Bagi generasi yang lahir tahun ‘90-an, anime adalah sesuatu yang sangat familiar. Bagaimana tidak, anak generasi itu, dulu ketika SD setiap hari minggu disuguhi tayangan anime di televisi swasta nasional dari jam 06.00–12.00. Saya pernah mengalami fase ketika hari minggu itu merasa harus di rumah, daripada harus bepergian—termasuk piknik—karena tidak mau melewatkan setiap episode anime favorit yang tayang di setiap minggunya.
Setahu saya, fase penayangan anime dari pagi sampai siang itu mulai hilang sejak saya SMA—sekira 2007-2010. Namun, anak-anak generasi 90-an yang sudah terlanjur gandrung dengan anime, karena di masa kecilnya setiap minggu tontonannya anime, tetap suka anime. Warnet, menyelamatkan para pecinta anime tersebut.
Dulu, seingat saya—bahkan sampai sekarang masih ada—ada warnet-warnet tertentu yang menyediakan film, termasuk anime secara lengkap. Bagaimana warnet itu bisa menyediakan banyak sekali film? Tentu saja download lewat situs-situs ilegal. Seiring berjalannya waktu, karena semakin canggihnya gawai, warnet mulai tak diminati. Orang bisa menikmati akses internet sambil rebahan di kamar. Tak perlu keluar rumah untuk pergi ke warnet. Belajar dari warnet-warnet penyedia film-film yang didownload dari situs-situs ilegal, para penikmat anime itu menonton anime—entah itu secara streaming atau download terlebih dahulu—melalui situs-situs ilegal.
Saya yakin, banyak orang sadar bahwa menikmati karya apapun secara ilegal, membajak, atau apapun istilahnya, itu tidak baik. Tak ubahnya kita makan gorengan di angkringan tapi tidak bayar. Kalau mau pakai istilah yang lebih gamblang, sama saja dengan “mencuri”. Pencipta karya sangat dirugikan. Iklim industri yang menjadi bagian penting dari distribusi karya yang mendukung pencipta karya untuk terus berkarya menjadi tidak sehat.
Khusus untuk anime, dulu ketika televisi nasional masih menyiarkannya, sebenarnya masih sehat iklimnya. Namun, ketika penyiaran-penyiaran anime itu sudah tidak ada, para penikmat anime bingung, bagaimana cara bisa menikmati anime lagi secara legal dan murah. Akhirnya alih-alih menemukan yang legal dan murah, ditemukanlah cara-cara ilegal yang tentu saja murah. Hal itu berlangsung cukup lama. Dan mau tidak mau menjadi kebiasaan yang sulit ditinggalkan. Bahkan sampai sekarang.
Solusinya tentu saja harus ada platform tertentu yang mudah dan murah untuk diakses. Sekarang, platform-platform semacam itu mulai bermunculan. Dan itu, seharusnya membuat para pecinta anime yang menonton anime secara ilegal mulai tobat.
Sejauh yang saya amati, salah satu platform paling mudah dan murah untuk menikmati anime adalah IQIYI. IQIYI adalah aplikasi yang berasal dari perusahaan Cina dan dapat diunduh melalui Playstore tersebut selain menyediakan drama Cina dan drama Korea, juga menyediakan anime. Bahkan anime-anime yang sangat populer seperti One Piece, Attack On Titan, Boku No Hero Academia, Dr. Stone, Dragon Ball, Sword Art Online, Haikyuu!, serta masih banyak lagi.
Di IQIYI, secara gratis kita bisa menikmati anime dengan kualitas grafik yang saya kira sudah enak dilihat di layar gawai: 720 pixel. Serta suara yang begitu nyaman di telinga, apalagi kalau didengarkan melalui headset. Benar-benar lebih enak, baik dalam kualitas grafik maupun suara, daripada anime yang disediakan di situs-situs ilegal. Padahal sama-sama gratis. Dan menurut saya, iklan-iklan yang muncul juga wajar-wajar saja. Tidak sering dan tidak mengganggu. Kalau ingin menikmati dengan kualitas lebih tinggi, 1080 pixel dan tanpa iklan, bisa membayar. Cukup membayar tiga ribu rupiah di bulan pertama.
Para pecinta anime patut bersyukur dengan adanya kemudahan-kemudahan itu. Saya kira cara terbaik untuk mengungkapkan rasa syukur itu dengan cara menikmatinya melalui platform-platform yang legal. Khusus untuk IQIYI, kalau tidak ingin boros kuota ada caranya. Cari wifi gratis, diunduh supaya bisa menikmati secara offline. Kurang enak apa coba?
Para pecinta anime harus mulai berubah untuk semakin dewasa. Bukan hanya senang menikmati karya anime saja, tetapi juga peduli dengan pencipta karya beserta iklim industrinya. Tentu saja dengan cara menikmati anime melalui platform legal.
BACA JUGA Panduan Misuh Bahasa Jepang biar Kamu Bisa Sekuat Tokoh Anime dan tulisan Dani Ismantoko lainnya.