Izinkan Saya Ngiri dengan Anak Teknik

Izinkan Saya Ngiri dengan Anak Teknik

Saya ingat impian saya sewaktu masih menjadi seorang pelajar. Impian yang juga mungkin terlintas pada semua pelajar di Indonesia. Ada yang bisa menebak? Diterima di fakultas impian tentu menjadi salah satunya. Siapa di antara kalian yang tidak ingin diterima di fakultas impiannya? Terlebih lagi jika fakultas itu berada di universitas ternama.

Impian saya ketika masih menempuh pendidikan SMK adalah diterima di Fakultas Teknik (FT). FT merupakan satu-satunya fakultas yang dulu saya paling minati. Walaupun orang tua saya dulu tidak menyetujui saya untuk masuk FT. Mungkin karena saya perempuan dan mereka menganggap saya tidak cocok untuk masuk FT.

Saya sudah berusaha dengan kemampuan saya untuk dapat meraih impian saya tersebut. Mulai dari belajar semua hal yang berhubungan tentang teknik. Saya ingat, saat itu saya mendaftar jurusan Teknik Mesin. Tepatnya saya mendaftar di dua perguruan tinggi negeri. Unesa dan ITS merupakan universitas yang saya pilih untuk jurusan tersebut saat itu.

Namun, kenyataannya saya harus menerima bahwa saya tidak bisa menjadi anak teknik. Jurusan tersebut tidak memiliki hubungan dengan jurusan saya di SMK. Mau gimana lagi, saya adalah lulusan SMK jurusan Multimedia. Paling mentok, kalau nggak terjun ke dunia desain, ya fotografi. Sekarang, saya harus rela mengubur impian saya untuk menjadi anak teknik. Walaupun itu sangat susah, susah sekali.

Harus kalian tahu, saya sangat ngiri dengan anak teknik. Walaupun banyak yang menganggap mereka itu pasti nggak jauh dari oli dan kadang juga terlihat garang. Ah, nggak segitunya kok. Jujur saja, banyak hal yang membuat saya iri dengan mereka. Bukan karena saya gagal jadi anak teknik, tapi karena karakteristik yang dimiliki anak teknik.

Di balik kesan sangar, serius, dan garang, ada banyak hal menarik di baliknya. Hal ini yang jadi alasan kenapa saya sangat ngiri dengan mereka. Ada tiga alasan yang membuat saya sangat ngiri dengan anak FT, ini alasannya:

Satu: Solidaritas

Karakteristik yang paling buat saya iri adalah solidaritas dari anak teknik. Rasa solidaritas mereka sangatlah tinggi. Bagi mahasiswa yang menempuh semester baru, pasti akan merasakannya. Di mana solidaritas ini akan secara langsung diajarkan oleh kakak tingkat mereka.Rasa solidaritas ini, bisa jadi akan ditanamkan sejak mereka melakukan Ospek.

Bagi mahasiswa semester awal, mereka akan diwajibkan untuk saling mengenal teman satu angkatan. Tak hanya saling mengenal, tetapi mereka juga diajarkan tiga hal penting. Saling mengerti, saling peduli, dan saling menghormati. Hal ini bertujuan agar hubungan pertemanan mahasiswa FT erat. Bahkan semakin erat, mereka tidak hanya sebagai teman melainkan bisa seperti saudara dan keluarga.

Dua: Anti Senioritas

Jangan berharap ada senioritas dalam anak teknik. Kalian nggak akan bisa sok senioritas dalam fakultas teknik. “Sakit satu sakit semua, kena satu kena semua.” Ini yang selalu dipegang teguh oleh mereka. Hal inilah yang selalu memacu mereka untuk bertanggung jawab. Walaupun kesalahan tersebut karena satu atau dua orang, tapi mereka akan saling bertanggung jawab. Bisa dibilang, kesalahan satu orang adalah kesalahan satu tim atau kelompoknya.

Jadi, buang jauh-jauh rasa senioritas kalian jika ingin masuk FT. Atau kalian bisa pindah haluan ke fakultas lain. Ide menarik buat kalian, kan? Hehehe.

Tiga: Perempuan Diistimewakan

Kata siapa FT nggak ada perempuannya? Walaupun FT sangat dikenal dengan tingkatan paling keras. Namun kaum hawa di FT akan sangat diistimewakan. Berbanggalah kalian para perempuan yang menjadi anak teknik. Karena di FT, perempuan akan dijadikan seperti sang ratu.

Peran ratu ini juga tidak main-main loh ya. Ratu FT juga mempunyai fungsi dan manfaat tersendiri untuk anak teknik. Sang ratu dapat menjadi pemberi saran dari sudut pandang yang berbeda. Bahkan jika ada yang menyakiti ratu mereka, siap-siap saja wajah kalian di lumuri dengan oli. Huhuhu… seram.

Percayalah, tiga hal tersebut membuat saya iri dengan kalian (anak teknik). Jujur saja, tiga hal tersebut bisa jadi memang ada di fakultas lain. Tapi, saya mengakui bahwa anak teknik yang lebih kuat dalam menerapkan hal tersebut. Btw, anak teknik mana suaranya???

BACA JUGA Mahasiswa Teknik Informatika Kok Nggak Bisa Ngoding? atau tulisan Melina Ayu Agustin lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version