Lagi-lagi Papa membuat kita geram, bukan papa yang di rumah, tapi yang diberitakan oleh media sedang plesir ke toko bangunan di daerah Padalarang, Bandung. Hmmm, siapa lagi kalau bukan the best aktor drama laga kita Papa Setya Novanto.
Kita semua tahu, kalau Papa Setya Novanto begitu lihai meloloskan diri dari banyak kasus yang menjeratnya. Dari berbagai pemberitaan media yang saya baca, Papa terlibat dalam banyak kasus, di antaranya Bank Bali, penyelundupan beras impor dari Vietnam, anggaran pekan PON 2012, dugaan suap mahkamah Ali Mochtar, meminta saham Freeport. Dan dari semua kasus tersebut Papa selalu lolos dari jeratan hukum. Ckckck, itu kalau bukan skill ya jelas passion kan ya.
Bayangkan saja kalau dari kasus awalnya, yaitu Bank Bali, sudah berapa lama Papa kita ini merintis karirnya. Apabila dihitung mulai dari tahun 1998 berarti sudah 20 tahun. Kalau dilakukan pengkategorian kelas, Papa sudah masuk dalam kelas legend. Dengan banyaknya pengalaman dan capaian, Papa Setya Novanto harusnya berani membuka jasa konsultan “menjadi belut dalam hukum Indonesia”
Kita pasti juga tak lupa toh dengan tayangan drama berjudul “tiang listrik” beberapa tahun silam. Papa selalu mangkir menghadiri undangan persidangan kasus E KTP dengan alasan sedang perawatan di rumah sakit. Dan yang lebih mengesankan eh mengesalkan lagi adalah tabrak lari, tiangnya ditabrak orangnya ngga ada. KPK pun sampai pada batas kesabarannya. Sabar ada batasnya, yang ngga ada batasnya adalah nafsu menilap uang.
Sebenarnya kita memang tak pantas langsung menyalahkan kerja pihak penanganan hukum. Karena jawaban dari permasalahan ini adalah bahwa Papa Setya Novanto memang mempunyai keahlian meloloskan diri. Bukan sepandai-pandainya Papa meloncat, itu kebalik. Tapi begini, “sepandai-pandainya hukum menjerat, Papa tetap berkeliaran juga.”
Belum lama ini beberapa media mengabarkan, Papa Setnov –yang sedang dalam masa tahanan– terlihat sedang berada di sebuah toko bangunan di daerah Padalarang, Bandung. bahkan ada berita yang mengabarkan kalau dirinya sedang memilih-milih keramik —mungkin pengen mengeramik lambenya biar makin licin. Kita tahu ini merupakan tindakan yang menyalahi aturan. Papa Setnov yang sedang dalam masa tahanan karena kasus e-KTP kok enak e malah plesir
Namun lagi-lagi Papa Setnov mempunyai pembelaan, ternyata sebelumnya Papa Setnov secara prosedural telah mendapat ijin dari pihak Lapas untuk berobat ke rumah sakit. Huft, bosan sih,Pap, jurus yang digunakan itu-itu mulu. Namun Papa tetap saja melanggar batas perijinan. Ia terlambat 3 jam dari batas waktu yang ditentukan. Beberapa bulan sebelumnya Papa ini juga dipergoki tengah makan di salah satu Warumg Makan Padang di Jakarta.
Drama Papa yang terus bersambung ini sontak membuat masyarakat geram. Masyarakat kembali mempertanyakan kinerja lembaga hukum Indonesia dan terutama lembaga pemasyarakatan yang bersangkutan. Sudah ditangkap kok bolak-balik ucul, sudah kayak tikus di rumahku aja lho.
Ya kami paham kok Pap, siapa sih yang nggak bosan berada di dalam belenggu penjara, lha wong sepasang kekasih yang berada di dalam belenggu percintaan aja bisa jenuh. Tapi ini kan tanggung jawab, hukuman yang dikenakan atas tindakan kriminalmu Pap.
Kalau melihat rekam jejak Papa yang bola-bali lolos dari jeratan kasus dan bola-bali bisa plesir ketika sedang dalam masa tahanan, apa kalian tidak curiga jangan-jangan Papa Setnov ini seorang intelejen negara yang ditugaskan untuk menguji keamanan penjara. Jangan-jangan Papa Setnov ini sama seperti Rey Breslin dalam film Escape Plan (2013).
