Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Jadi Istri yang Melayani Suami itu Nggak Auto Jadi Babu!

Dini N. Rizeki oleh Dini N. Rizeki
14 Mei 2020
A A
istri yang melayani suami

Hellowww, Jadi Istri yang Melayani Suami itu Bukan Auto Jadi Babu!

Share on FacebookShare on Twitter

Ada ribut-ribut lagi di linimasa perkara istri yang melayani dan memasak untuk suami. Saoloh, mau sampai kapan sih ribut begitu? Nggak bosan? Nggak ada kegiatan lain yang lebih berfaedah gitu?

Sudah lama saya menyimpan pendapat untuk masalah ini dan merasa bahwa semua harusnya memang kembali ke pemahaman masing-masing personal. Tapi oh tapi, berhubung lagi-lagi ada beberapa pihak yang sepertinya sengaja memancing topik ini untuk keluar maka saya kira sekalian saja saya bikin ramai! Biar mengaduh sampai gaduh!

Saya mau mencoba mengupas satu per satu, perlahan-lahan. Ingat, saya bukan ahli di bidang ini, saya juga tidak mewakili pihak mana pun baik para Social Justice Warrior feminisme atau pihak warganet yang mengamini begitu saja paham tersebut.

Pertama, sudah selayaknya seorang istri melayani suaminya. Saya bukan seorang yang religius, tapi saya yakin semua agama mengajarkan hal ini. Jangan anggap hal ini sebagai polah perbudakan. Tidak. Seorang istri yang melayani suaminya dengan baik juga bisa dan mempunyai hak untuk dilayani balim oleh suaminya. Ini paten. Tidak bisa disebut perbudakan bila keduanya sama-sama merasan senang dan puas. Pelajaran pertama kita sebagai manusia dimulai dari rumah, baik sebagai anak maupun sebagai istri. Bila kita sebagai seorang wanita, seorang istri bisa bersikap baik dan santun di dalam rumah maka saat bersosialisasi pun tidak akan menemukan kesulitan.

Kedua, butuh pemahaman dan pengertian yang luas dari kedua belah pihak bahkan sebelum memutuskan untuk menikah. Samakan dulu visinya, karena bila tidak maka keributan-keributan kecil seperti ini akan terus ada. Pemahaman seperti apa? Kita kupas lagi, yuk!

Satu, suami harus paham bahwa istri adalah pasangan hidup. Partner dalam seluruh aspek kehidupan mulai dari diucapkannya sumpah pernikahan sampai nanti saatnya mati. Jangan mentang-mentang istri itu wajib melayani suami maka kalian jadi seenaknya. Nyuruh ini-itu tanpa tahu bahwa kekuatan fisik istri juga ada batasnya, bahwa istri juga punya emosi, punya hasrat.

Bila melihat istrimu kelelahan ya bantulah. Tidak perlu gengsi. Yang namanya pasangan hidup ya harusnya saling mengisi, bukan jaga gengsi. Suami mencuci baju, mencuci piring, atau membantu istri memasak di dapur itu wajar kok. Pekerjaan rumah kelar, istri senang. Bahagia nggak lihat istri senang? Saya pribadi sih malah suka melakukan pekerjaan rumah bersama-sama, karena bisa jadi momen quality time bersama pasangan juga. Camkan itu, kisanak!

Dua, istri yang memang sudah sepatutnya melayani seluruh kebutuhan dan urusan suami (juga rumah) ya sadar diri saja. Itu sudah kewajiban. Yang harus kalian lakukan adalah menjaga komunikasi bersama suami. Kalau capek ya bilang baik-baik, minta dia memahami. Jangan sungkan meminta bantuannya. Dan satu lagi, jangan menganggap dirimu adalah seorang budak. Tidak. Itu salah sama sekali.

Baca Juga:

Melihat Bagaimana Sinetron Indonesia Mencekoki Kita dengan Budaya Patriarki

Para istri memasak juga untuk dinikmati bersama dengan suami kan? Melayani suami dengan baik juga jadinya menyenangkan suami kan? Apa tidak bahagia bila melihat suami senang dengan masakan kita? Ya pasti bahagia lah. Suami adalah pasangan hidup, bukan majikan. Jadi stratanya setara. Yang beda adalah suami (umumnya) bekerja di luar rumah sedangkan istri di dalam rumah. Tapi ya sama-sama bekerja.

