Indomaret: Satu-satunya Bisnis Franchise yang Nggak Cuma Jualan Halu, Bisa Dicoba buat Cari Cuan di 2025

Kursi Indomaret Ternyata Kalah Nyaman dari Kursi Alfamart (Unsplash)

Kursi Indomaret Ternyata Kalah Nyaman dari Kursi Alfamart (Unsplash)

Indomaret tetap jadi bisnis franchise yang nggak jualan halu. Kans untuk untung tetap besar, tanpa perlu jualan mimpi besar

Menjual mimpi sukses sebagai pengusaha tampaknya masih relevan hingga penghujung tahun ini. Buktinya, beragam jenis bisnis waralaba semakin menjamur. Saat menggaet mitra, umpan empuk proyeksi investasi terbaik dari usaha terkait senantiasa disodorkan.

Sialnya, harapan tak selalu seirama kenyataan. Lingkungan bisnis yang dinamis tentu berpengaruh terhadap aliran pendapatan. Preferensi konsumen, tren, dan kompetisi merupakan beberapa faktor di antaranya.

Namun, ada satu usaha waralaba yang diperkirakan akan terus berkelanjutan. Setidaknya, sampai tahun mendatang. Apalagi kalau bukan Indomaret. Boleh dibilang, jaringan minimarket raksasa yang beroperasi dengan sistem franchise tersebut merupakan satu-satunya waralaba di Indonesia yang nggak cuma jualan halu.

Strategi cerdas Indomaret memadukan kebutuhan pokok dan kultur modern pembeli

Aspek pertama yang menjadi inti kesuksesan Indomaret adalah model bisnisnya. Belakangan ini, bertebaran franchise dengan penawaran yang terdengar bombastis dan inovatif. Misalnya saja waralaba bermacam racikan minuman kekinian dan camilan populer yang diambil idenya dari luar negeri.

Berkebalikan dari itu semua, Indomaret justru mengadopsi bisnis tradisional dalam negeri tanpa menafikan sentuhan modern. Kalau dicermati, ide dari waralaba minimarket tersebut yaitu memperbarui konsep warung kelontong agar lebih sesuai dengan perilaku konsumen masa kini. Barang yang diperdagangkan tak jauh beda dengan yang biasa dijual di warung tradisional.

Pencetus Indomaret pasti memahami benar kecenderungan pembeli era sekarang. Konsumen lebih nyaman mengeksplorasi produk yang hendak dibeli sendiri ketimbang dilayani seperti di toko sembako konvensional. Sebab, berbelanja juga terkadang menjadi sarana rekreasi dan kesempatan melangsungkan ‘me time’.

Selain itu, konsumen tak lagi suka berbelanja kebutuhan pokok di supermarket yang biasa tergabung dengan pusat perbelanjaan. Alasannya, tak jauh dari kepraktisan dan kemudahan menjangkau lokasi berbelanja. Tak heran, keunggulan ini mendorong kemajuan franchise Indomaret sehingga dapat melakukan ekspansi sampai ke berbagai pelosok sekalipun.

Brand awareness yang kuat, pelanggan berdatangan sendiri tanpa campur tangan mitra

Salah satu tugas berat ketika memulai usaha adalah memastikan calon konsumen tahu akan produknya. Bahkan, terkadang pemilik merek cuci tangan akan kewajiban tersebut dan melimpahkannya kepada mitra. Hal ini pula yang menjelaskan mengapa banyak merek franchise anyar kurang sukses di pasaran, khususnya di bidang kuliner. Pun, pelanggan condong membeli merek yang sudah mereka kenal daripada bertaruh kualitas.

Beruntung bagi pemilik franchise Indomaret karena bisnis ini memiliki brand yang kuat. Tanpa berpikir panjang, konsumen akan menghampiri gerai terdekat ketika membutuhkan barang sehari-hari. Sebab, mayoritas orang berpikir bahwa produk yang dijajakan di Indomaret sudah pasti lebih lengkap dibanding sederet minimarket sejenis. Kelebihan tersebut menguntungkan para mitra sebab mereka tak perlu berupaya melakukan riset pasar, membangun citra merek, maupun menjaring pelanggan. Indomaret tahu benar bagaimana memperlakukan mitra selayaknya rekan usaha.

Inovasi membagongkan Indomaret lebih dari sekadar minimarket

Disadari atau tidak, walaupun menyontek bisnis warung sembako konvensional, Indomaret tak lantas tutup mata terhadap perubahan zaman. Nyatanya, Indomaret tetap melayani pembelian secara online melalui aplikasi mereka. Tanpa keluar rumah, konsumen bisa mendapatkan barang belanjaan mereka di hari yang sama.

Tak hanya itu, inovasi Indomaret bahkan merambah ke penjualan makanan segar serta minuman kopi kekinian berikut variasinya yang cocok dengan gaya hidup masyarakat modern. Pilihan franchise tipe toko Indomaret yang demikian menambah keleluasaan mitra guna memilih jenis waralaba yang sesuai tujuan mereka. Semakin lengkap, semakin besar peluang menjaring pembeli.

Namun, bukan berarti Indomaret tipe standar tidak berpotensi beralih fungsi lebih dari sebatas minimarket. Faktanya, tidak sedikit orang yang memilih nongkrong murah di teras Indomaret daripada menghabiskan uang di kafe. Cukup bermodal kopi kemasan lima ribuan dan sebungkus rokok, lalu duduk nyaman di atas kursi besi, mereka sudah asyik sambat sendiri.

Ilustrasi tersebut mungkin tampak tidak signifikan dalam menghasilkan cuan. Akan tetapi, bisnis minimarket bicara tentang kuantitas. Apabila ditotalkan, keuntungan yang didapatkan dengan bermitra di waralaba Indomaret jelas menggiurkan.

Selama bertahun-tahun, Indomaret berhasil membuktikan diri sebagai bisnis franchise yang solid dan berkomitmen terhadap mitranya. Kemampuan beradaptasi membuat Indomaret sukses menjadi pemimpin pasar ritel di Indonesia. Memang, rupiah yang diperlukan untuk meminang franchise ini terhitung fantastis. Namun, pundi-pundi laba yang dijanjikan kepada mitra bukan hanya mimpi belaka.

Penulis: Paula Gianita Primasari
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA 7 Hal yang Bisa Dilakukan di Indomaret selain Belanja

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Exit mobile version