Jalan satu arah bisa membuat kita jengkel. Apalagi kalau kita asing dengan wilayahnya, perjalanan jadi terasa panjang dan lama. Itulah yang saya rasakan selama berkendara di Solo. Banyaknya jalan yang menerapkan satu arah kerap membuat bingung.
Saya pernah dibentak pengendara lain gara-gara secara tidak sadar menerobos jalan satu arah di Solo. Pada saat itu saya tidak menyadari rambu-rambu yang menandakan satu arah. Entah saya saja atau hal ini juga disadari oleh pengendara lain, saya merasa jalanan di Solo minim rambu lalu lintas. Selain itu, jalanan protokolernya tidak lebar, tidak seperti jalan utama. Ini semakin menyulitkan untuk mengenali suatu jalan menerapkan satu arah atau dua arah.
Pengalaman di atas tidak akan terjadi kalau kita hafal jalan-jalan mana saja yang menerapkan sistem satu arah di Solo. Di bawah ini saya sudah mencatat daftar jalan protokol di Solo yang berstatus sebagai jalan satu arah. Saya berharap pembaca sekalian tidak dibentak orang lain ketika berkendara di Solo, apalagi sampai ditilang polisi karena ketidaktahuan.
Daftar Isi
Jalan Profesor DR Soeharso
Banyak kendaraan berat melintasi jalan ini dari sisi barat menuju timur. Itu mengapa jalan yang terletak di sisi barat Kota Solo itu menerapkan sistem satu arah. Para pengendara sepeda motor yang melintasi jalan ini perlu berhati-hari. Beberapa titik di Jalan Profesor DR Soeharso banyak yang bergelombang. Selain itu, kalian harus selalu waspada pada truk-truk yang melintas di jalan ini.
Slamet Riyadi
Jalan Slamet Riyadi sudah tidak asing bagi warga Solo. Bahkan, orang dari luar Solo juga familiar dengan jalan ini. Jalan sepanjang 12 km itu adalah sarana mobilitas utama Kota Solo. Perlu menjadi catatan bahwa Jalan Slamet Riyadi menerapkan sistem jalan satu arah, tapi tidak di seluruh ruas jalannya. Ruas yang satu arah dimulai dari persimpangan depan Gereja Katolik ST. Petrus ke arah timur sampai mentok ke garis finish di patung Slamet Riyadi.
Jalan Letjen Supratman
Jalan yang membentang dari utara Mangkunegaran hingga tembus ke Jalan Nasional Solo-Semarang ini menerapkan sistem satu arah. Tepatnya, mulai dari Mangkunegaran sampai persimpangan dengan Jalan Monginsidi (timur Stasiun Balapan)
Jalan Letjen Supratman menjadi jalan di Solo yang paling saya hindari saat ini. Pembangunan beberapa proyek prioritas Wali Kota Solo mengakibatkan banyak pengendara yang melintasi jalan ini dialihkan ke Jalan WR Supratman. Selain itu, Jalan Letjen Supratman dahulu lekat kesan bronx atau ‘keras’. Di sana terdapat Pasar Legi, Stasiun Balapan, dan Terminal Tirtonadi dengan kasus kriminalitas tinggi.
Jalan Radjiman
Keberadaan Jalan Radjiman sangat penting untuk mobilitas warga Solo. Jalan Radjiman ini memberlakukan satu arah menuju barat. Sistem satu arah ini dimulai dari persimpangan Baron sampai berakhir di Pasar Klewer. Melintasi jalan ini perlu berhati-hati karena ramai.
Jalan Ronggowarsito-Worawari
Jalan Ronggowarsito-Worawari yang terletak di utara Slamet Riyadi menerapkan sistem satu arah dari timur ke barat. Ruas ini menjadi akses penting menuju area Kota Barat, Mangkubumen, dan Manahan. Jalan satu arah membentang mulai dari Jalan Jendral Sudirman (Balaikota) sampai di garis finish berada di Jalan Moewardi.
Supit Urang
Jalan Supit Urang terletak di antara megahnya bangunan Keraton Surakarta. Di jalan ini terdapat akses utama pintu masuk menuju Keraton Surakarta. Jalan Supit Urang juga menjadi akses menuju Pasar Klewer, Pasar Singosaren dari arah Slamet Riyadi, dan sambungan ke Jalan Radjiman.
Banyaknya titik-titik yang dihubungi oleh jalan ini membuat volume kendaraan yang melintas setiap harinya cukup banyak. Sementara Jalan Supit Urang tidak begitu luas. Oleh karena itu, sistem satu arah mau tidak mau diterapkan dari arah timur menuju ke barat.
Jalan RM Said-Saharjo
Jalan yang berada di utara Pura Mangkunegaran menerapkan sistem satu arah menuju timur. Penerapan satu arah di ruas ini untuk memfasilitasi masyarakat Solo Utara yang ingin langsung menuju ke Balai Kota.
Kapten Mulyadi-Kahar Muzakir
Jalan ini sangat penting bagi bus dan kendaraan berat yang ingin menuju pusat Kabupaten Sukoharjo. Apabila dilihat dari Google Maps, dua jalan itu tersambung hingga membentuk lengkungan. Jalan Kapten Mulyadi ini membentang ke utara dan selatan. Sementara Jalan Kahar Muzakir membentang dari timur dan barat. Terkait status arahnya, Jalan Kapten Mulyadi diperuntukan bagi pengendara yang menuju ke selatan (arah Solo Baru). Tepatnya dari perempatan pintu masuk Kelurahan Joyosuran sampai mentok ke Jalan Brigjen Sudiarto
Jalan Hasanudin
Jalan ini berada di samping pas rel kereta api Solo Balapan persis. Kondisinya cukup ramai karena ada Pasar Nongko yang menjual beraneka ragam jenis tanaman hidup di salah satu titiknya. Di jalan ini saya dibentak habis-habisan oleh pengendara lain karena melanggar rambu-rambu.
Status jalan satu arah di ruas ini berlaku mulai dari perempatan palang kereta api RM Said. Arahnya dari barat ke timur. Sementara kendaraan saya pada waktu itu, menuju arah sebaliknya
Di atas daftar jalan satu arah di Solo. Perlu diperhatikan bahwa jalan-jalan di atas hanyalah jalan arteri dan jalan lokal. Masih banyak ruas jalan di Solo yang menerapkan sistem satu arah. Jadi, tetap perhatikan rambu-rambu di sekitar kalian ya.
Penulis: Fajar Novianto Alfitroh
Editor: Kenia Intan
BACA JUGA 5 Persimpangan Jalan di Solo yang Meresahkan Pengendara, Waspadalah kalau Lewat Sini
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.