If You Wish Upon Me: Drakor Hangat, Sedikit Mengecewakan

If You Wish Upon Me Drakor Hangat, Sedikit Mengecewakan Terminal Mojok

If You Wish Upon Me Drakor Hangat, Sedikit Mengecewakan (Instagram KBS Drama)

“Sowoneul malhaebwa!” kata SNSD dalam lagu “Genie (Tell Me Your Wish)”. Semangat lagu ini pun dibawa ke dalam drama If You Wish Upon Me yang baru saja menamatkan episode ke-16 semalam. Kebetulan, salah satu personel SNSD, Choi Soo Young, menjadi pemeran utamanya. Ah, mungkin nggak sepenuhnya kebetulan. Saya yakin tim produksi dan casting director sudah mempertimbangkannya sejak lama. Drama yang juga dibintangi oleh Ji Chang Wook dan Sung Dong Il ini telah memporak-porandakan banyak hati. Nyaris setiap episodenya mampu membuat penonton menangis. Netizen bahkan menyebut drakor satu ini semacam “mengandung bawang”.

Drakor ini menunjukkan bahwa setiap orang punya dan berhak untuk bermimpi, bahkan saat ajal sudah berada di depan mata. Misalnya, seorang purnawira polisi yang ingin minta maaf kepada korban kesalahan investigasinya sebelum meninggal, atau seorang laki-laki setia yang ingin pulang ke rumah lamanya untuk mengenang masa bahagianya. Keinginan terakhir mereka bisa terwujud berkat kerja keras relawan rumah sakit perawatan Woori, Tim Genie. Tim Genie percaya bahwa keinginan terakhir pasien harus diwujudkan. Setelah semua rasa sakit, pasien layak tersenyum untuk terakhir kalinya.

If You Wish Upon Me menawarkan cerita episodik macam Move To Heaven-nya Netflix dan tipikal drama courtroom dan investigasi. Namun, cerita-cerita dalam If You Wish Upon Me lebih membaur dengan plot utamanya. Sebagai drama tearjerker, If You Wish Upon Me telah berhasil menyentuh penonton dengan sensitivitasnya. Terlebih, drama ini nggak menghakimi siapa pun. Saya yakin drama ini akan mudah disukai pencinta drakor zaman baheula yang memang suka mencari tontonan sedih. Namun, bagi tipe penonton yang skeptis dan kritis, drama ini mungkin nggak akan mudah dinikmati. Ada beberapa hal yang akan membuat mereka mengerutkan dahi. 

“Hah, kenapa dia ngelakuin ini? Kenapa begitu? Ih, terlalu naif!”

If You Wish Upon Me hadir sebagai drama yang setia pada nuansa drakor era 2000-an dengan sedikit penyesuaian, di tengah gempuran drakor bikinan OTT streaming macam Netflix yang pendekatannya lebih modern dan kadang “kebarat-baratan”. Meski kalah populer, If You Wish Upon Me tetap konsisten bikin anak orang menangis malam-malam. 

Salah satu faktor keberhasilan drama ini dipegang kuat oleh para pemeran yang sukses memberikan penampilan terbaik mereka. Saya ingin mengapresiasi penampilan Sung Dong Il sebagai Kapten Tim Genie yang sangat impresif. Tak lupa dengan akting Choi Soo Young yang semakin berkembang meski kadang sulit membedakan karakter yang dia perankan dan Choi Soo Young asli. Selain itu, di drama ini, kita juga akan melihat Ji Chang Wook memerankan laki-laki canggung dan gengsian yang selalu berhasil di momen-momen komedik. 

Soal naskah, saya agak sulit menilai. Pertama, sebagian cerita solid, tapi beberapa lainnya cacat. Penuturan ceritanya pun terkadang seperti orang sedang kebelet pipis—terlalu cepat. Beberapa cerita bahkan nggak “selesai” dan dilupakan begitu saja. 

Drama ini bisa membuat penonton suka, bisa juga benci. Naskahnya bagus, tapi terlalu banyak hal yang ingin mereka bicarakan, akhirnya nggak tuntas. Padahal, jika mereka mengambil sebagian cerita saja, mungkin bisa sebagus Move to Heaven. Sayang sekali aturan TV Korea soal jumlah episode sepertinya tidak berpihak pada naskah drama ini. Akhirnya ada banyak filler yang dimasukkan hanya untuk menambah durasi. 

Menurut saya, jika durasinya dipangkas ke dalam 10-12 episode, If You Wish Upon Me akan lebih mudah ditonton. Jujur, terdapat beberapa momen di drama ini yang akhirnya saya percepat karena tidak penting. Durasi yang ngaret ini penyakit klasik drama Korea. Sepertinya TV Korea harus belajar dari Netflix atau Kakao TV tentang bagaimana cara membuat cerita yang padat dan seru. 

If You Wish Upon Me ditutup dengan layak meskipun saya kurang terkesan ending-nya. Mungkin karena ada satu karakter jahat yang secara ajaib dimaafkan dan dimaklumi. Hal itu cukup mengganggu bagi saya. Namun, tampaknya banyak juga penonton yang nggak mempermasalahkan hal tersebut. Dan itu nggak apa-apa. 

Terlepas dari kekurangannya, If You Wish Upon Me tetaplah tontonan yang hangat. Drama ini sedikit banyak mengingatkan saya pada kematian—dalam hal baik—dan mulai menulis daftar keinginan, sebab nggak ada yang tahu garis finish kita sedekat apa. Setidaknya, saya bisa mulai mencicil daftar tersebut. 

Ngomong-ngomong, If You Wish Upon Me bisa kamu saksikan di Viu!

Penulis: Rizal Nurhadiansyah
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA 7 Drama Korea Terbaru Siap Tayang Oktober 2022.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.
Exit mobile version