Yang Membunuh UMKM Itu Bukan Indomaret atau Alfamart, Tapi Parkir Liar dan Pungli

Indomaret Tidak Bunuh UMKM, tapi Parkir Liar dan Pungli (Pixabay)

Indomaret Tidak Bunuh UMKM, tapi Parkir Liar dan Pungli (Pixabay)

Bulan November 2025 yang lalu, Cak Imin melempar isu yang rada aneh. Dia bilang kalau raksasa ritel seperti Indomaret dan Alfamart itu membunuh UMKM. 

“Kita tahu betul retail-retail raksasa yang masuk ke kampung-kampung kita, bahkan membunuh ekonomi rakyat dan membunuh para pelaku UMKM, terus terang raksasa ritel ini bernama Indomaret dan Alfamart yang betul betul membawa ancaman dan bahaya bagi tumbuhnya usaha kecil dan menengah kita,” kata Cak Imin seperti dikutip oleh Detik.

Tuduhan Cak Imin terdengar lantang, tegas, dan patriotik. Kalau saja tuduhan itu benar karena yang terjadi sebenarnya tidak seperti itu. 

Sebab, kalau mau jujur, ada musuh yang jauh lebih dekat, akrab, dan sering nongol di depan UMKM. Yang saya maksud adalah parkir liar dan pungli yang saya tidak tahu asalnya dari mana. Saya mengalami sendiri bahwa parkir liar dan pungli jadi pembunuh UMKM, bukan Indomaret. 

Jadi, beberapa waktu yang lalu, saya mau buka usaha pentol dan saat itu sedang sibuk mencari tempat. Untuk tempat, pasti ada biaya sewa. Nah, selain biaya sewa, saya juga harus “berkontribusi” untuk penarikan iuran. Kala itu, iuran tersebut bernama “uang kebersihan” atau “uang keamanan”. 

Nah, kalau sebuah usaha ternyata ramai, nanti tiba-tiba akan muncul siluman. Namanya tukang parkir liar. Modalnya cuma rompi dan peluit. Bahkan kadang nggak pakai rompi atau peluit. Cuma modal tampang seram dan megangin ekor motor sambil minta duit parkir. Bahkan Indomaret saja jadi korban siluman meresahkan ini.

UMKM buka 24 jam, tapi parkir liar buka 25 jam, lalu menyalahkan Indomaret

Tahun 2025 saja, sudah banyak pelaku UMKM menggelar protes. Mereka menuntut kepada pemerintah dan aparat supaya memberantas parkir liar. Pasalnya, parkir liar ini juga masuknya pungli. Ia memberatkan pembeli. Lalu, usaha UMKM jadi sepi dan omzet turun.

Parkir liar juga melahirkan stigma yang merugikan UMKM. Mulai dari kawasan yang seakan-akan tidak tertata, hingga kawasan tidak aman untuk konsumen. 

Namun sayang, sampai Desember 2025, parkir liar masih subur di berbagai daerah di Indonesia. Bahkan saya sendiri yang hendak buka usaha, jadi salah satu korbannya. Sementara itu, Indomaret yang jadi “korban” komentar sembrono Cak Imin.

Cak Imin, UMKM tidak kalah saing dengan Alfamart atau Indomaret. Mereka kalah oleh siluman tukang parkir liar yang merasa seluruh trotoar di Indonesia adalah warisan nenek moyangnya.

Pungli dengan berbagai branding

UMKM itu hidupnya sudah cukup berat. Mereka beli barang putus, saingan banyak, bayar listrik naik, bayar sewa tempat. Tapi masih harus menghadapi pungli dengan berbagai branding. Misalnya, pakai nama iuran kebersihan, keamanan, dan entah apa lagi yang jatuh dari langit regulasi gelap.

Ada yang datang harian, ada juga yang kadang datangnya bulanan. Mau nggak bayar, tapi takut ribet dan selalu dipermasalahkan. Apalagi kalau soal uang keamanan.

Masalahnya? Kebersihan? nggak bersih-bersih amat, keamanan? kehilangan ditanggung sendiri, dan UMKM tetap harus bayar.

Kalau mau jujur, iuran ini lebih sering jadi bentuk pungutan informal yang dipaksakan alias pungli juga. Yang repot siapa? Ya UMKM, yang modalnya kadang cuma dari tabungan seadanya, bukan dari investor yang ngopi di SCBD.

UMKM nggak butuh bikin masalah dengan Indomaret, tapi butuhnya ekosistem waras

Persaingan itu biasa. Yang nggak biasa adalah persaingan yang disertai pungutan tambahan dari oknum yang entah dari mana sertifikasinya. UMKM tidak mati karena Alfamart atau Indomaret.

Tapi parkir liar? Iuran kebersihan fiktif? Uang keamanan yang lebih mirip iuran biar nggak diganggu? Tidak ada satu pun dari itu yang menciptakan ekonomi. Yang ada malah menciptakan stres dan risiko adu argumen setiap akhir bulan.

Jadi tolong, bilangin ke Cak Imin. Kalau benar ingin membela UMKM, musuhnya bukan rak-rak rapi dan kasir yang murah senyum di Indomaret. Musuh kami adalah pungutan liar, peraturan abu-abu, biaya-biaya yang tak masuk akal, serta sistem yang membiarkan UMKM jadi sapi perah mikro oleh oknum mikro dalam birokrasi mikro

Ini bukan masalah bisnis modern versus tradisional, tapi ekosistem versus ketidakjelasan. Sekali lagi, tolong bilangin ke Cak Imin atau siapa saja politisi yang sedang cari panggung lewat isu UMKM.

Yang membunuh UMKM itu bukan Indomaret. Tolong jangan ngawur kalau berpikir, berbicara, dan bertindak.

Penulis: Haqqi Hidayatullah

Editor: Yamadipati Seno

BACA JUGA Parkir Liar Susah Diberantas, Siapa yang Membekingi?

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version