Jalan Gegerkalong Bandung adalah salah satu jalan vital yang menghubungkan tempat-tempat penting di Kecamatan Sukasari, Kota Bandung. Beberapa tempat yang bisa diakses melalui jalan ini ada Museum Barli, Masjid Daarut Tauhid, dan KPAD Gegerkalong. Tidak ketinggalan kampus-kampus ternama seperti Telkom University dan kampus utama Universitas Pendidikan Indonesia (UPI).
Sedikit gambaran, Jalan Gegerkalong atau yang lebih sering disingkat Jalan Gerlong bukanlah satu luas jalan saja. Jalan ini terbagi lagi menjadi beberapa jalan seperti Jalan Gegerkalong Girang, Jalan Gegerkalong Hilir, dan Jalan Gegerkalong Wetan. Ada juga jalan turunannya seperti Jalan Gerlong Tonggoh, penghubung Jalan Gegerkalong Wetan dengan komplek perumahan. Ada lagi, Jalan Gerlong Tengah penghubung Jalan Gegerkalong Hilir dengan Jalan Gegerkalong Girang.
Jalan Gegerkalong dan cabang-cabangnya memang agak memusingkan. Namun, satu yang jelas, Jalan Gegerkalong (cabang atau turunan manapun) adalah jalan vital yang cukup padat. Sayangnya, semakin hari Jalan Gegerkalong Bandung kian menyebalkan. Selain tidak mendapat perhatian dari pemerintah setempat, pengguna jalan yang melintas juga sembrono.
Daftar Isi
Jalan Gegerkalong vital, tapi nggak terlalu lebar
Jalan Gegerkalong merupakan jalanan aktif yang sering dilewati pengendara umum maupun warga Kecamatan Sukasari. Sayangnya, luas Jalan Gegerkalong nggak begitu lebar, bahkan di beberapa cabang hanya muat untuk dua mobil saja. Persoalannya, jalanan ini nggak cuma digunakan pejalan kaki, motor, dan mobil. Truk-truk juga beberapa kali melewati jalan ini. Kalau hal itu terjadi sudah dapat dipastikan kemacetan akan mengular.
Kondisinya diperburuk oleh kehadiran pedagang kaki lima di beberapa titik jalan. Keberadaan mereka di pinggir-pinggir jalan membuat Jalan Gerlong nggak bisa digunakan secara optimal. Kondisinya jadi benar-benar semrawut di jam-jam padat. Kalau pemerintah setempat benar-benar memperhatikan jalan ini, seharusnya mereka mengambil langkah konkret sih. Entah memperluas jalan atau melakukan penertiban agar jalan bisa digunakan secara maksimal. Kenyataannya, Jalan Gerlong ya masih gitu-gitu aja.
Baca halaman selanjutnya: Mahasiswa yang abai …
Mahasiswa yang abai terhadap kebersihan jalan
Seperti yang sudah saya jelaskan sebelumnya, Jalan Gegerkalong menghubungkan daerah-daerah penting. Salah satunya adalah Telkom University dan kampus utama Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Layaknya kawasan perguruan tinggi favorit yang lain, di sekitar kampus pasti ada banyak berbagai fasilitas penunjang mahasiswa mulai dari kosan, tempat makan, laundry, hingga tempat fotokopi. Hal ini menjadikan kawasan sekitar perguruan tinggi jadi kawasan yang padat mahasiswa. Itu mengapa, Jalan Gerlong jadi ruas jalan yang begitu akrab dengan wara-wiri mahasiswa.
Sebenarnya tidak masalah kalau Jalan Gegerkalong jadi daerah yang padat mahasiswa. Persoalannya, para mahasiswa ini abai terhadap kebersihan jalan dan sampah. Tidak sedikit mahasiswa yang masih buang sampah sembarangan di sekitar jalan. Ya, kalau tidak bisa jadi pemuda yang peka untuk membersihkan sampah di jalanan, minimal jangan buang sampah sembarangan lah.
Jamaah atau santri yang kadang tidak peka
Di Kecamatan Sukasari, Kota Bandung, tepatnya di Jalan Gegerkalong Girang terdapat masjid ikonik Daarut Tauhid. Masjid ini bergitu ternama karena sosok Aa Gym yang begitu melekat. Itu mengapa masjid ini kerap ramai santri dan jamaah. Selain sosok Aa Gym, masjid ini memang nyaman sih.
Saya nggak mempermasalahkan masjid yang ramai. Hanya saja, para jamaah atau santri kadang nggak peka dengan berjalan di pinggir jalan secara bebarengan. Kelakuan itu bikin Jalan Gerlong semakin sempit dan menimbulkan macet. Kalau boleh menyarankan, sebaiknya santri dan jamaah sebaiknya berjalan satu-satu dan benar-benar di pinggir jalan. Selain lebih aman bagi mereka, pengendara jadi lebih leluasa.
Di atas beberapa alasan yang menjadikan Jalan Gegerkalong Bandung kurang menyenangkan. Selain jalannya yang memang sempit, pengguna Jalan Gerlong saya lihat-lihat kurang peka. Begitu pula dengan pemkotnya.
Penulis: Handri Setiadi
Editor: Kenia Intan
BACA JUGA Flyover Kiaracondong, Jembatan Layang Paling Jahanam di Kota Bandung. Hati-hati kalau Lewat Sini!
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.