Masa sih melewati jalan Kudus-Demak butuh nyali yang besar? Emang “sehoror” apa sih jalannya?
Sama seperti jalur Pantura, jalan dari Kudus menuju Demak juga menjadi momok bagi beberapa pengendara yang melintas. Meski jalan yang menghubungkan Kudus-Demak terbilang lebar dan dibagi dua dengan pembatas di tengah, tetap butuh lebih dari sekadar kehati-hatian ketika pengendara melintasi jalan ini. Saya selalu mengingat Tuhan ketika melewati jalan ini.
Retakan selebar ban motor
Bayangkan, manusia mana yang bisa tenang kalau ada banyak retakan selebar ban motor di jalan yang dilewatinya? Kan bahaya kalau retakannya kayak gitu. Saya salah satu orang yang hampir celaka gara-gara ban motor masuk ke celah retakan. Untungnya nasib baik masih berpihak, stang motor masih bisa saya gerakkan untuk menghindari retakan yang lumrah ada di sepanjang jalan Kudus-Demak.
Nahas bagi orang yang nggak beruntung, salah satunya tetangga saya. Blio pernah menjadi korban akibat roda depan motornya keblusuk salah satu retakan jalan ketika dia berangkat dari Demak menuju Kudus. Akibat kejadian tersebut, blio harus merelakan beberapa giginya tanggal dan luka di sekujur tubuh. Bukan tak mungkin ada korban lain yang mengalami hal serupa tetangga saya. Sama-sama apes.
Sebenarnya beberapa kali ada proyek penambalan jalan, tapi masalah ini nggak ujug-ujug selesai. Jalanan yang retak biasanya muncul lagi setelah ditambal. Di sisi lain, karena hasil penambalan jalan yang nggak rata, masalah baru jadi muncul karena kontur jalan jadi semakin nggak rata dan bikin ban motor mudah oleng.
Selain itu, di beberapa sisi jalan muncul masalah klise seperti kontur jalan yang bergelombang dan nggak sedikit yang berlubang. Yang pasti lubang ini bukan tak mungkin bisa membuat velg motor jadi penyok. Gorong-gorong tanpa penutup dengan pembatas seadanya juga cukup menguji nyali di sini. Saya pernah membantu satu keluarga yang kecelakaan karena motornya terperosok ke dalam gorong-gorong jam 9 malam.
Penerangan ala kadarnya
Di jalan Kudus-Demak ini, malam berubah jadi sesuram kenangan bareng mantan. Bahkan lebih suram karena gelap gulita. Kondisi ini tentu membahayakan pengendara yang melintas di sini di malam hari. Meski ada beberapa tiang lampu penerangan jalan, tetap saja hanya beberapa yang menyala. Jangan harap lampu motor yang hanya beberapa watt itu bisa diandalkan saat melewati jalan ini.
Apalagi selepas melewati perempatan Trengguli sampai daerah Karanganyar Demak, rasanya kayak di jalanan tempo dulu. Masa di mana penerangan jalan hanya mengandalkan obor minyak yang remang-remang, tapi jalanan ini lebih parah kadar gelapnya.
Titik jalan bergelombang dan gelap gulita paling parah ada di daerah Wonoketingal. Lampu jalan di sisi tengah nggak ada yang menyala, mirip seperti pajangan penghias jalanan saja.
Mungkin ada maksud baik
Saya mencoba berpikiran positif meski sedikit terpaksa dengan jalanan yang menguji nyali ini. Mungkin ada maksud baik yang nggak bisa dipahami orang seperti saya. Misalnya, biar jalan Kudus-Demak nggak dipakai buat balapan liar. Atau biar pengendara yang lewat di jalan ini lebih fokus dan selalu mengingat Tuhan karena jalannya rusak dan gelap banget di malam hari.
Jalan yang semestinya aman dilalui pengendara, malah bikin nyawa terancam. Rasa-rasanya kita memang harus bernyali besar untuk melewati jalan Kudus-Demak.
Penulis: Budi
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA 3 Alasan Demak Kalah Tenar Dibanding Kabupaten di Sekelilingnya.