan dengan orang-orang dari berbagai kalangan.

Maka dari itu, berdirilah, keluar kamar, dan segera hirup udara yang menyegarkan!

Sumber gambar : Aisyf via Wikimedia Commons

Penulis: Elyatul Muawanah
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Situ Gintung di Tangerang Selatan: Siang Menjadi Titik Kumpul Mahasiswa, Malam Tempat Mesum

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version