Indomie menjadi primadona mi instan masyarakat Indonesia. Pagi, siang, sore, maupun malam adalah waktu yang tepat untuk makan Indomie. Nggak harus menunggu mendung atau hujan deras untuk menikmati semangkuk Indomie, cuaca panas pun tetap cocok menyantap mi instan satu ini.
Warung makan Indomie alias warmindo menjamur di hampir seluruh kota di Indonesia. Menjadi jawaban pernyataan masyarakat kenapa Indomie buatan warung rasanya lebih enak daripada buatan sendiri. Sebenarnya, takaran bumbu Indomie abang-abang warmindo nggak berbeda dengan buatan sendiri. Tapi, memang Indomie yang ujug-ujug dihidangkan di meja terasa lebih nikmat karena kita nggak harus repot-repot menyalakan kompor.
Eh, jangan salah, Indomie buatan sendiri atau warmindo yang enak itu rasanya semakin mantap dengan 6 tambahan bahan ini. Pokoknya jangan makan Indomie tanpa 6 bahan tambahan berikut, deh.
#1 Sawi
Indomie yang gurih dengan aromanya yang khas ditambah sawi, beuh, bikin lidah segar setelah dipenuhi micin kenikmatan. Berdasarkan pencarian saya di Google, sawi memiliki banyak manfaat seperti membantu menjaga kesehatan jantung hingga mengandung efek antikanker. Sawi adalah detoksifikasi yang baik mengingat Indomie dan aneka macam makanan instan lainnya konon dianggap mengganggu kesehatan jika dimakan berlebihan. Ya kali makan Indomie langsung sekardus.
#2 Telur
Indomie kuah maupun goreng yang gurihnya surgawi itu paling pantas dinikahkan dengan telur. Selain harganya yang terjangkau, telur hampir selalu tersedia di tiap dapur kos, rumah, dan tentunya warmindo. Lagi-lagi menu makan seimbang menjadi alasan telur adalah bahan tambahan yang tepat untuk menemani makan Indomie-mu. Karbohidrat dari Indomie, vitamin dari sawi, dan protein dari telur. Cocok!
Telur setengah matang yang ikut direbus dengan mi atau telur ceplok adalah adalah pilihan untuk mempersingkat waktu memasak Indomie.
#3 Cabai rawit
Untuk ukuran masyarakat Indonesia, Indomie selain varian ayam geprek atau seblak jeletot kurang pedas. Meskipun ada tambahan bubuk cabai, namun rasanya sama sekali nggak pedas. Cabai rawit adalah jawabannya. Tiga buah cabai rawit yang dipotong-potong adalah jodoh Indomie bagi para pecinta pedas. Saya sendiri selalu muthel cabai hijau gemuk di pekarangan rumah sebagai pelengkap makan Indomie. Karena apalah arti makan Indomie tanpa merasakan sensasi kepedasan sampai perut merasa hangat.
#4 Sosis
Jika kalian sudah merasa cukup sultan, tambahan telur di semangkuk mi kurang memuaskan. Kurang amis alias nggak ada dagingnya. Daging olahan berbentuk sosis beraneka macam rasa dan harganya. Ada sosis seribuan dengan tubuh langsing hingga sosis sultan bertubuh gemuk yang biasanya disimpan di ruang bersuhu dingin. Mana yang lebih enak? Yaaa, ana rega ana rupa adalah jawaban paling tepat.
#5 Daun bawang
Daun bawang yang dirajang tipis kemudian ditaburkan terakhir setelah Indomie siap dihidangkan adalah simbol kemuliaan pangan. Warna yang hijau segar dan bau aromatik yang khas berpadu dengan gurih dan wanginya Indomie. Glek. Saya menelan ludah dulu, kemudian lanjut menulis. Selain memperindah tampilan, daun bawang juga menambah cita rasa Indomie.
#6 Nasi
Meskipun terdengar nggak sehat, tapi saya yakin banyak pembaca juga melakukan dosa ini. Mengingat khazanah budaya Indonesia di mana makan apa pun harus ditambahkan nasi agar kenyang. Belum makan kalau belum makan nasi. Atau untuk anak kos, Indomie adalah lauk, sementara nasi adalah makanan pokok. Entah mungkin bumbunya yang nggak pelit, jadi ditambah nasi pun rasa Indomie nggak banyak berubah.
Nah, kalau untuk poin ini, saya tutup mata dari sudut pandang kesehatan. Nakal sithik lah. Wong habis makan nasi pake Indomie saya langsung lari mengelilingi rumah 7x. Barangkali dapat wangsit. Nasinya pun cuma sedikit, mung sak pucuk enthong, kelit saya dalam hati.
Ngomong-ngomong soal Indomie, kalian sudah bikin Indomie belum hari ini? Kebetulan adik saya baru saja bikin Indomie di dapur. Baunya tercium dari kamar saya dan langsung otw sikatttttt, eh, minta.
Sumber Gambar: Unsplash