Indomaret, Alfamart, dan berbagai rupa minimarket memang menawarkan kemudahan. Sementara itu, toko grosir dianggap nggak modern dan bikin ribet. Salah satunya karena nggak bisa cashless. Namun, tahukah kamu kalau toko grosir itu sangat ramah, bahkan paling ramah bagi konsumen, dibandingkan beberapa minimarket? Iya, toko yang sangat bersahaja ini bisa jadi penyelamat hidup konsumen.
Salah satu momen mumet yang membuat dompet siapa pun jadi meriang adalah ketika kebutuhan sehari-hari habis di waktu yang bersamaan. Beras menipis, sampo dan sabun habis, gas elpiji juga mulai kembang kempis. Makin terasa uwow lagi jika hal tersebut terjadi di waktu yang tidak tepat, yaitu di tengah bulan, seperti saat ini. Bukankah gaji itu serupa datang bulan, Kawan? Datang sebulan sekali, habis setelah tanggal satu. Hahaha….
Nah, supaya tidak makin boncos, kita harus bijak dalam menentukan tempat belanja. Dari sekian banyak pilihan tempat belanja, percayalah, Indomaret jelas tidak masuk dalam kriteria tempat belanja yang dompet-able. Lebih baik, mari kita serahkan urusan belanja rutinan ini ke toko grosir. Faktanya, belanja di toko grosir memang lebih menguntungkan dibanding di Indomaret.
#1 Lebih murah
Toko grosir memang tidak senyaman Indomaret. Jarang sekali ada toko yang dilengkapi dengan AC untuk mendinginkan ruangan. Biasanya, hanya ada satu kipas angin nyantol. Begitupun dengan pelayan tokonya. Kita nggak akan melihat karyawan cantik berseragam rapi.
Namun, deretan kesederhanaan itulah yang membuat biaya operasionalnya lebih rendah dibanding Indomaret. Hasil akhirnya, harga-harga di toko grosir sampai ke tangan konsumen dengan harga yang lebih nyungsep.
Jangan terkecoh dengan tagline “Mudah dan Hemat”-nya Indomaret, ya. Nyatanya, Indomaret nggak sehemat itu. Selisih harganya bisa sampai 2-8 ribu rupiah jika dibandingkan dengan toko grosiran.
#2 Minim godaan
Selain bikin tenang di dompet, belanja di toko grosir juga bikin tenang di hati. Kenapa? Karena di toko grosir minim godaan. Di toko grosir, kita terhindar dari barang-barang meresahkan yang memenuhi etalase Indomaret. Ingat, setiap sudut di Indomaret adalah ancaman bagi dompet. Geser kiri ketemu Pororo Drink, geser kanan ada set alat tulis yang lucu-lucu, maju ke meja kasir ada Kinder Joy. Belum minuman meresahkan lainnya, hash.
Selain itu, di toko grosir juga tidak ada pencantuman harga dicoret yang berpotensi membuat kita goyah. Hayo ngaku, siapa di antara kalian yang barang belanjaannya tiba-tiba membengkak gara-gara tergoda dengan harga dicoret yang ada di Indomaret? Selamat, ya, kamu telah terjebak dalam trik psikologi harga, yaitu perasaan merasa lebih diuntungkan karena bisa lebih hemat jika membeli barang yang didiskon. Padahal, belum tentu juga barangnya kita butuhkan. Biasanya, sih, baru nyesel setelah sampai rumah..
#3 Dapat bonus
Ketika jadi pelanggan di sebuah toko grosir, tak jarang si pemilik akan memberikan kita bonus. Kadang dia memberikan kita beberapa barang secara cuma-cuma. Barang-barangnya mungkin sepele, seperti sepotong roti atau bumbu penyedap. Namun, perhatian seperti itu tidak akan kita temukan saat berbelanja di Indomaret. Kalaupun ada benefit, yang bisa Indomaret beri hanyalah poin belanja.
Kalau poin, sih, di toko grosir juga ada. Bahkan, menjalang lebaran biasanya toko grosir akan memberikan bingkisan ke pelanggan setianya. Indomaretmu ngasih nggak?
#4 Lebih fleksibel
Keuntungan lain belanja di toko grosir adalah lebih fleksibel dalam pembayaran. Ini bukan tentang OVO, Gopay, dan Shopeepay, ya. Fleksibilitas dalam pembayaran yang saya maksudkan yaitu, kita bisa bayar nanti alias ngutang. Sori, sori, bukan berarti saya menyarankan untuk ngutang, ya. Namun, sering kali terjadi, si pemilik toko mempercayakan barangnya untuk dibawa pulang terlebih dahulu dan dibayar nanti saat belanja lagi. Misalnya, saat kita menyadari bahwa uang yang kita bawa kurang. Indomaret apa bisa begitu?
Bukan hanya lebih fleksibel dalam pembayaran, ia juga sangat fleksibel dalam hal membatalkan belanjaan. Contoh, nih, pas di kasir si pembeli baru sadar kalau sabun di rumah masih banyak, maka pembeli bisa membatalkan transaksi. Beda dengan di Indomaret. Barang yang sudah tercatat dalam transaksi, sudah di scan barcodenya, tidak bisa dibatalkan.
#5 Terjalin koneksi
Toko grosir, umumnya dimiliki oleh perorangan. Ketika kita rutin berbelanja, otomatis si pemilik toko akan notice dengan keberadaan kita. Nah, saat itulah terbangun koneksi antara pembeli dan pemilik toko. Koneksi ini nantinya akan menguntungkan kita. Saya sudah membuktikannya sendiri saat mencari sponsor untuk lomba hari kemerdekaan di lingkungan rumah. Toko langganan saya, dengan senang hati turut berpartisipasi memberikan banyak sekali hadiah untuk lomba. Indomaret apa bisa pintunya kita ketok untuk dimintai sponsor? Ya, mungkin bisa, tapi birokrasinya ribet.
#6 Minim gangguan
Terakhir, belanja di toko grosir juga minim gangguan. Tahu sendiri kan gimana tabiatnya si Indomaret? Segala barang ditawarkan ke pembeli saat transaksi. Ya roti, ya pulsa, ya donat, hmm… Banyak! Termasuk gangguan lain, seperti keberadaan tukang parkir yang secara gaib tiba-tiba muncul saat kita mau pulang. Nah, kalau di toko grosir, kita bisa terbebas dari gangguan-gangguan tersebut. Enak, kan?
Klir, ya? Belanja di toko grosir ternyata memang lebih menguntungkan daripada belanja di Indomaret. Nggak papa kantong kreseknya nggak ada cap-nya, yang penting dompet aman terkendali hingga gajian selanjutnya.
Penulis: Dyan Arfiana Ayu Puspita
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA Curhat Kasir Indomaret dan Alfamart tentang Tipe Pelanggan yang Menyebalkan