Film Escape Plan merupakan film laga yang bercerita tentang tokoh Rey Breslin, yang dibintangi oleh Sylvester Stallon. Rey Breslin adalah seorang pemilik perusahaan keamanan yang menjalani profesi selama 14 tahun sebagai penguji keamanan penjara. Mulai dari sini bisa kita temukan kesamaan antara Rey Breslin dengan Papa setnov. Papa bahkan lebih lama, yaitu sudah 20 tahun menguji proses penanganan pelanggaran hukum di Indonesia.
Rey Breslin dalam film ini, karena tugasnya, ia menghabiskan masa hidupnya keluar masuk penjara. Ini sama dengan Papa Setnov yang menghabiskan masa hidupnya untuk tersangkut hukum yang satu ke kasus-kasus yang lain. Kalau orang biasa pasti akan jera, akan malu dengan hukum moral yang disandang. Tapi papa ini ngga e, papa ngga jera, malah semakin menunjukkan kelihaianya. Semakin menguatkan jangan-jangan memang ini profesi Papa.
Dalam film Escape Plan, si tokoh Rey Berslein untuk dapat keluar dari penjara, ia harus memiliki daya ingat dan kecerdasan yang tinggi. Keseharian Rey di dalam penjara adalah mengamati aktivitas penjaga lapas, tahanan-tahanan, dan desain bangunan Lapas. Ia harus mengingat semuanya, untuk mengetahui celah dan menyusun rencana malarikan diri..
Mungkin Papa juga begitu, ia mengamati kebiasaan orang-orang-orang LP Suka Miskin. Mungkin… ini hanya mungkin loh… Papa Setnov memang sudah merencanakan kapan ia melancarkan modus aksinya. Papa sudah menarget, pengawal yang bekerja pada hari itu—hari Papa lolos plesir—diketahui adalah orang yang mempunyai karakter penyayang dan nggak tegaan. Hal tersebut kemudian dimanfaatkan Papa untuk melancarkan aksinya dengan beralasan sakit parah—misal aja nih.
Dalam film ini juga ada adegan di mana Rey, setelah berhasil keluar melewati lubang saluran air dan mengetahui bahwa ternyata penjaranya berada di sebuah kapal di tengah laut, ia pun berusaha mengirim pesan email meminta temannya menjemput. Kita boleh juga berimajinasi Papa Setnov ketika berada di rumah sakit, ia sudah merencanakan untuk mengirim email ke istrinya melalui komputer di bagian kasir. Papa memberi tahu pesan yang ingin disampaikan melalui secarik kertas resep..
Dengan berhasilnya Papa Setnov keluar penjara dan plesir bersama istri, menjadi kesimpulan bahwa Lapas Suka Miskin masih lemah pengamanannya. Nantinya negara akan segera melakukan evaluasi dengan pengurus Lapas. Setelah ketahuan plesir, Papa Setnov sengaja membiarkan dirinya tertangkap lagi. Ia telah mendapat instruksi bahwa setelah ini akan dipindahkan ke Lapas Gunung Sindur, yang berarti ia harus bertugas lagi.
Dari beberapa analisis dan rekam jejak di atas, kita patut curiga sebenarnya Papa ini memang seorang intelejen yang bertugas menguji keamanan penjara. Dari hasilnya menguji Lapas Suka Miskin dapat diketahui bahwa dari segi pertahanan bangunan tidak ada masalah dan cukup aman. Namun kelemahan yang membuat Lapas ini belum aman terletak pada pertahanan psikisnya, yaitu orang-orang yang bertugas.
Pertahanan terkuat bukan terbuat dari baja, bukan seribu batalion tentara, atau gunung-gunung penuh magma, tapi hati manusia. Hati manusia yang kuat memegang amanah. Namun ini juga bisa menjadi kebalikannya. Hati manusia juga bisa menjadi pertahanan paling lemah, yaitu hati yang masih mudah tergoda oleh nafsu.
Dari dalam penjara Papa punya pesan untuk kita semua: catch me if you can~