Jalur Tengkorak Kediri-Blitar: Aspal Bergelombang, Jalan Berlubang, Plus “Bertarung” Melawan Bus Ugal-ugalan

Jalur Tengkorak Kediri-Blitar: Aspal Bergelombang, Jalan Berlubang, Plus "Bertarung" Melawan Bus Ugal-ugalan

Jalur Tengkorak Kediri-Blitar: Aspal Bergelombang, Jalan Berlubang, Plus "Bertarung" Melawan Bus Ugal-ugalan

Mobilitas tinggi di Kediri Raya membuat saya harus sering-sering melintas di berbagai wilayah. Mulai Kediri, Nganjuk, Jombang di jalur utara, Kediri, Pare, Pujon, Batu, Malang di arah tengah atau Kediri, Tulungagung, Blitar dan Malang di jalur Selatan. Tentu saja cara yang saya lakukan untuk melewati jalur itu, terutama Jalan Raya Kediri-Blitar, dengan sepeda motor Supra 125 kesayangan. Semua itu dilakukan agar bisa lekas hafal jalan di Kediri Raya, sehingga memudahkan pekerjaan.

Nah, dari upaya itu saya akhirnya bisa memetakan jalur-jalur mana saja yang menyimpan bahaya. Utamanya bagi pengguna awam yang baru merantau di Kediri Raya. Saya kira tulisan ini akan sangat bermanfaat terutama premotor, Sebab jika kalian akan mengarah ke Malang via Jalur Selatan, pasti akan melewati jalur Kediri-Blitar. Ini adalah salah satu jalan penghubung dari Kediri menuju Malang.

Bagi kalian yang sering melewati jalan ini, tentu saja sudah tidak akan asing dengan topografi jalannya yang beragam. Mulai jalur lurus, kelokan yang tiba-tiba, hingga topografi gunung akan ditemui sepanjang jalan.

Nah, harusnya, orang yang sering lewat Jalan Raya Kediri-Blitar, bisa kah menyiasati cara berkendara dan punya strategi berkendara yang aman. Tapi tetap saja, jalur tersebut masuk jalur tengkorak. Sebab, ya, ini adalah jalan penghubung Kediri ke Malang. Dan ada alasan-alasan lain yang bikin saya bilang jalur ini memang wajar banget disebut jalur tengkorak.

Kondisi jalan yang rusak, ancaman nyata pengendara

Sepanjang jalur Kediri-Blitar masih bisa ditemui akses jalan yang rusak dan berlubang. Mulai di wilayah Ngronggo Kota Kediri tepat di Jalan Urip Sumoharjo, jalan bergelombang dan hanya ditambal sulam sangat mengganggu pengguna jalan.

Mengarah ke Selatan, wilayah Ngunut, Tulungagung juga menyimpan ancaman. Pengendara yang melintas di sana perlu waspada sebab kondisi jalan yang berlubang. Lalu di Jalan Raya Tlogo Serut, Sanankulon, Blitar meski masuk jalur nasional akses jalannya tidak begitu lebar.

Nahasnya, perbaikan yang dilakukan tidak maksimal yang berimbas pada kualitas jalan yang tidak bertahan lama. Apalagi jalur ini juga menjadi tumpuan bagi truk pengangkut pasir dan tebu baik yang dari Malang menuju ke Kediri ataupun sebaliknya.

Pengguna jalan lain seperti musuh bersama

Melintas di Jalur Kediri-Blitar bak mengikuti Program TV Benteng Takeshi. Sebab pengguna jalan satu dan lainnya seakan-akan saling berlomba mengalahkan satu sama lain.

Misalnya, bus. Pokoknya kalau kalian melihat ada bus yang “bertarung”, kalian pengendara motor atau mobil mending mengalah. Biarkan mereka “bertarung”, lebih baik pikirkan keselamatan diri sendiri. Saya heran sama etika pengendara jenis ini, tapi tetap saja, memilih menyelamatkan diri sendiri.

Belum lagi ulah driver yang parkir sembarangan. Okelah jika kendaraannya ada trouble pasti tidak bisa pilih-pilih lokasi berhenti. Tapi ini kondisi sehat lho, sepanjang jalur Kediri-Blitar kalian akan menemukan ulah driver seperti ini. Mulai dari truk tebu, ataupun truk kayu. Bahkan ada juga truk pasir yang kaya gitu.

Bahkan seminggu lalu di Ngantru, Tulungagung, ada pengendara yang meninggal karena menabrak truk yang parkir di bahu jalan dekat Pasar Ngantru. Lagi-lagi, pengendara lain jadi korban.

Akamsi Jalan Raya Kediri-Blitar tak kalah berbahaya

Adagium “di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung” tampaknya tepat untuk menggambarkan akses jalur ini. Selain kondisi jalan, bus yang ugal-ugalan, serta truk yang parkir sembarangan, hal lain yang perlu jadi perhatian saat melintas di jalur ini adalah akamsi. Akamsi pengendara motor ini juga tidak kalah berbahaya dari ancaman yang saya jabarkan sebelumnya.

Saya ingat betul momen-momen memaki akamsi yang niradab di jalur tersebut. Mulai yang tiba-tiba nyelonong dari dalam gang, akamsi yang tiba-tiba belok tanpa sein, sampai yang seinnya kanan beloknya kiri juga banyak saya temui. Dan satu lagi kuncinya sabar. Pokoknya begitu Anda melintas di jalur ini, jaga jarak dengan mereka yang tidak menggunakan helm. Sebab ciri-ciri mudah mengenal akamsi di Jalur Kediri-Blitar yang cuma satu: helm.

Coba deh kalian tanya, apa nggak takut polisi. Jawabannya saya yakin: nggak. Polisi aja ampun-ampunan nggak ngatasi.

Saya hanya bisa berharap untuk semua para pengguna jalan di jalur ini bisa lebih waspada. Semoga yang hendak menuju Malang via Kediri-Blitar bisa berhati-hati agar diberikan keselamatan. Harapannya tentu satu saja, agar ancaman di jalur itu tidak menyebabkan bahaya untuk semuanya sehingga bisa berkumpul bersama keluarga.

Penulis: Fareh Hariyanto
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA 5 Ruas Jalan di Kota Kediri yang Menyimpan Bahaya dan Wajib Diwaspadai Saat Turun Hujan

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version