Sebagai anak yang lahir dan tumbuh di pinggiran Kabupaten Probolinggo, hidup berdampingan dengan jalan yang rusak bukanlah hal yang mengagetkan. Ketika pergi ke sekolah, masjid, dan pasar pasti ada saja jalan rusak yang harus dilewati. Tidak berbahaya memang, tapi sangat menjengkelkan ketika harus melewati jalan itu setiap hari tanpa ada alternatif lain.
Ternyata keluhan ini bukan datang dari saya saja. Teman sebaya juga banyak yang mengeluhkan hal serupa. Kapan ya jalan ini mau diperbaiki, ucap mereka. Tahun tahun berlalu, para pemimpin pun silih berganti, kondisi jalanan tak kunjung membaik, berapa lama lagi kami harus menunggu?
Disalahgunakan
Setelah bertahun tahun menanti, akhirnya pemerintah turun tangan. Setahun belakangan ini beberapa ruas jalan mulai diperbaiki dan diperlebar sehubungan dengan adanya proyek tol yang melintasi Kabupaten Probolinggo tercintaku ini. Namun, masalah satu selesai, malah masalah lain muncul.
Ketika jalanan ini akhirnya mulus, malah disalah gunakan oleh beberapa oknum pemuda untuk trek balap liar. Hadeh, emang dasar wong kabupaten.
Di beberapa titik seperti di depan gerbang Tol Gending Probolinggo yang baru saja diresmikan, setiap malam minggu rutin diadakan balap liar oleh beberapa oknum anak muda. Seakan-akan sudah menjadi tontonan wajib, jalan yang lebar dan mulus ini dimanfaatkan sebagai tempat untuk memacu kuda besinya. Kegiatan itu sangat membahayakan pengguna jalan yang lain, pasalnya mereka memulai balapan disaat masih banyak kendaraan yang lalu lalang.
Di bulan Ramadan ini beberapa jalan di dekat rumah yang dulunya rusak namun sekarang sudah bagus, juga kerap dijadikan tempat balap liar sebagai ajang untuk ngabuburit. Ironisnya banyak anak muda yang menonton kegiatan ini seakan akan itu hal yang normal.
Upaya aparat Probolinggo
Pihak berwajib Probolinggo bukannya tinggal diam dalam menanggapi permasalahan ini. Mereka sering berpatroli di lokasi-lokasi yang kerap dijadikan tempat balap liar. Sosialisasi tentang keselamatan berkendara pun juga mereka lakukan. Namun cara mereka belum terlalu efektif untuk menghentikan atau setidaknya mengurangi angka balap liar ini. Terbukti dengan masih maraknya balap liar yang dilakukan. Pihak berwajib perlu melakukan tindakan yang lebih tegas untuk memberi efek jera.
Kenapa hal ini bisa terjadi?
Para pemuda di Probolinggo memang cukup banyak yang menggemari dunia otomotif. Ini terbukti dengan banyaknya motor yang berubah dari wujud aslinya. Motor yang dirancang sedemikian rupa oleh para teknisi cerdas. Selain itu beberapa bulan sekali mereka juga rutin mengadakan kopdar, dengan bangganya mereka membawa bendera yang bernamakan club motornya.
Sebenarnya saya tidak ada masalah dengan hobi mereka itu, selama tidak merugikan orang lain. Cuman ya perlu dihitung juga, kalau hobimu tidak mau disenggol, ya jangan menyenggol kepentingan publik. Kalau memang suka balapan, cari jalur legal. Jangan di jalan raya, jangan bikin orang lain celaka.
Ya inilah ironi Probolinggo. Waktu jalannya rusak, bikin stres. Begitu mulus, malah dipakai balap liar. Sulit!
Penulis: Ramadhan Dwi Rimbawan
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA Probolinggo Itu Kota di Jawa Timur, dan Kami Bukan Orang Madura meski Pakai Logat Madura