Jalan Gunung Gumitir menjadi salah satu jalan yang paling saya hindari. Jalan di perbatasan Banyuwangi-Jember itu sangat tidak ramah pengendara, khususnya pengendara sepeda motor. Memang sih, jalannya sejuk dan asri. Namun itu tidak mampu meredam kecemasan saya ketika melintasi Jalan Jalan Gunung Gumitir.
Bagaimana tidak cemas melewati jalan ini? Bayangkan saja, beberapa titik jalan di perbatasan Banyuwangi-Jember itu tidak memiliki penerangan. Padahal rutenya naik-turun dan punya tikungan yang tajam. Berkendara di jalan ini saat malam hari akan sangat berbahaya. Di bawah ini beberapa alasan lain mengapa Jalan Gunung Gumitir membuat pengendara motor seperti saya cemas.
Daftar Isi
Rusaknya beberapa besi pengamanan di tepi jalan (Wire Rope Safety)
Seperti jalanan di daerah pegunungan pada umumnya, Jalan Gunung Gumitir langsung berbatasan dengan jurang di sisi-sisinya. Keberadaan Wire Rope Safety atau besi pembatas jalan menjadi sangat penting untuk meminimalisir dampak kecelakaan. Apalagi jalan ini merupakan perbatasan dua kabupaten Banyuwangi dan Jember yang sudah pasti banyak dilalui kendaraan.
Sayangnya, sejauh pengamatan saya, beberapa besi pembatas terlihat sudah usang dan rusak. Bahkan, di beberapa titik malah nggak ada besi pengamanan sama sekali. Bagaimana tidak deg-degan?
Beradu kecepatan dengan kendaraan besar yang ugal-ugalan
Jalan Gunung Gumitir membuka mata saya, bahwa sopir bus dan kendaraan berukuran besar lain ternyata menyebalkan. Kendaraan segede gaban suka menyalip sembarangan dan ugal-ugalan. Padahal jalan yang berbatasan langsung dengan jurang itu tidak terlalu lebar. Di sisi lain, jalan perbatasan Banyuwangi dan Jember itu dilalui oleh banyak kendaraan.
Sikap arogan para pengemudi kendaraan besar ini sering mencelakai kendaraan lain. Entah sudah berapa ratus kali saya mendengar kabar tentang kecelakaan di Jalan Gunung Gumitir karena pengemudi ugal-ugalan. Pokoknya benar-benar mimpi buruk harus berbagi jalan dengan tipe pengemudi yang tidak bertanggung jawab seperti ini.
Baca halaman selanjutnya: Jalan Gunung Gumitir sering macet karena banyak pengemis di tepi jalan
Jalan Gunung Gumitir sering macet karena banyak pengemis di tepi jalan
Poin ini memang sedikit sensitif, tapi akan tetap saya bahas. Terdapat banyak pengemis di beberapa titik Jalan Gunung Gumitir. Tidak sedikit pula pengendara dermawan yang ingin berbagi rezeki kepada mereka.
Sayangnya, tindakan para pengemudi itu tidak memikirkan pengendara lainnya. Mereka biasanya melaju pelan secara tiba-tiba dan berhenti sejenak di tempat yang tak semestinya. Benar-benar membahayakan.
Rawan longsor di musim hujan
Tanah Longsor adalah hal yang paling saya takutkan ketika lewat jalan perbatasan ini. Apalagi ketika musim hujan tiba. Potensi terjadi tanah longsor semakin tinggi. Saya semakin cemas ketika berita yang mengabarkan tanah longsor di beberapa titik di jalan ini banyak berseliweran di media.
Jalan Gunung Gumitir terkenal memiliki penunggu yang suka mengganggu
Beberapa waktu yang lalu, saya sempat menuliskan artikel berjudul 3 Jalan di Kabupaten Banyuwangi yang Bikin Merinding jika Dilewati Sendirian di Malam Hari di Terminal Mojok. Jalan Gunung Gumitir saya masukkan menjadi salah satunya. Bukan tanpa alasan, jalan ini terkenal dengan cerita-cerita horor yang membuat orang-orang enggan melewatinya di malam hari.
Kisah tentang nenek tua yang sering mengganggu para pengendara adalah urban legend yang paling ikonik di jalan ini. Konon hantu nenek tua itu akan mencelakai pengendara dengan cara menyeberang jalan secara tiba-tiba. Selain itu, ada juga pengganggu berwujud wanita cantik. Hantu ini menjelma sebagai pejalan kaki yang meminta tumpangan, kemudian hantu akan hilang tiba-tiba atau menampakkan wujud aslinya. Serem betul.
Di atas beberapa alasan kenapa saya malas melewati Jalan Jalan Gunung Gumitir di perbatasan Banyuwangi-Jember. Kalau kesabaran dan keberanian kalian setipis tisu, mending jangan lewat sini. Lebih baik lewat jalur utara atau naik kereta api sekalian saja.
Penulis: Rino Andreanto
Editor: Kenia Intan
BACA JUGA Jalan Semarang-Demak, Jalan Paling Bikin Emosi di Jawa Tengah
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.