Jadi, kalau masih ada yang meributkan perkara ini di media sosial itu hanyalah sebuah tindakan yang buang-buang waktu. Apalagi sampai bawa-bawa feodalisme atau budaya patriarki. Hilih!

Yang namanya berumah tangga itu ya intinya kerjasama, saling dukung, saling menjaga komunikasi, menyenangkan pasangan. Banyak aspeknya! Jangan cuma memperkarakan perihal masak untuk suami atau melayani kebutuhan lainnya!

Sebelum menikah, tanamkan hal ini dulu di otak kalian! Tidak ada yang namanya perbudakan dalam rumah tangga. Ingat, yang saya bicarakan di sini adalah konteks sebuah rumah tangga yang sehat ya, bukan yang sedang bermasalah.

Hey, laki-laki! Pastikan dulu otak kalian bekerja dengan baik ya sebelum nikah, jangan ngakunya open minded tapi ternyata cupet!

Hey, perempuan! Kalau kalian (atau orang tua) beranggapan bahwa kalian sudah sekolah tinggi-tinggi lalu punya karir cemerlang tapi masih harus melayani suami di rumah itu adalah hal yang mengecewakan maka saran saya cuma satu: gak usah rabi! Jomlo ae trus sampe lebaran kuda! Percuma! Ngrameni timeline ae!

BACA JUGA Surat Terbuka untuk Suami yang Merindukan Istri Sempurna Serupa Bidadari dan tulisan Dini N. Rizeki lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 14 Mei 2020 oleh

Tags: budaya patriarkiistri melayani suami
Dini N. Rizeki

Dini N. Rizeki

Seorang yang menulis supaya tetap waras.

ArtikelTerkait

Melihat Bagaimana Sinetron Indonesia Mencekoki Kita dengan Budaya Patriarki, program keluarga

Melihat Bagaimana Sinetron Indonesia Mencekoki Kita dengan Budaya Patriarki

11 Maret 2020
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

3 Kebiasaan Pengendara Motor di Solo yang Dibenci Banyak Orang

3 Kebiasaan Pengendara Motor di Solo yang Dibenci Banyak Orang

16 Desember 2025
Solo Gerus Mental, Sragen Memberi Ketenangan bagi Mahasiswa (Unsplash)

Pengalaman Saya Kuliah di Solo yang Bikin Bingung dan Menyiksa Mental “Anak Rantau” dari Sragen

13 Desember 2025
Boleh Membanggakan SCBD Jogja, tapi Jangan Lupakan Gamping dan Mlati Sleman yang Akan Menjadi The Next SCBD Jogja Barat

Boleh Membanggakan SCBD Jogja, tapi Jangan Lupakan Gamping dan Mlati Sleman yang Akan Menjadi The Next SCBD Jogja Barat

19 Desember 2025
Keluh Kesah Alumni Program Akselerasi 2 tahun di SMA, Kini Ngenes di Perkuliahan

Keluh Kesah Alumni Program Akselerasi 2 tahun di SMA, Kini Ngenes di Perkuliahan

18 Desember 2025
Tangsel Dikepung Sampah, Aromanya Mencekik Warga, Pejabatnya ke Mana?

Tangsel Dikepung Sampah, Aromanya Mencekik Warga, Pejabatnya ke Mana?

14 Desember 2025
Pendakian Pertama di Gunung Sepikul Sukoharjo yang Bikin Kapok: Bertemu Tumpukan Sampah hingga Dikepung Monyet

Pendakian Pertama di Gunung Sepikul Sukoharjo yang Bikin Kapok: Bertemu Tumpukan Sampah hingga Dikepung Monyet

15 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Busur Panah Tak Sekadar Alat bagi Atlet Panahan, Ibarat “Suami” bahkan “Nyawa”
  • Pasar Petamburan Jadi Saksi Bisu Perjuangan Saya Jualan Sejak Usia 8 Tahun demi Bertahan Hidup di Jakarta usai Orang Tua Berpisah
  • Dipecat hingga Tertipu Kerja di Jakarta Barat, Dicap Gagal saat Pulang ke Desa tapi Malah bikin Ortu Bahagia
  • Balada Berburu Si Elang Jawa, Predator Udara Terganas dan Terlangka
  • Memanah di Tengah Hujan, Ujian Atlet Panahan Menyiasati Alam dan Menaklukkan Gentar agar Anak Panah Terbidik di Sasaran
  • UGM Berikan Keringanan UKT bagi Mahasiswa Terdampak Banjir Sumatra, Juga Pemulihan Psikologis bagi Korban

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.